Authentication
291x Tipe PPTX Ukuran file 1.01 MB
LATAR BELAKANG MASALAH Nilai UAS siswa kelas VIII-5 dari 24 orang siswa per kelas, hanya Pelajaran Bahasa Indonesia tercatat baru 14 siswa (58%) yang merupakan mata pelajaran memperoleh hasil yang maksimal di yang memiliki berbagai sub atas batas ketuntasan belajar kajian salah satunya ialah Teks minimal mereka (75). Sedangkan Eksplanasi yang merupakan sisanya 10 siswa sekitar (42%) materi teks yang berisi tentang memperoleh rata-rata nilai di bawah proses mengapa dan bagaiman 75. Salah satu cara untuk a suatu peristiwa alam, ilmu meningkatkan pemahaman siswa pengetahuan, sosial, budaya, terhadap materi Bahasa Indonesia dan lainnya bisa terjadi. khususnya bagian Teks Eksplanasi Keberagaman materi pada ialah menerapkan model mata pelajaran Bahasa pembelajaran yang melibatkan Indonesia ini tidak semuanya peran aktif siswa di dalamnya yang dapat dikuasai dengan baik salah satunya ialah model oleh siswa di SMP N 1 Banda pembelajaran kooperatif atau Aceh, sehingga berdampak cooperative learning. Salah satunya terhadap hasil belajar/prestasi tipe pembelajaran koopeartif ialah yang diperoleh. Rendahnya Broken Heart. Dalam model ini hasil belajar siswa mata siswa mengelompokkan materi yang pelajaran Bahasa Indonesia terpisah-pisah (pecah-pecah) ke kelas VIII SMP Negeri 1 Banda dalam satu kesatuan konsep materi Aceh dapat diperhatikan nilai yang terbentuk dalam hati. Ujian Akhir Sekolah, seperti Kecocokan materi dengan model ini yang terlihat pada kelas VIII-5 dikarekan materi teks eksplanasi dan VIII-6. berisi uraian dalam bentuk option- option yang sangat tepat untuk dibuat dalam pola Broken Heart. RUMUSAN MASALAH Apakah terdapat perbedaan hasil belajar teks eksplanasi siswa dengan model pembelajaran kooperati tipe Broken Heart dan model pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP TUJUAN PENELITIAN Negeri 1 Banda Aceh ? Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar teks eksplanasi siswa dengan model pembelajaran kooperati tipe Broken Heart dan model pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh. MANFAAT PENELITIAN Manfaat Manfaat Teoritis Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat Hasil penelitian ini diharapkan dapat meyumbangkan ilmu pengetahuan bermamfaat bagi khususnya tentang kajian pengaruh Sekolah penerapan model pembelajaran kooperati Guru tipe Broken Heart terhadap hasil belajar Pembaca teks eksplanasi siswa kelas VIII SMP Siswa Negeri 1 Banda Aceh. Peneliti LANDASAN TEORI 1. Teori Belajar: Budiningsih (2008:20) “Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon”. 2. Hasil Belajar Bloom dalam Suprijono (2010:6-7), mengemukakan hasil belajar mencakup “kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (mengurai-kan dan menentukan hubungan). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), organization 3. Pembelajaran Kooperatif (organisasi)”. Isjoni (2013:16) menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas- tugas yang terstruktur. 4. Model Broken Heart Model ini disebut juga dengan puzzle, dalam model ini siswa mengelompokkan materi yang terpisah-pisah (pecah-pecah) kedalam satu kesatuan konsep materi yang terbentuk hati. Umumnya digunakan pada materi yang berisi uraian dalam bentuk option-option (Komalasari, 2013:86). Adapun langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Broken Heart adalah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan beberapa bentuk segitiga/bujur sangkar/hati yang dipecah ke dalam beberapa kartu. Masing-masing kartu berisi satu option uraian dari konsep materi dan akan membentuk satu kesatuan (utuh) bentuk tertentu hati. 2. Setiap kelompok siswa mendapat beberapa potongan kartu pecahan dari hati. 3. Setiap kelompok siswa membentuk satu kesatuan kartu ke dalam bentuk hati yang tepat sehingga membentuk satu kesatuan konsep materi. 4. Setiap kelompok siswa yang dapat membentuk satu kesatuan kartu pecahan segitiga/bujur sangkar/hati sebelum batas waktu diberi poiun. 5. Perwakilan masing-masing kelompok siswa menempelkan satu kesatuan kartu pecahan hati di papan tulis. 6. Guru dan siswa mengklasifikasi hasil karya siswa dalam membentuk hati konsep materi. 7. Kesimpulan/penutup (Komalasari, 2013:87).
no reviews yet
Please Login to review.