Authentication
388x Tipe PDF Ukuran file 0.31 MB Source: mtsmanbaulhuda.sch.id
MATERI AQIDAH AKHLAQ KELAS VIII BAB I AL-QUR’AN DAN KEISTIMEWAANNYA KOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan nya 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori KOMPETENSI DASAR 1.1 Menghayati keutamaan al-Qur'an 2.1 Mengamalkan sikap kecintaan kepada al-Qur'an 3.1 Memahami sejarah, hakikat, dan keistimewaan al-Qur'an 4.1 Mengomunikasikan contoh bukti-bukti keistimewaan al-Qur'an A. PENGERTIAN DAN HAKIKAT AL-QUR’AN Al-Qur’an menurut bahasa berasal dari kata Qara’a-Yaqra’u-Qur’anan artinya: bacaan atau yang dibaca. Pengertian ini didasarkan pada firman Allah dalam Surat Al- Qiyamah ayat 16 –18 sebagai berikut: ا ا ُ َ ا ا َّ ا ُ ُ ُ اا ا ا ا ا ا اا ا ا ِّ اذإف هنآرقو هعمج انيلع نإ هب لجعتل كناسل هب كرحت لَ ِ ِ ِِ ِ ِِ ِ ْ ْ ا ُ َّاا ااا ا ُ َّاا ا ُ ُ ُ ُ ا ا هنآرق عبتاف هانأرق اذإف هنآرق عبتاف هانأرق ِ ِ ِ Artinya : ”Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran Karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”. Adapun menurut istilah, al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjizatnya dan bagi yang membacanya merupakan ibadah. Al-Qur’an adalah firman Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi terakhir, dinamakan al-Qur’an karena merupakan kitab suci yang wajib dibaca, dipelajari, dan merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik. Al-Qur’an juga mempunyai nama yang cukup banyak, diantara nama-nama lain al- Qur’an adalah sebagai berikut: 1. Al-Kitab Al-kitab berarti Kitab atau buku. Nama ini diambil dari firman Allah Swt berikut: ْ ا ْ ا َّ ًُ ا ا ا ا ا ُ ُ َٰ يقتملل ىده ۛ هيف ۛ بير لَ باتكلا كل ذ ِ ِ ِِ ِ ِ Artinya: Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Q.S.al-Baqarah/2: 2). 2. Al-Furqan Al-Furqan berarti pembeda, maksudnya al-Qur’an menerangkan secara jelas mana yang benar dan yang salah. Nama ini dambil dari firman Allah Swt berikut : ا َ ْ ُ َ ا ْ ا َّ ا ا ا ُ ا ا َّ ا ا ا ا ا اا َٰ ار يذن يملاعلل نوكيل هدبع لَع ناقرفلا لزن يذلا كرابت ِ ِ ِِِ ِ ِ Artinya: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Q.S. al Furqan/25:1) 3. Az-Zikr Az-Zikr berarti peringatan. Al-Qur’an dikatakan Az-Zikr karena banyak ayat- ayatnya yang berisi peringatan kepada manusia. Nama ini diambil dari firman Allah swt berikut: َ َ َّ ْ ِّ ْ ا ا َّ ا ُ ُ ا َّ ا ا ُ ا نوظفاحل هل انإو ركذلا انلزن نحن انإ ِ ِ ِ Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Q.S. al-Hijr/15:9) 4. Al-Huda. Al Huda berarti petunjuk.Al-Qur’an dikatakan Al-Huda karena ayat-ayatnya berisi petunjuk bagi manusia. Nama Al-Huda diambil dari Firman Allah swt berikut: ُ ْ َّ ً ُ ُ ُ ا ا ا ا َّ ا ِّاا ا ا ا ُ نم تانيبو سانلل ىده نآرقلا هيف لزنأ يذلا ناضمر رهش ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ا ْ ْ ُ ا ا ُ َٰ ناقرفلاو ىدهلا ِ Artinya: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) AlQur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Q.S.al- Baqarah/2;185) 5. An-Nur An-Nur berarti cahaya. Al-Qur’an dikatakan An-Nur karena petunjuk- petunjuknya adalah sebagai penerang hati manusia. ُ َ ا ُ َ َ ُ ُ َّ ُ ا ا ا ا ا رون نم هل امف ارون هل للَّا لعجي مل نمو ِ ِ Artinya: Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun. (Q.S.an-Nur/24:40). 6. Al-Bayyinah Al-Bayyinah berarti keterangan Al-Qur’an dikatakan Al-Bayyinah karena ayatnya berisi beberapa keterangan atau penjelas bagi suatu masalah. Nama ini diambil dari firman Allah Sw berikut : َ ِّ ْ ْ َ َّ ُ َ ا ا ا َّ ا ا ُ ا ا ا ا ُ َ ْ ُ َٰ تّح يكفنم يكشملاو باتكلا لهأ نم اورفك نيذلا نكي مل ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ُ ْ ا ا ُ ِّا ُ ا ةنيبلا مهيتأت ِ Artinya : orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata (Q.s. al-Bayyinah/98:1) ْ َّ َ َّْ ا ا ااُ ُ ا ا ا ُ ا ا ا َّ نايبلا هملع ناسنلْا قلخ نآرقلا ملع نمحرلا ِ “Dzat Yang Maha Pengasih. Telah mengajarkan Al-Qur’an, mencipta manusia dan mengajarkannya Albayan” (Q.S. Ar-Rahman: 1-4) Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah nikmat Allah pertama, terpenting dan paling bernilai, karena manusia tanpa ajaran dan bimbingan Allah tidak akan mungkin sampai kepada kesempurnaan finalnya. Tanpa Al-Qur’an tidak ada seorang pun yang mampu singgah di posisi kemanusiaannya yang semestinya. Nikmat terbaik Allah yang tidak lain adalah Al-Qur’an juga merupakan Ahsanul hadits/ kalam terbaik. Ia merupakan ucapan terindah baik dari segi lafaz, ungkapan, kefasihan dan balaghah. Sebagaimana ia juga kalam terbaik dari segi kekayaan kandungan dan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam menggambarkan keagungan Al-Qur’an, Allah Swt menegaskan: ا َ َ ْ َ ْا ْ َ َّ ا ِّ اُ ا ا ُا ا ا ُ ا ا اُ اا ا لاثملْا كلت و للَّا ةيشخ نم اعدصتم اعشاخ هتيأر ل لبج لَ ع نآرقلا اذه انلزنأ ول ِِ ِ ِ ِ ٍ َّاََّ ا ا ا َّ ا ُ ُ ُ ا نوركفتي مهلعل سانلل اه بضن ِ ِ ِ “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (Al-Hadiid: 21) Ketidakmampuan gunung dan hancurnya makhluk yang kokoh ini tidak lain karena Al-Qur’an adalah tajjali (jelmaan Allah Swt). Dalam kisah Nabi Musa as ketika beliau didesak oleh kaum Bani Israel untuk memperlihatkan wujud asli Allah Swt, jawaban Allah datang dengan menegaskan: َ َ ُ ا َ َُ ََّ َ ا ُُُّ ا ا ِّاااا ا ُا َّا رظنا نكل و نارت نل لاق كيلإ رظنأ نرأ بر لاق هبر هملك و انتاقيمل سىوم ءاج امل و ِ ِ ِ ِ ِ ِ ًَّ ْ َّاَا ا اا ا َْ ا ا اُ ُُّ ا ُ ا ُ ا اااا ا اَّ ا ا اا َّ َّ سىوم رخ و اكد هلعج لبجلل هبر لَجت املف ن ارت فوسف هناكم رقتسا نإف لبجلا لَإ ِ ِ ِ ِِ ِ ا .اقعص ِ “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa:” Ya Tuhanku, tampakkanlah ( diri Engkau ) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman:” Kamu sekali- kali tidak sanggup melihat- Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya ( sebagai sediakala ) niscaya kamu dapat melihat- Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan”. (Al-A’raf: 143)
no reviews yet
Please Login to review.