jagomart
digital resources
picture1_Forest Pdf 159062 | 11353 Id Model Pengembangan Agroforestry Pada Lahan Marginal Dalam Upaya Peningkatan Pend


 135x       Filetype PDF       File size 0.03 MB       Source: media.neliti.com


File: Forest Pdf 159062 | 11353 Id Model Pengembangan Agroforestry Pada Lahan Marginal Dalam Upaya Peningkatan Pend
humanity versi online volume 7 nomor 1 september 2011 23 27 http ejournal umm ac id index php humanity article view 1406 model pengembangan agroforestry pada lahan marginal dalam upaya ...

icon picture PDF Filetype PDF | Posted on 20 Jan 2023 | 2 years ago
Partial capture of text on file.
                 HUMANITY                                                                                                          Versi online:
                 Volume 7, Nomor 1, September 2011:  23 - 27                       http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1406
                       MODEL PENGEMBANGAN AGROFORESTRY PADA LAHAN
                                                     MARGINAL DALAM UPAYA
                   PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN
                                                                      Joko Triwanto
                         Staf Pengajar Jurusan  Kehutanan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
                                                    Alamat Korespondensi : Jl. Tlogosuryo IV/7 Malang
                                                          Telpon : 0341-571406,  Hp : 0 81805077641
                                                                       ABSTRACT
                               The purpose of this research are to know the success level agro forestry model development
                         in marginal area, increasing income and sociaty prosperity surroundng forest, to know the different
                         between the growing of teak tree agro forestry and non agro forestry. This research was conducted
                         in forest area in Arjowinangun village, sub distric Kalipare District Malang. This area was chosen
                         purposively considering that area is one of the areas which has agro forestry development program
                         in marginal area.
                               The mean wide of each farmer who does agro forestry is 0,22 Ha, the product of rice plant is
                         823.350 rupiah, corn is 376.450 rupiah, and peanut is 516.250 rupiah, per planting season. B/C ratio
                         rice plant 3,091, corn 2,288, peanut 2,809, it means that agro forestry system is very effective and
                         very benefit. The mean highand main plant diameter with agro forestry is 2,397 m and diameter
                         5,81 cm and non agro forestry main plant is 1,671 m and diameter 2,1201 cm.
                               Agro forestry development modeldene by interropping can increase the income and prosperty
                         of the sociaty surrounding the forest with B/C ratio rice 3,091, corn 2,288, peanut 2,809. agro
                         forestry development model effected the growing and development the main plant, it can be seen
                         from the mean high differentiation 2,397 m and diameter 2,1201 cm. This model can also increase
                         the awareness of the people surrounding the forest in keeping the fertility of the forest.
                               The researcher suggests the perhutani not to the agro forestry program, because this program
                         can increase the income and properity of the people surrounding the forest. Guidance and control is
                         neccesary in order this agro forestry development program more focus in keeping, exploiting and
                         preserve the forest.
                         Keywords : Agro forestry, forest, marginal area, society income.
                 PENDAHULUAN                                                           Masalah sosial-ekonomi masyarakat sekitar
                       Untuk memahami peranan kehutanan dalam                    hutan mulai mendapatkan perhatian khusus, terutama
                 pembangunan pedesaan, adalah perlu untuk, melihat               setelah berlangsung konggres sedunia (World Forestry
                 masalah umum tentang pengelolaan hutan. Dalam                   Congress) VIII tahun 1982 di Jakarta yang bertemakan
                 beberapa hal, sistem pengelolaan hutan alam produksi            Fores for People. Pengelolaan hutan mulai tersadarkan
                 berbeda dengan pengelolaan hutan tanaman. Di                    bahwa dimensi sosial masyarakat menjadi titik penting
                 Indonesia, pengelolaan hutan produksi yang berasal              dalam pengelolaan hutan. Pada perkembangan
                 dari hutan alam masih dititik- beratkan pada                    selanjutnya, konsep pengelolaan hutan berkelanjutan
                 pemungutan kayu dengan menggunakan alat-alat                    (sustainable  forest  management),  selain
                 modern yang memerlukan modal besar. Di lain pihak,              mempertimbangkan kelestarian ekologis dan ekonomi,
                 pengalaman pengelolaan hutan tanaman telah meliputi             juga mensyaratkan terjaminnya fungsi-fungsi sosial
                 semua kegiatan teknik kehutanan, mulai dari                     masyarakat yang hidup di dalam dan atau di sekitar
                 penanaman, pemeliharan tegakan, penebangan,                     hutan. Oleh karena itu, hutan dikategorikan lestari jika
                 penjagaan  keamanan, pengolahan hasil dan                       syarat kelayak ekologis, ekonomis dan sosial budaya
                 pemasaran.                                                      terpenuhi dengan baik di lapangan. Ketiga butir
                 Joko Triwanto, Model pengembangan agroforestry pada lahan marginal dalam upaya peningkatan pendapatan
                                                                                                                                           23
                 masyarakat sekitar hutan.
                                                                                                                    Versi online:
              Joko Triwanto                                             http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1406
              kelayakan-kelayakan  itu,  kelayakan  sosial             alat tulis menulis, lembar kuisioner,  kamera, clino
              (masyarakat) berperan sangat penting dalam               meter, cristen meter, jala dan parang
              menciptakan manajemen hutan yang lestari. Hal ini        Metode Penelitian.
              didasarkan atas posisi manusia sebagai bagian            Metode Pengambilan Contoh.
              komunitas sosial yang merupakan sub sistem
              ekosistem hutan. Dengan kemampuan intelektual dan              Pengambilan contoh keberhasilan pengembangan
              teknologi, manusia mampu mengubah bentuk kualitas        agroforestry di lahan marginal berdasarkan jenis
              ekosistem.                                               vegetasi, jumlah vegetasi, tinggi dan diameter tanaman
                   Upaya-upaya peningkatan kesejahteraan               pokok produksi/tanaman polowijo/hektar, biaya
              masyarakat sekitar hutan seperti program pembinaan       produksi, B/C ratio.
              masyarakat desa hutan (PMDH) yang dilaksanakan                 Pengambilan contoh dipilih berdasarkan umur,
              Perum Perhutani dimaksudkan untuk membantu               lama, jumlah keluarga dan berdasarkan luas areal
              menanggulangi masalah-masalah kerawanan sosial-          garapan, sehingga diketahui jumlah populasi petani
              ekonomi. Perum perhutani memperkenalkan program          sekitar hutan. Tahap selanjutnya perhatian dipusatkan
              PMDH pada tahun 1982 sebagai pengembangan                pada kelompok tani hutan (KTH).
              kagiatan prosperity approach, dalam bentuk perhutani           Menurut Winarno (1975) contoh yang diambil
              sosial (PS) dan bantuan teknik /ekonomi (Bantek)         dalam penelitian dianggap mewakili, bila jumlah
                   Menurut Purwanto (1999) dari sisi pengguna          berkisar antara 10-15% untuk populasi yang berjumlah
              (land user), lahan dinilai dari produktifitasnya, agar   100-1000 orang dan 50% untuk populasi yang berjumlah
              berproduksi secara optimal diperlukan pemeliharaan       di bawah 100.
              (konservasi) kesuburan (soil fertility) dan kelembaban
              tanah (soil moisture), dalam konteks ini terlihat        Teknik Pengambilan Data.
              hubungan yang erat antara produksi dan konservasi.
              Terintegrasinya konsep produksi dan konservasi                 Data yang dikumpulkan menjadi 2 yaitu data
              kemudian melahirkan terminologi baru yaitu               primer dan data sekunder. Data primer adalah data
              conservation farming yang diperkenalkan oleh Hudson      mengenai pertumbuhan pohon jati, dengan mengambil
              dan  Moldenhauer  (1988).  Berbagai  variasi             plot contoh pada masing-masing areal KTH ,
              pengistilahan kemudian muncul seperti village land use   pendapatan  ekonomi,  luas  areal,  pengaruh
              management dan kemudian community-based land             pengembangan agroforestry dilahan marginal terhadap
              management (Critchley, 1998). Dari uraian tersebut       kehidupan masyarakat KTH sejak diterapkannya
              ingin dilakukan penelitian model pengembangan            program tersebut. Data ini diperoleh dari anggota
              agroforestry di lahan kering.                            KTH dengan monitoring rutin, bertanya secara
              METODELOGI PENELITIAN                                    langsung kepada petani yang bersangkutan. Pada
                                                                       penelitian ini dilakukan wawancara dengan bantuan
              Lokasi dan Lama Penelitian.                              kuisioner, serta mengadakan pengamatan (observasi)
                                                                       terhadap objek yang kurang jelas, kemudian
                   Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan        mengadakan pencatatan seperlunya. Data sekunder
              rakyat di Desa Arjowilagun Kecamatan Kalipare            merupakan data program apa saja yang telah
              Kabupaten Malang pada bulan Juni 2010 sampai             diterapkan kepada masyarakat akan pengembangan
              dengan bulan Agustus 2011                                agroforestry di lahan marginal, penilaian Dinas
              Bahan dan Alat Penelitian.                               Kehutanan terhadap keberhasilan program, kiat-kiat
                                                                       yang akan ditempuh selanjutnya untuk kemajuan
                   Dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah    kegiatan perhutanan sosial.
              lokasi pengembangan agroforestry di lahan marginal
              yang dikelola Perum Perhutani bersama masyarakat
              desa sekitar hutan. Peralatan yang digunakan adalah
                    HUMANITY, Volume 7, Nomor 1, September 2011:  23 - 27
              24
                 HUMANITY                                                                                                          Versi online:
                 Volume 7, Nomor 1, September 2011:  23 - 27                       http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1406
                 Metode Analisa Data.                                                  Hasil penelitian diperoleh bahwa model
                                                                                 pengembangan agroforestry dilahan marginal ini sangat
                       Pada penelitian ini digunakan analisa data                didukung oleh semau pihak, baik masyarakat petani,
                 deskriptif, pengambilan data untuk analisa deskriptif           perangkat desa maupun pihak perhutani sendiri.
                 menggunakan kuisioner yang akan dijawab oleh                    Dengan adanya program pengembangan tanaman
                 masyarakat kelompok tani hutan (KTH), jawaban ini               agroforestry di lahan milik perhutani akan sangat
                 akan dijadikan bahan analisis.                                  menguntungkan, baik untuk masyarakat di sekitar
                                                                                 hutan (pesanggem) maupun pihak perhutani.
                 Analisa Data.                                                   Keuntungan bagi masyarakat adalah dengan adanya
                                                                                 program perhutanan sosial (PS) tersebut mereka akan
                       Membandingkan antara data sesudah dan                     dapat mengolah lahan milik perhutani tanpa harus
                 sebelum adanya program pengembangan agroforestry                membeli maupun memberi uang sewa, dan mereka
                 dilahan marginal dengan menggunakan B/C ratio,                  dapat menanam tanaman agroforestry yang hasilnya
                 untuk menarik kesimpulan dari hipotesa berdasarkan              akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus
                 data yang telah dikumpulkan.                                    membagi hasilnya dengan pihak perhutani, dapat
                                                                                 mengurangi tingkat pengangguran dan menambah
                 HASIL DAN PEMBAHASAN                                            lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar huran,
                                                                                 karena dengan adanya program tersebut masyarakat
                       Hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan            desa yang selama ini kebanyakan bekerja sebagai
                 antara tanaman jati agroforestry dengan tanaman jati            buruh tani, jadi setelah mempunyai lahan sendiri
                 non agroforestry baik tinggi maupun diameter. Rata-             mereka tidak akan menunggu orang lain. Keuntungan
                 rata tinggi tanaman jati dengan agroforestry yaitu 2,397        bagi pihak perhutani adalah dengan adanya program
                 m dan diameter 5,811 cm. Rerata tinggi untuk tanaman            tersebut tanaman milik perhutani akan mendapatkan
                 jati non agroforestry yaitu 1,6712 m dan untuk diameter         pemeliharaan masyarakat yang mengolah lahan itu,
                 2,1201 cm, jadi disini terlihat jelas bahwa tanaman jati        jadi akan ikut menjaga tanaman milik perhutani, karena
                 yang ada agroforestry labih tinggi dan diameternya              apabila tanaman milik perhutani rusak akan
                 pun lebih besar dibandingkan dengan tanaman jati non            mengakibatkan kerusakan pula pada tanaman
                 agroforestry. Hal ini dikarenakan tanaman jati yang             agroforestry. Keberhasilan program itu juga ditunjukkan
                 ada agroforestry secara tidak langsung terpupuki oleh           dengan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat
                 tanaman agroforestry. Sesuai dengan pendapat                    sekitar hutan.
                 Ramdan (2000) bahwa pengaruh tanaman sela                       KESIMPULAN DAN SARAN
                 memang ada baiknya dari pertumbuhan maupun
                 diameter batang.                                                Kesimpulan.
                       Triwanto (2002) menjelaskan bahwa secara
                 ekologis, konsep agroforestry seringkali cukup rumit                  Dari hasil penelitian dapat ditarik beberapa
                 untuk diterapkan mengingat sifat tanaman yang                   kesimpulan :
                 dibudidayakan sangat bervariasi. Pemilihan pola yang                  1. Model pengembangan agroforestry yang
                 tidak tepat seringkali menyebabkan timbulnya                              dilakukan  oleh  masyarakat  secara
                 kompetisi tidak sehat antara pohon dan tanaman                            tumpangsari dapat meningkatkan penghasilan
                 pangan, selain itu juga ada kemungkinan rusaknya                          dan kesejahteraan di sekitar kawasan hutan
                 tanaman pangan selama masa panen tanaman keras.                           dengan B/C rasio padi 3,091, jagung 2,288,
                 Tanaman berkayu seringkali merupakan tanaman inang                        kacang tanah 2,809.
                 yang potensial untuk serangga hama yang berbahaya                     2.  Model  pengembangan  agroforestry
                 bagi tanaman pangan. Pertumbuhan tanaman berkayu                          berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
                 yang terlalu cepat mengalahkan pertumbuhan tanaman                        perkembangan tanaman pokok, ini terlihat
                 pangan dan pada gilirannya mengambil alih seluruh                         dari perbedaan rerata tinggi untuk tanaman
                 lahan yang ada.                                                           jati agroforestry yaitu 2,397 m dan diameter
                 Joko Triwanto, Model pengembangan agroforestry pada lahan marginal dalam upaya peningkatan pendapatan
                                                                                                                                           25
                 masyarakat sekitar hutan.
                                                                                                                     Versi online:
              Joko Triwanto                                               http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1406
                       5,811 cm, rerata tinggi untuk tanaman jati non   Critchley, 1998. Provisional management Plant
                       agroforestry yaitu 1,6712 m dan untuk                  for  Semarang  Principalities  Forest
                       diameter 2,1201 cm.                                    District, Dienst Van Het Boschwezen.
                   3.   Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
                       sekitar hutan dalam menjaga kesuburan            Cooper, Leckey, Rao, Reynold, 1996. Agroforetry
                       hutan.                                                 and Mitigation of Land Degration in the
                                                                              humid and Sub humid Tropical of Africa
              Saran.                                                          Experimental Agriculture.
                   1.  Diharapkan  pihak  perhutani  tidak              Hanani, 2003. Strategi Pembangunan Pertanian.
                       menghentikan program agroforestry demi                 Laboratorium Pertanian Pustaka Utama,
                       kesejahteraan hidup masyarakat di sekitar              Yogyakarta.
                       kawasan hutan.                                   Hudson and Moldenhauer, 1988. Result achieved
                   2. Perlunya bimbingan dan pengawasan agar                  in the measurement. Proc Third Int,l African
                       program pengembangan agroforestry lebih                Soils Conf Dalabe 75-83.
                       terarah dalam menjaga dan memanfaatkan
                       hutan secara lestari.                            Nair, 1985. Agroforestry System Inventory
                                                                              Agroforestry sistem 317. Marimus Nijhoff
              DAFTAR  PUSTAKA                                                 The Netherland.
              Anonymous, 1989. Rencana Pengaturan                       ————, 1989. Agroforestry System . Marimus
                   Kelestarian Hutan KPH Saradan 1987-                        Nijhoff The Netherland.
                   1989 Perencanaan Hutan, Madiun.                      Narain dan Grewal, 1994. Agricultural Evolution
              ———————, 1990. Manual Pengelolaan                               in Java” dalam Agricultural and Rural
                   Hutan Rakyat. Balai Rehabilitasi Pohon dan                 Development in Indonesian Edisi 147-173.
                   Konservasi Tanah Wilayah VI Surabaya                 Nasution. M dan Joyowinoto, 1995. Kumpulan
              ———————, 1991. Pedoman Agroforestry                             Orasi dan Pidato untuk Mewujudkan
                   Dalam Program Perhutanan Sosial. Perum                     Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan yang
                   Perhutani Jakarta.                                   Berkeadilan dan Berkelanjutan. Departemen
              ———————,1999. Jurnal Manajemen                                  Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.
                   Hutan. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.           Poerwowidodo, 1991. Gatra Tanah dalam
              ———————,2001.                       Pemberdayaan                Pengembangan Hutan Tanaman
                   Masyarakat Sekitar Hutan. Duta Rimba Edisi           Indonesia. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
                   248/XXV Februari 2001.                               Purwanto, 1999. Pengelolaan Hutan dan Kebun
              Barrow, 1991. Divelopment and Breakdown of                      yang      Lestari       dan      Berwawasan
                   Terrestial Environment. Great Britoun,                     Lingkungan. Program CGIF Hotel Santika,
                   Cambridge University Press                                 8 September 1999.
                                             .                          Reijntjes, 1999. Drought Animal System and
              Budowski, 1965. Agroecosystem Analysis:                         Management An Indonesian Study ACIAR
                   Dealing         with      University         and           Monograph no. 19, p:94.
                   Heterogeinity, Eas-West Center, Honolulu
                    HUMANITY, Volume 7, Nomor 1, September 2011:  23 - 27
              26
The words contained in this file might help you see if this file matches what you are looking for:

...Humanity versi online volume nomor september http ejournal umm ac id index php article view model pengembangan agroforestry pada lahan marginal dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan joko triwanto staf pengajar jurusan kehutanan fakultas pertanian peternakan universitas muhammadiyah malang alamat korespondensi jl tlogosuryo iv telpon hp abstract the purpose of this research are to know success level agro forestry development in area increasing income and sociaty prosperity surroundng forest different between growing teak tree non was conducted arjowinangun village sub distric kalipare district chosen purposively considering that is one areas which has program mean wide each farmer who does ha product rice plant rupiah corn peanut per planting season b c ratio it means system very effective benefit highand main diameter with m cm modeldene by interropping can increase prosperty surrounding effected be seen from high differentiation also awareness people keeping fert...

no reviews yet
Please Login to review.