181x Filetype PDF File size 0.42 MB Source: digilib.esaunggul.ac.id
APLIKASI TERAPI LATIHAN METODE BOBATH DAN SURFACE ELECTROMYOGRAPHY (SEMG) MEMPERBAIKI POLA JALAN INSAN PASCA STROKE Muhammad Irfan Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara, no 9 kebon Jeruk, Jakbar dhaenkirfan.ft@gmail.com Abstrak Tujuan : Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui aplikasi terapi latihan dengan metode Bobath dan pemberian surface Electromyography dapat memperbaiki pola jalan normal insan stroke yang merupakan unsur terpenting dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Metode : Penelitian dilakukan dengan desain pre test post test control group, dimana didapatkan jumlah sampel untuk kelompok I dengan intervensi metode Bobath dan surface Electromyography sebanyak 9 orang dan pada kelompok II dengan intervensi konvensional sebanyak 8 orang. Hasil : Dari hasil pengujian hipotesis I dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu paired sample t-test didapatkan nilai p<0,05 yang berarti bahwa intervensi pada kelompok I memberikan perbaikan yang bermakna terhadap pola jalan normal insan pasca stroke. Pada pengujian hipotesis II dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu paired sample t-test didapatkan nilai p<0,05 yang berarti bahwa intervensi pada kelompok II memberikan perbaikan yang bermakna terhadap pola jalan normal insan pasca stroke. Pengujian hipotesis III dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu Independent sample t-test didapatkan nilai p<0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai pola jalan kelompok perlakuan I (Aplikasi metode Bobath dan surface Electromyography) dengan kelompok perlakuan II (Aplikasi Metode Konvensional). Dengan menggunakan hipotesis satu arah maka didapatkan p<0,05 sehingga menunjukkan bahwa intervensi pada kelompok I (Aplikasi metode Bobath dan surface Electromyography) lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan intervensi pada kelompok II (Aplikasi Metode Konvensional) dalam memperbaiki pola jalan normal insan pasca stroke. Kesimpulan: Aplikasi metode Bobath dan Surface Electromyography memperbaiki pola jalan normal pada insan pasca stroke. Aplikasi metode konvensional memperbaiki pola jalan normal pada insan pasca stroke dan Metode Bobath dan Surface Electromyography lebih efektif daripada metode konvensional untuk memperbaiki pola jalan normal pada insan pasca stroke. Kata kunci : Stroke, jalan normal, Bobath APPLICATION OF EXERCISE THERAPY WITH BOBATH METHOD AND SURFACE ELECTROMYOGRAPHY (SEMG) TO IMPROVE GAIT PATTERN IN STROKE PATIENTS Muhammad Irfan Physiotherapy Faculty, Esa Unggul University Jl. Arjuna Utara, no 9 kebon Jeruk, West Jakarta dhaenkirfan.ft@gmail.com Abstract Objective : This research aimed to identifi application of exercise therapy with Bobath method and surface Electromyography (sEMG) to improve normal gait pattern in stroke patients which is the most improtant component in daily activities. Method: This research is using pre test post test control group design. Patients were randomised into two groups: the Experimental Group (EG) that used the Bobath method and s EMG is 9 patients and the Control Jurnal Fisioterapi Volume 12 Nomor 1, April 2012 1 Group (CG) that used the conventional method is 8 patients. Result : The result of hypothesis I test which using compare means with paired sample t-test, p<0,05 that mean the intervention in EG is having significant improvement in their normal gait pattern. In Hypothesis II, which using compare means with paired sample t-test, p-value = p<0,05 that means the intervention in CG is having significant improvement in their normal gait pattern. The hypothesis III test researcher using compare mean test with Independent sample t-test, p<0,05 that means there are significant different between EG result and CG result. In one-tail hypothesis got result p<0,05, so it shows that intervention in EG more effective significantly than CG in improving normal gait pattern in stroke patients. Conclusion : The application of Bobath method, sEMG and conventional method both are improving the normal gait pattern in stroke patients, but Bobath method and sEMG more effective than conventional method in improving normal gait pattern in stroke patients. Keywords: Stroke, Normal Gait, Bobath Pendahuluan Stroke adalah gangguan otak paling des- Kemajuan peradaban manusia sudah se- truktif dengan konsekuensi berat, termasuk be- makin berkembang pesat di segala bidang ke- ban psikologis, fisik, dan keuangan yang besar hidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi de- pada pasien, keluarga pasien, dan masyarakat. wasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agency for dari kehidupan masyarakat modern. Kesibukan Healthcare Policy and Research, tahun 1995 yang luar biasa terutama di kota besar mem- menunjukkan insidensi rata-rata terjadinya buat manusia terkadang lalai terhadap kese- stroke adalah 114 dari 100.000 orang. Stroke hatan tubuhnya. Pola makan tidak teratur, ku- pertama terjadi sebanyak 75% dari total kasus rang olahraga, jam kerja berlebihan serta kon- dan sisanya merupakan stroke ulangan. Angka sumsi makanan cepat saji sudah menjadi kebia- insidensi ini menjadi 20 kali lipat lebih tinggi saan lazim yang berpotensi menimbulkan sera- pada usia di atas 55 tahun. Pria berkulit hitam ngan stroke . mempunyai resiko 50% lebih tinggi untuk Di banyak negara diketahui terdapat tiga terkena stroke daripada pria berkulit putih se- jenis penyakit yang paling tinggi angka keja- dangkan wanita berkulit hitam mempunyai diannya serta membawa kematian adalah pe- resiko 130% lebih tinggi daripada wanita ber- nyakit jantung, kanker dan stroke (Duvernoy, kulit putih. Angka tertinggi terjadinya stroke 2005). ulang adalah satu (1) tahun setelah serangan Sistem Saraf Pusat mengontrol dan me- pertama, terjadi pada stroke karena trombus, ngatur semua fungsi mental dan fisik dalam dan pada pria. Pria mempunyai resiko 30-80% kehidupan manusia. Sistem ini terbentuk oleh lebih tinggi untuk terkena stroke ulang daripada suatu jaringan dari sekelompok sel saraf yang wanita. meliputi reseptor (penerima) dan transmitter Secara global, pada saat tertentu sekitar (penghubung). Terdapat hubungan yang kom- 80 juta orang menderita akibat stroke. Terda- pleks antar area-area yang mengatur masing- pat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap ta- masing fungsi organ. Ada berbagai tipe sel hun, dimana 4,4 juta diantaranya meninggal saraf yang menghubungkan berbagai informasi dalam waktu 12 bulan. Ada 250 juta anggota spesifik melalui sistem saraf (Gallahue, 1998). keluarga yang berinteraksi langsung dengan Penyakit maupun trauma pada sistem saraf pu- para penderita stroke yang bertahan hidup. sat dapat mengganggu fungsi ataupun hilang- Pada insan pasca stroke salah satu ma- nya fungsi dari sistem saraf yang berimplikasi salah yang perlu mendapatkan perhatian ada- terhadap aktivitas individu. lah menurunnya kemampuan mobilitas untuk Stroke atau cerebrovascular accident, dapat melakukan aktivitas. Masalah-masalah merupakan gangguan neurologis yang paling yang ditimbulkan oleh stroke bagi kehidupan banyak terjadi dan menjadi masalah paling uta- manusia pun sangat kompleks. Adanya gang- ma penyebab gangguan gerak dan fungsi tubuh guan-gangguan fungsi vital otak seperti gang- pada orang dewasa. Selain itu stroke meru- guan koordinasi, gangguan keseimbangan, pakan penyebab kematian nomor dua di dunia. gangguan kontrol postur, gangguan sensasi, Dua per tiga stroke terjadi di negara-negara dan gangguan refleks gerak akan menurunkan yang sedang berkembang. Selama perjalanan kemampuan aktivitas fungsional individu sehari- hidup manusia, sekitar empat dari lima keluar- hari termasuk diantaranya adalah fungsi berja- ga akan memiliki seorang anggota mereka yang lan individu (Susanti, 2008). terkena stroke. 2 Jurnal Fisioterapi Volume 12 Nomor 1, April 2012 Delapan puluh persen penderita stroke mem- umum oleh fisioterapi dalam penelitian ini dise- punyai defisit neuromotor sehingga membe- but sebagai metode konvensional. rikan gejala kelumpuhan sebelah badan dengan Stroke adalah serangan otak yang tingkat kelemahan bervariasi dari yang lemah timbul secara mendadak dimana terjadi gang- hingga berat, kehilangan sensibilitas, kegagalan guan fungsi otak sebagian atau menyeluruh se- sistem koordinasi, perubahan pola jalan dan bagai akibat dari gangguan aliran darah oleh terganggunya keseimbangan (Arif, 2008). Hal karena sumbatan atau pecahnya pembuluh ini mempengaruhi kemampuannya untuk mela- darah tertentu di otak sehingga menyebabkan kukan aktivitas hidup sehari-hari. Oleh karena sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat itu setelah serangan stroke, penderita harus - zat makanan dan akhirnya dapat terjadi ke- mempelajari kembali hubungan somatosensori matian sel-sel tersebut dalam waktu relatif baru atau lama untuk melakukan tugas-tugas singkat (Marlow, 2008). fungsionalnya. Stroke disebut juga CVA (Cerebro- Akibat adanya gangguan fungsi vital otak, Vascular Accident) atau CVD (Cerebro Vascular maka insan stroke melakukan aktivitas berjalan Disease), yaitu suatu istilah yang digunakan dengan pola yang abnormal (Leonard, 1998). untuk menggambarkan tanda dan gejala neuro- Hal tersebut memerlukan perhatian khusus oleh logis, yang biasanya bersifat fokal dan akut, fisioterapi dengan berbagai metode dan pen- yang diakibatkan oleh penyakit/kelainan atau- dekatan untuk mengembalikan kemampuan pun gangguan pada pembuluh darah otak. gerak dan fungsi dengan pola yang normal. Definisi menurut WHO: stroke adalah Berbagai metode dan intervensi fisiote- terjadinya gangguan fungsional otak fokal mau- rapi yang dapat diberikan antara lain peman- pun global secara mendadak dan akut yang faatan sarana fisis seperti pemberian stimulasi berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan elektris dan penerapan terapi latihan. Pemuli- aliran darah otak. han kemampuan gerak dan fungsi bagi insan Stroke adalah gangguan potensial yang stroke dimungkinkan oleh adanya sifat plasti- fatal pada suplai darah bagian otak. Tidak ada sitas saraf (neuroplasticity). satupun bagian tubuh manusia yang dapat ber- Sifat reedukasi dapat pula diperoleh tahan bila terdapat gangguan suplai darah da- melalui pemanfaatan sinyal kelistrikan (elec- lam waktu relatif lama sebab darah sangat di- trical signals) sebagai informasi balik saat mela- butuhkan dalam kehidupan terutama oksigen kukan gerakan. Hal tersebut dapat diperoleh pengangkut bahan makanan yang dibutuhkan melalui penggunaan surface Electromyography pada otak dan otak dalah pusat kontrol sistem (sEMG) biofeedback. Pemanfaatan surface EMG tubuh termasuk perintah dari semua gerakan akan dapat meningkatkan kemampuan insan fisik. stroke untuk melakukan kontrol terhadap akti- Dengan kata lain stroke merupakan fasi suatu/sekelompok otot tertentu. Dengan manifestasi keadaan pembuluh darah serebral demikian, proses pembelajaran motorik dapat yang tidak sehat sehingga bisa disebut juga dicapai, karena pasien secara aktif terlibat “cerebral arterial disease” atau “cerebrovascular melakukan gerakan dengan mengikuti indikator disease” (Goodman, 1998). Cedera dapat dise- yang ditampilkan pada surface EMG. babkan oleh sumbatan bekuan darah, penyem- Selain pemberian sarana fisis, fisiotera- pitan pembuluh darah, sumbatan dan penyem- pis juga memberikan berbagai metode latihan pitan atau pecahnya pembuluh darah, semua seperti metode Rood, metode Johnstone, me- ini menyebabkan kurangnya pasokan darah tode Proprioceptive Neuromuscular Facilitation yang memadai. (PNF), metode Brunstrom, metode Motor Stroke seringkali terjadi pada orang- Relearning Programme (MRP) dan beberapa orang golongan usia diatas 50 tahun, tetapi metode lainnya seperti Metode Bobath. mungkin saja terjadi juga pada usia muda yang Di masayarakat umum pemulihan insan sering kali disebabkan karena adanya kelainan stroke sering dijumpai kondisi yang kurang jantung yang mengakibatkan timbulnya embo- mengembirakan seperti lamanya waktu pe- lisasi. mulihan untuk mampu beraktivitas mandiri, peningkatan kemampuan gerak akan tetapi Klasifikasi Stroke mengarah pada pola yang tidak normal se- Stroke dapat diklasifiksikan menjadi hingga memerlukan energi yang lebih (tidak berbagai tipe, tergantung pada penyebabnya, ekonomis) untuk melakukan suatu gerakan. defisit neurologis yang terjadi, gejala klinis yang Metode-metode yang di berikan tersebut secara muncul, dan lain sebagainya. Klasifikasi stroke berdasarkan penyebab antara lain : Jurnal Fisioterapi Volume 12 Nomor 1, April 2012 3 1. Stroke Iskemik protein di dinding arteri-arteri kecil di otak). Hampir 85 % stroke disebabkan oleh: Jika sesorang mengalami perdarahan intrasere- sumbatan oleh bekuan darah, penyempitan se- brum, darah dipaksa masuk ke dalam jaringan buah arteri atau beberapa arteri yang meng- otak, merusak neuron sehingga bagian otak arah ke otak, atau embolus yang terlepas dari yang terkena tidak dapat berfungsi dengan jantung atau arteri ekstrakranial (arteri yang benar. berada di luar tengkorak) yang menyebabkan Pecahnya sebuah aneurisma merupakan sumbatan disatu atau beberapa arteri intrakrani penyebab tersering perdarahan subaraknoid. (arteri yang berada di dalam tengkorak). Ini Pada perdarahan subaraknoid, darah didorong disebut sebagai infark otak atau stroke iskemik. keruang subaraknoid yang mengelilingi otak. Pada orang berusia lanjut lebih dari 65 tahun, Jaringan otak pada awalnya tidak terpengaruh, penyumbatan atau penyempitan dapat disebab- tetapi pada tahap selanjutnya dapat terganggu kan oleh aterosklerosis (mengerasnya arteri). (Carr, 2004). Hal inilah yang terjadi pada hampir dua Kadang satu-satunya gejala perdarahan pertiga pasien stroke iskemik. Secara rata-rata subaraknoid adalah nyeri kepala, tetapi jika seperempat dari stroke iskemik disebabkan oleh diabaikan gejala ini dapat berakibat fatal. Nyeri emboli, biasanya dari jantung (stroke kardio- kepala khas pada perdarahan subaraknoid tim- embolik). Penyebab lain seperti gangguan da- bul mendadak, parah dan tanpa sebab yang rah, peradangan dan infeksi merupakan pe- jelas. Nyeri kepala ini sering disertai oleh mun- nyebab sekitar 5-10% kasus stroke iskemik. tah, kaku leher, atau kehilangan kesadaran Namun penyebab pasti dari sebagian stroke is- sementara. kemik tetap tidak diketahui meskipun telah Namun hampir 30% dari semua per- dilakukan pemeriksaan yang mendalam darahan subaraknoid memperlihatkan gejala (Warlow, 2008). yang berbeda dengan yang dijelaskan di atas. Sebagian stroke iskemik terjadi di he- Perdarahan subaraknoid yang kecil, terutama misfer otak, meskipun sebagian terjadi di sere- pada orang berusia lanjut, mungkin tidak me- belum (otak kecil) atau batang otak. Beberapa nimbulkan nyeri kepala hebat atau memiliki stroke iskemik di hemisfer tampaknya bersifat serangan yang parah. Karena itu, semua nyeri ringan (sekitar 20 % dari semua stroke iske- kepala yang timbul mendadak harus segera mik); stroke ini asimptomatik (tak bergejala; diperiksakan. hal ini terjadi pada sekitar sepertiga pasien usia Gangguan yang pasti timbul akibat stroke lanjut) atau hanya menimbulkan kecanggu- adalah defisit fungsi neurologis. Ada berbagai ngan, kelemahan ringan atau masalah daya macam kondisi defisit fungsi neurologis, ter- ingat. Namun stroke ringan ganda dan berulang gantung pada lamanya kondisi tersebut me- dapat menimbulkan cacat berat, penurunan netap pada pasien. kognitif dan demensia. Klasifikasi stroke menurut defisit neu- rologisnya: 2. Stroke Hemoragik Transient Ischemic Attack (TIA) Stroke hemoragik disebabkan oleh per- Merupakan gangguan pembuluh darah otak darahan ke dalam jaringan otak (disebut he- yang menyebabkan timbulnya defisit neu- moragia intraserebrum atau hematom intra- rologis akut yang berlangsung kurang dari 24 serebrum) atau kedalam ruang subaraknoid jam. Stroke ini tidak akan meninggalkan ge- yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan jala sisa sehingga pasien tidak terlihat per- lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut nah mengalami serangan stroke. Akan tetapi hemoragia subaraknoid). Stroke jenis inin ada- adanya TIA merupakan suatu peringatan lah yang paling mematikan, tetapi relatif hanya akan serangan stroke selanjutnya sehingga menyusun sebagian kecil dari stroke (Goodman, tidak boleh diabaikan begitu saja. 1998). Total 10-15% untuk perdarahan intrase- Reversible Ischemic Neurological Deficit rebrum dan 5% untuk perdarahan subaraknoid. (RIND) Perdarahan dari sebuah arteri intrakra- Kondisi RIND hampir sama dengan TIA, ha- nium biasanya disebabkan oleh aneurisma (ar- nya saja berlangsung lebih lama, maksimal 1 teri yang melebar) yang pecah atau karena minggu (7 hari). RIND juga tidak mening- suatu penyakit. Penyakit yang menyebabkan galkan gejala sisa. dinding arteri menipis dan rapuh adalah pe- Complete Stroke nyebab tersering perdarahan intraserebrum Merupakan gangguan pembuluh darah otak (Zasler, 2007). Penyakit semacam ini adalah yang menyebabkan defisit neurologis akut hipertensi atau angiopati amiloid (pengendapan yang berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke 4 Jurnal Fisioterapi Volume 12 Nomor 1, April 2012
no reviews yet
Please Login to review.