Authentication
219x Tipe DOC Ukuran file 0.01 MB
pengaruh musik Ketika saya sedang mengunjungi toko buku, saya sangat tertarik pada sebuah buku yang berjudul Psikologi Musik yang ditulis oleh Djohan. Mungkin sebagian orang mengetahui psikologi, tetapi tidak tahu tentang musik. Jadi Psikologi musik sangat cocok bagi mereka yang mempelajari ilmu musik atau mereka yang tertarik keduanya, psikologi dan musik. Apakah itu Psikologi Musik dan bagaimana asal- usulnya? Mari kita simak! Bagaimana manusia mengalami musik? Apa signifikansi dari pengalaman musik? Mengapa aktifitas musik secara psikologis tidak dapat ditawar-tawar dalam semua budaya? Apa yang sebenarnya dikomunikasikan musik dan bagaimana terjadinya? Sebagian dari pertanyaan-pertanyaan ini telah lama menjadi pertanyaan para ahli baik dari bidang musikologi, sosiologi, antropologi, psikologi, serta disiplin lainnya. Kecenderungan yang positif dalam pembahasan mengenai psikologi musik adalah dimulai dengan interdisiplin antara kognisi dan musik. Tidak dapat dipungkiri, sejak abad 17 dan seterusnya dunia sains telah terbentuk sedemikian rupa, begitu pula dengan ilmuwan-ilmuwannya yang terdiri dari filsuf, musisi, matematikawan, dan ahli psikologi. Mereka mulai tertarik menyelidiki sifat dasar perilaku manusia yang lebih banyak dimotivasi oleh sifat manusia melalui argumen-argumen logis atau eksperimen empirik tidak lagi hanya mendasarkan pada pengertian dan kebenaran ontologism yang bersumber dari ajaran agama. Kecenderungan yang kemudian secara meyakinkan terjadi adalah mulai menjauhnya pandangan keilmuan dari hirarki pengetahuan kuno yang dirasa sudah kurang dapat dipercaya, walaupun pada akhirnya secara manusiawi hal tersebut mulai dapat dipahami oleh dunia dan manusia yang hidup di dalamnya. Disinilah awal mula kekuatan sains menggantikan kekuatan kepercayaan agama. Pengetahuan dunia fisik dibuktikan melalui pencerahan John Locke, yang berakar pada keadilan bukan intuisi atau kepercayaan agama semata. Argumentasi merupakan salah-satu tipe pengetahuan yang didasarkan pada intuisi, misalnya pengetahuan tentang keberadaan seseorang, diri-sendiri, dan sensasi. Namun pada kenyataannya, elemen-elemen keadilan justru diperoleh melalui hasil pemikiran dari beberapa ahli saja. Dalam hal ini musik menjadi penting terutama karena musik memiliki peran pokok. Sebagai sebuah sains khususnya melalui eksposisi harmonik Pytagorian-nya Plato. Ia beralasan bahwa ada hubungan ontologis antara logika dan suara musik dengan sifat asli seluruh alam semesta ini. Para ilmuwan Abad 17 mengadopsi ide ini dan mengulangi eksperimen empirik dari Pythagoras seperti yang dijelaskan dalam buku Dialog Plato: Timaeus dan Republik. Alasan lain melanjutkan ketertarikan penelitian terhadap musik adalah kepercayaan kuno yang mengatakan bahwa suara musik tidak hanya berisi rahasia ke-universal-an dalam ketepatan matematis tetapi juga ketepatan analogi emosi dan karakter manusia. Disinilah awal mula timbulnya psikologi musik modern. Para cendekiawan abad 15 dan 16 di Italia menemukan terjemahan baru dari budaya Yunani kuno dan Roma dengan mengutip apa yang dikatakan Plato bahwa beberapa motif melodi tertentu adalah matematis dan pythagorian. Rasio yang berasal dari bilangan pasti 1, 2, dan 3 menghasilkan suara yang perfek bagi persepsi manusia. Para komponis dan musisi abad 18 yang hidup di luar Eropa secara praktis dilatih untuk mengeksploitasi pembawaan karakter dari interval melodi dan harmoni serta penjelasannya melalui banyak taksonomi. Mulai dari Vincenzo Galilei, Zarlino, dan sebagian dari musisi abad 16 lainnya sampai pada Keppler, Mersenne, Newton, Mattheson, Leopold Mozart dan menjadi semakin lebih banyak lagi saat memasuki abad 18. Argumen matematis terhadap kualitas intrinsik dari suara musik dikatakan berisi esensi sensasi manusia, dan yang lebih penting lagi dapat menimbulkan reaksi yang terprediksi bagi pendengarnya. Retorika musik akhirnya menjadi dua pengetahuan: (1) sebagai katalog ekspresi bagi penyaji musik dan sebagai penyebab timbulnya keadaan tertentu bagi pendengar, serta (2) sebagai petunjuk misteri alam semesta yang semuanya dikemas menjadi satu. Pada saat ini tidak ada perbedaan pandangan antara filsuf, psikolog, musisi, penyair, fisikawan, ataupun intelektual tentang musik. Semua terlibat dalam aktifitas yang dapat menambah serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan kita tentang musik. Melalui cara ini, diharapkan mata rantai yang penting antara semua ikhtiar yang dilakukan bisa dipelihara. Salah satu penjelasan rinci dan pendapat terpenting datang dari Immanuel Kant. Dikatakannya bahwa semua aspek perilaku manusia mendorong timbulnya seni, dan itu sama dengan sains. Lama kemudian, khususnya selama abad 20, spesialisasi dalam bidang pengetahuan mulai memisahkan para ilmuwan, artis, intelektual, filsuf, ke dalam ciri-ciri tersendiri sehingga sering kali mereka tidak lagi tahu apa yang dilakukan oleh yang lain. Spesialisasi ini mengakibatkan meningkatnya divisi dan isolasi antara disiplin dan subdisiplin sepanjang akhir abad ini.
no reviews yet
Please Login to review.