Authentication
279x Tipe PDF Ukuran file 0.89 MB Source: simdos.unud.ac.id
PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PROSEDUR ANESTESIA Ni Putu Wardani FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR 2014 i DAFTAR ISI Hal BAB 1 PENDAHULUAN ……………………...………………………................... 1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA …………………………….……………………... 3 2.1 Kortikosteroid ..……………………………………………………………. 3 2.1.1 Fisiologi Kortikosteroid ………………............................................... 3 2.1.2 Struktur Kimia ……………………………………………………….. 6 2.1.3 Farmakokinetik ……………………………………………………... 7 2.1.4 Farmakodinamik …………………………………………….............. 9 2.1.5 Kortikosteroid Sintesis ………………………………......................... 12 2.1.6 Efek Samping Kortikosteroid ………………………………………... 17 2.1.7 Toksisitas ……………………………………………………………. 18 2.1.8 Kontra Indikasi……………………………………………………….. 19 2.1.9 Interaksi Kosrtikosteroid dan Obat Lain …………………………….. 19 2.2 Penggunaan Klinis DalamAnestesi ………………………………………... 20 2.2.1 Analgesia ……………………………….............................................. 20 2.2.2 Terapi Alergi ………………………………………………………... 23 2.2.3 Asma Bronkial ………………………………………………………. 24 2.2.4 PONV ………………………………………………………………... 25 2.2.5 Peningkatan Tekanan Intrakranial dan Edema Serebri ……………… 26 2.2.6 Pneumonitis Aspirasi ………………………………………………... 27 2.2.7 Komplikasi Pasca Intubasi …………………………………………... 27 2.2.8 Low Back Pain akibat Lumbar Disc Disease …………………………… 28 2.2.9 Immunosupresan …………………………………………………….. 28 2.2.10 Penanganan Sepsis …………………………………………………. 29 ii 2.2.11 Respiratory Distress Syndrome ………………………………………… 29 2.2.12 Trauma Medula Spinalis …………………………………………… 30 BAB 3 SIMPULAN ………………………………………………………………… 31 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 33 iii BAB I PENDAHULUAN Kortikosteroid dipakai secara luas untuk terapi berbagai macam penyakit, walaupun mekanisme kerjanya masih belum jelas. Di bidang Anestesi dan Terapi Intensif, kortikosteroid juga cukup sering dijumpai dan digunakan. Namun, pemakaian kortikosteroid dalam dosis besar atau dalam waktu yang cukup lama dapat menimbulkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan.1 Pada tindakan anestesi, pemberian kortikosteroid sering dilakukan, terutama apabila pasien pernah mendapatkan terapi kortikosteroid sebelumnya. Deksametason, Prednison, Metilprednisolon, ataupun Triamsinolon dan Betametason adalah sediaan kortikosteroid yang tidaklah asing bagi seorang dokter anestesi. 1, 2 Kortikosteroid telah lama dipergunakan untuk penanganan penyakit rematik dan penyakit sistemik dan juga sering digunakan pada pasien kanker oleh karena efek anti- inflamasi, analgesik, antiemetik dan anti anoreksia yang dimiliki. Oleh karena efeknya yang multiple, kortikosteroid cocok dipergunakan untuk penanganan nyeri pascaoperasi meskipun sampai saat ini penggunaannya untuk indikasi nyeri hanya bersifat sporadik. Namun, kortikosteroid secara signifikan dapat menurunkan konsumsi opioid dan memiliki efek menurunkan efek samping dari pemberian opioid. Selain menghasilkan efek opioid-sparing, kortikosteroid juga secara signifikan menurunkan kejadian ileus dan mual muntah pasca 2, 3 operasi. Seiring dengan banyaknya penelitian, kortikosteroid mulai mendapat tempat tersendiri dalam tatalaksana anestesi dan terapi intensif. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena kortikosteroid cukup mudah untuk didapat dan juga harganya tidak mahal. Semisal pada tatalaksana PONV (Post Operative Nausea-Vomiting), kortikosteroid menjadi salah satu obat pilihan bila dibandingkan dengan obat lain seperti droperidol yang sudah mulai ditinggalkan mengingat efek samping pada jantung yang kerap ditemui dan sering digunakan bersama 2, 3, 4 golongan HT3 (Ondansentron, Granisentron). Addison (1849) pertama kali mempelajari fisiologi kelenjar adrenal dengan melihat gejala klinis dari pasien dan menyimpulkan pentingnya fungsi adrenal.. Korteks dari kelenjar 1
no reviews yet
Please Login to review.