jagomart
digital resources
picture1_Golongan Antibiotik Pdf 63323 | Pengaruh  Antipiretik Dan Antibiotik  Sjs Di Rsudam


 271x       Tipe PDF       Ukuran file 0.52 MB       Source: repository.lppm.unila.ac.id


File: Golongan Antibiotik Pdf 63323 | Pengaruh Antipiretik Dan Antibiotik Sjs Di Rsudam
satya agusmansyah asep sukohar pengaruh obat golongan antipiretik terhadap peningkatan angka kejadian steven johnson syndrome di rsud dr abdul moeloek bandar lampung pengaruh obat golongan antipiretik dan antibiotik terhadap peningkatan ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 25 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
             Satya Agusmansyah & Asep Sukohar | Pengaruh Obat Golongan Antipiretik Terhadap Peningkatan Angka Kejadian 
             STEVEN-JOHNSON SYNDROME Di RSUD Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung 
                 Pengaruh Obat Golongan Antipiretik dan Antibiotik Terhadap Peningkatan 
                 Angka Kejadian STEVEN-JOHNSON SYNDROME Di RSUD Dr. Abdul Moeloek 
                                                     Bandar Lampung  
                                                                 
                                                                  1                2
                                            Satya Agusmansyah , Asep Sukohar  
                          1Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 
                        2Bagian Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 
                                                                 
                                                             Abstrak 
             Steven-Johnson Syndrome adalah bentuk penyakit mukokutan dengan tanda dan gejala sistemik yang dari ringan sampai berat 
             berupa lesi target dengan bentuk yang tidak teratur, disertai makula , vesikel, bula dan purpura yang tersebar luas terutama 
             rangka tubuh. Ruam kulit awalnya berupa makula yang berkembang menjadi papul, vesikel, bula, plak urtikaria atau eritema 
             konfluens. Pada bagian tengah lesi ini biasanya bersifat vesikular, purpurik, atau nekrotik. Lesi tipikal biasanya berbentuk target 
             yang biasanya berbentu ktarget yang bersifat patogmonik untuk lesi awal SJS. Namun, berbeda dengan eritema multiforme, lesi 
             ini  hanya  memiliki  dua  zona  warna.  Lesi  bagian  inti  dapat  bersifat  vesikular,  purpura  atau  nekrotik,  sedangkan  ona  yang 
             mengelilinginya berupa makula eritem.Steven-Johnson Syndrome disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas yang >50% adalah 
             alergi obat. di SMF Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung, telah dirawat 26 pasien SSJ yang 
             terdiri atas 11 orang (42,3%) laki-laki dan 15 orang (57,7%) perempuan dengan usia termuda 11 tahun dan tertua 53 tahun. Pada 
             beberapa  pasien  ditemukan  penyebab  terjadinya  Steven-Johnson  Syndrome  dikarenakan  pemberian  beberapa  jenis  obat, 
             terkhususnya merupakan obat golongan antipiretik dan golongan antibiotik. 
              
             Kata kunci: Steven-Johnson Syndrome, Prevalensi, Peningkatan Angka Kejadian, Obat golongan antipiretik, Obat golongan 
             antibotik 
                                                                 
                  Influence of Group Antipyretic Drugs and Antibiotics Against Increased of 
                Incidence Figures STEVEN-JOHNSON SYNDROME in RSUD Dr. Abdul Moeloek 
                                                     Bandar Lampung 
                                                                 
                                                            Abstract 
             Steven-Johnson Syndrome is a form of mucocutaneous disease with systemic signs and symptoms from mild to severe form of 
             target lesion with irregular shapes, with macula, vesicles, bullae and purpura widespread around body. Initially in the form of 
             macular skin rash that develops into a papule, vesicle, bulla, plaque urticaria or erythema confluent. At the center of these 
             lesions are usually vesicular, purpuric, or necrotic. Typical lesions are usually shaped targets that are usually patogmonik for 
             early lesions of SJS. However, in contrast to erythema multiforme, these lesions have only two color zones. Lesions can be 
             vesicular core part, purpura, or necrotic, while the surrounding ona form of macular eritem.Steven-Johnson Syndrome is caused 
             by a hypersensitivity reaction is> 50% are allergic to the medicine. SMF Skin and Venereal Diseases Hospital Dr. Abdul Moeloek 
             Bandar Lampung, has treated 26 patients SSJ consisting of 11 people (42.3%) men and 15 (57.7%) of women with the youngest 
             11 and the oldest 53 years old. In some patients find the cause of Steven-Johnson Syndrome due to the provision of certain 
             types of drugs, especially an antipyretic drug, and antibiotic class. 
              
             Keywords: Steven-Johnson Syndrome, Prevalency, Increase of incidency, antipyretic drugs, antibiotic drugs 
              
             Korespondensi:Satya Agusmansyah, Jl. Rasuna Said No. 23a, Teluk betung utara HP 089631328398, e-mail 
             rio_army11@yahoo.com 
              
              
             Pendahuluan 
                    Steven-Johnson    Syndrome,     biasanya       anak-anak  dan  orang  dewasa  muda,  jarang 
             disingkat  sebagai  SJS,  adalah  atau  eritema       terjadi  dibawah  usia  3  tahun.  Insidensi  SJS 
             multiformis  mayor  adalaha  variasi  eritema         diperkirakan 2-3% perjuta populasi setiap tahun 
             multiformis mukokutan yang lebih parah dengan         di  Eropa  dan  Amerika  Serikat.  Sedangkan  di 
             ditandai keterlibatan membran mukosa. Steven-         bagian kulit RSCM tiap tahun kira-kira terdapat 
             Johnson  Syndrome  paling  sering  terjadi  pada      12  pasien,  yang  umumnya  dewasa.  Angka 
             MAJORITY | Volume 5 I Nomor 5|Desember 2016 |144 
                      Satya Agusmansyah & Asep Sukohar | Pengaruh Obat Golongan Antipiretik Terhadap Peningkatan Angka Kejadian 
                      STEVEN-JOHNSON SYNDROME Di RSUD Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung 
                      kematian  akibat  SJS  bervariasi  antara  5-12%.              disebabkan  oleh  beberapa  jenis  obat  ataupun 
                                                                                             3
                      Berdasarkan       kasus     yang      terdaftar     dan        infeksi.   Pada  SJS  pasien  mendapat  lepuh  pada 
                      diobservasi kejadian SJS 1-3 kasus per satu juta               selaput      mukosa       yang     melapisi      mulut, 
                      penduduk  setiap  tahunnya.  SJS  juga  telah                                                               4 
                                                                                     tenggorokan, dubur, kelamin dan mata.   
                      dilaporkan     lebih    sering    terjadi   pada  ras 
                                 1                                                            Gejala  pada  kulit  umumnya  bersifat 
                      Kaukasia.                                                      asimetri  dan  ukuran  lesi  bervariasi  dari  kecil 
                             Walaupun SJS dapat mempengaruhi orang                   sampai besar. Mula-mula lesi kulit berupa erupsi 
                      dari semua umur, tampaknya anak lebih rentan.                  yang bersifat multiformis. Eritema ini menyebar 
                      Gejala     prodormal      seperti    demam,  nyeri             luas  secara  cepat  dan  biasanya  mencapai 
                      tenggorok,  menggigil,  sakit  kepala  dan  malaise            maksimal dalam waktu 4 hari, bahkan seringkali 
                      biasanya      berlangsung        1-14     hari.     Lesi       hanya  dalam  hitungan  jam.  Pada  kasus  yang 
                      mukokutaneus berkembang secara tiba-tiba dan                   sedang,  lesi  timbul  pada  permukaan  esktensor 
                      dapat berlangsung 2-4 minggu. Lesi pada mukosa                 badan, dorsal tangan dan kaki sedangkan pada 
                      mulut  dan/atau  membrana  mukosa  lain  dapat                 kasus berat lesi menyebar luas pada wajah, dada 
                      terjadi  sangat  parah  sehingg  pasien  kesulitan             dan seluruh tubuh. Eritema akan menjadi vesikel 
                      makan dan minum. Pasien juga dapat menderita                   dan  bula  yang  kemudian  pecah  menjadi  erosi, 
                      gejala  pada  genitourinarius.  Distribusi  erupsi             ekskorias,     menjadi      ulkus     yang     ditutupi 
                      kulit awalnya bersifat simetris pada wajah, badan              pseudomembran           atau      eksudat       bening. 
                      bagian  atas  dan  ekstrimitas  bagian  proksimal,             Pseudomembran  akan  terlepas  meninggalkan 
                      namun  ruam  kulit  dapat  berkembang  secara                  ulkus nekrosis, dan apabila terdapat perdarahan 
                      cepat pada seluruh tubuh dalam beberapa hari                   akan  menjadi  krusta  yang  umumnya  berwarna 
                      bahkan  beberapa  jam.        Ruam  kulit  awalnya             coklat gelap sampai kehitaman. Variasi lain dari 
                      berupa makula yang berkembang menjadi papul,                   lesi  kulit  berupa  purpura,  urtikaria  dan  edema. 
                      vesikel,   bula,    plak  urtikaria  atau  eritema             Selain  itu,  adanya  erupsi  kulit  dapat  juga 
                      konfluens. Pada bagian tengah lesi ini biasanya                                                                 5
                      bersifat  vesikular,  purpurik,  atau  nekrotik.  Lesi         menimbulkan rasa gatal dan rasa terbakar.   
                      tipikal biasanya berbentuk target yang biasanya                       Gejala pada mata terjadi sekitar 70% kasus 
                      berbentu  ktarget  yang  bersifat  patogmonik                  SJS.  Kelainan  yang  terjadi  adalah  konjungtivitis. 
                      untuk  lesi  awal  SJS.  Namun,  berbeda  dengan               Selain itu, kelopak mata seringkali menunujukkan 
                      eritema multiforme, lesi ini hanya memiliki dua                erupsi yang merata dengan krusta hemoragi pada 
                      zona  warna.  Lesi  bagian  inti  dapat  bersifat              garis  tepi  mata.  Penderita  SJS  yang  parah, 
                      vesikular, purpura atau nekrotik, sedangkan ona                kelainan  mata  dapat  berkembang  menjadi 
                      yang mengelilinginya berupa makula eritem.2 
                             Hampir semua kasus SJS disebabkan oleh                  konjungtivitisi         purulen,         photophobia, 
                      reaksi toksik terhadap obat, terutama antibiotik,              panophtalmintis, iridosiklitis serta sindrom mata 
                      antikejang  dan obat antipiretik, termasuk yang                kering, komplikasi lainnya dapat juga mengenai 
                                           2                                         kornea berupa sikatriks kornea, ulserasi kornea, 
                      dijual tanpa resep.                                            dan  kekeruhan  kornea.  Bila  kelainan  mata  ini 
                                                                                     tidak  segera  diatasi  maka  dapat  menyebabkan 
                                                                                                 6 
                                                                                     kebutaan. Gejala-gejala  tersebut  muncul  pada 
                                                                                     sebagian kasus tepatnya pada 26 kasus di RSUD 
                                                                                     dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung.7 
                        Isi 
                               Steven-Johnson          Syndrome          (SJS)                Sejak    2    Januari    2001  sampai  31 
                      Merupakan kumpulan gejala klinis mucocutaneus                  Desember  2005  di  SMF  Penyakit  Kulit  dan 
                      eruption berupa kelainan pada kulit, mukosa dan                Kelamin  RSUD  Dr.  Abdul  Moeloek  Bandar 
                      mata  dengan  keadaan  umum  bervariasi  dari                  Lampung, telah dirawat 26 pasien SSJ yang terdiri 
                                             1                                       atas  11  orang  (42,3%)  laki-laki  dan  15  orang 
                      ringan sampai berat.  SJS berkaitan dengan reaksi              (57,7%)  perempuan  dengan  usia  termuda  11 
                      Hipersensitivitas  tipe  III  dan  tipe  IV  yang              tahun dan tertua 53 tahun.  
                      diperantarai      oleh     kompleks      imun      yang 
                                                                                          MAJORITY | Volume 5 I Nomor 5|Desember 2016 |145 
                Satya Agusmansyah & Asep Sukohar | Pengaruh Obat Golongan Antipiretik Terhadap Peningkatan Angka Kejadian 
                STEVEN-JOHNSON SYNDROME Di RSUD Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung 
                                                                                     merupakan  suatu  perasaan  seubjektif  pribadi 
                 Tahun        Laki-laki   Perempuan  Jumlah                          dan  ambang toleransi  nyeri  berbeda-beda  bagi 
                                                                                     setiap  orang.  batas  nyeri  untuk  suhu  adalah 
                                                                                     konstan,  yakni  pada  44-45oC.  Ambang  nyeri 
                     2001         4             3             7                      didefinisikan  sebagai  tingkat  (level)  pada  mana 
                     2002         -             1             1                      nyeri dirasakan untuk pertama kalinya. Dengan 
                     2003         1             2             3                      kata  lain,  intensitas  rangsangan  yang  terendah 
                     2004         5             7            12                      saat orang merasakan nyeri. Untuk setiap orang 
                                                                                     ambang nyerinya adalah konstan. 
                     2005         1             2             3 
                    Jumlah       11             15           26                              Rasa  nyeri  dalam  kebanyakan  hal  hanya 
                                                                                     merupakan         suatu      gejala     yang     berfungsi 
                Tabel 1. Sindroma Stevens Johnson yang dirawat di                    melindungi tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai 
                RSUD  Dr.  Abdul  Moeloek  Bandar  Lampung    tahun                  isyarat  bahaya  tentang  adanya  ganguan  di 
                2001-2005 menurut jenis kelamin.7                                    jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, 
                          Kasus  terbanyak  adalah  pada  kelompok                   atau  kejang  otot.  Nyeri  yang  disebabkan  oleh 
                usia 13-23 tahun yaitu 13 pasien (50%), disusul                      rangsangan  mekanis,  kimiawi  atau  fisis  dapat 
                kelompok usia 24-44 sebanyak 11 pasien (42,3%)                       menimbulkan           kerusakan        pada       jaringan. 
                                                                                     Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat 
         No     Umur      2001  2002  2003  2004  2005  Jumlah                       tertentu yang disebut mediator nyeri. Mediator 
                                                                                                                                             8 
                                                                                     nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi.
          1      <12        -        -       -        1        -        1                    Sensasi       nyeri,      tak      perduli      apa 
          2     13-23       3        1       1        6       2         13           penyebabnya,  terdiri  dari  masukan  isyarat 
                                                                                     bahaya ditambah reaksi organisme ini terhadap 
          3     24-44       3        -       2        5       1         11           stimulus.  Sifat  analgesik  opiat  berhubungan 
                                                                                     dengan kesanggupannya merubah persepsi nyeri 
          4     45-65       1        -       -        -        -        1            dan  reaksi  pasien  terhadap  nyeri.  Penelitian 
                                                                                     klinik   dan  percobaan  menunjukkan  bahwa 
          5      65 >       -        -       -        -        -        -            analgesik  narkotika  dapat  meningkatkan  secara 
               Jumlah       7        1       3       12       3         26           efektif  ambang  rangsang  bagi  nyeri  tetapi 
                                                                                     efeknya  atas  komponen  reaktif  hanya  dapat 
                Tabel 2. Sindroma Stevens Johnson yang dirawat di                    diduga  dari  efek  subjektif  pasien.  Bila  ada 
                RSUD  Dr.  Abdul  Moeloek  Bandar  Lampung  tahun                    analgesia  efektif,  nyeri  mungkin  masih  terlihat 
                                                          7                          atau  dapat  diterima  oleh  pasien,  tetapi  nyeri 
                2001-2005 menurut kelompok umur.                                     yang  sangat  parah  pun  tidak  lagi  merupakan 
                        Dari data prevalensi diatas sebagian besar                   masukan  sensorik  destruktif  atau  yang  satu-
                                                                                                                      9
                angka kejadian dipengaruhi oleh berbagai faktor                      satunya dirasakan saat itu.  
                dan  jenis  obat.  Terkhususnya  obat  golongan                              Analgetik  narkotik,  kini  disebut  juga 
                Antipiretik/Analgetik.        Analgetika       atau     obat         opioida  (=mirip  opioat)  adalah  obat-obat  yang 
                penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi                      daya  kerjanya  meniru  opioid  endogen  dengan 
                atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan                        memperpanjang  aktivasi  dari  reseptor-reseptor 
                kesadaran        (perbedaan        dengan       anestetika                    8 
                umum).  Nyeri  adalah  perasaan  sensoris  dan                       opioid.  
                emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan 
                (ancaman)  kerusakan  jaringan.  keadaan  psikis 
                sangat  mempengaruhi  nyeri,  misalnya  emosi 
                dapat      menimbulkan          sakit     (kepala)      atau 
                memperhebatnya,              tetapi        dapat        pula 
                menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. nyeri 
                MAJORITY | Volume 5 I Nomor 5|Desember 2016 |146 
                      Satya Agusmansyah & Asep Sukohar | Pengaruh Obat Golongan Antipiretik Terhadap Peningkatan Angka Kejadian 
                      STEVEN-JOHNSON SYNDROME Di RSUD Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung 
                                                                                            kloramfenikol,          tetrasiklin,eritromisin, 
                                                                                            klindamisin, streptogramin, dan linezolid. 
                                                                                        4.  Antibiotik berikatan pada subunit ribosom 
                                                                                            30S  dan  mengganggu  sintesis  protein, 
                                                                                            yang  pada  umumnya  adalah  bakterisida 
                                                                                            Misalnya, aminoglikosida.  
                                                                                        5.  Antibiotik         yang         mempengaruhi 
                                                                                            metabolisme asam nukleat bakteri, seperti 
                                                                                            rifamycin      misalnya,      rifampisin     dan 
                                                                                            rifabutin  yang  menghambat  enzim  RNA 
                                                                                            polimerase         dan      kuinolon        yang 
                                                                                            menghambat enzim topoisomerase. 
                      Gambar 1: Contoh golongan obt analgesik.10                        6.  Antimetabolit,  seperti  trimetoprim  dan 
                                                                                            sulfonamid, yang menahan enzim - enzim 
                                                                                                                                10
                                                                                            penting dari metabolisme folat.   
                             Golongan        antibiotik       Dalam       arti          Golongan obat antibiotik salah satunya adalah 
                      sebenarnya,  antibiotik  merupakan  zat  anti                     penisilin. Penisilin diklasifikasikan sebagai obat 
                      bakteri  yang  diproduksi  oleh  berbagai  spesies                β-laktam  karena  cincin  laktam  mereka  yang 
                      mikroorganisme          (bakteri,      jamur,       dan           unik.   Mereka  memiliki  ciri-ciri         kimiawi, 
                      actinomycota)         yang       dapat       menekan              mekanisme kerja, farmakologi, efek klinis, dan 
                      pertumbuhan           dan       atau       membunuh               karakteristik  imunologi  yang  mirip  dengan 
                      mikroorganisme  lainnya.  Penggunaan  umum                        sefalosporin,  monobactam,  carbapenem,  dan 
                      sering meluas kepada agen antimikroba sintetik,                   β-laktamase  inhibitor,  yang  juga  merupakan 
                                                             10                         senyawa β-laktam.  
                      seperti sulfonamid dan kuinolon.  Antimikroba 
                      diklasifikasikan  berdasarkan  struktur  kimia  dan               Penisilin  dapat  terbagi  menjadi  beberapa 
                      mekanisme kerjanya, sebagai berikut:                              golongan :  
                         1.  Antibiotik    yang  menghambat  sintesis                   1.  Penisilin natural (misalnya, penisilin G)  
                             dinding sel bakteri, termasuk golongan β-                      Golongan  ini  sangat  poten  terhadap 
                             laktam  misalnya,  penisilin,  sefalosporin,                   organisme  gram-positif,  coccus  gram 
                             dan  carbapenem  dan  bahan  lainnya                           negatif,  dan  bakteri  anaerob  penghasil 
                             seperti    cycloserine,     vankomisin,      dan               non-β-laktamase.          Namun,         mereka 
                             bacitracin.                                                    memiliki  potensi  yang  rendah  terhadap 
                         2.  Antibiotik  yang  bekerja  langsung  pada                      batang gram negatif. 
                             membran            sel        mikroorganisme, 
                             meningkatkan           permeabilitas         dan           2.  Penisilin      antistafilokokal       (misalnya, 
                             menyebabkan           kebocoran        senyawa                 nafcillin)  
                             intraseluler,  termasuk  deterjen  seperti                     Penisilin    jenis   ini   resisten    terhadap 
                             polimiksin,  anti  jamur  poliena  misalnya,                   stafilokokal β-laktamase. golongan ini aktif 
                             nistatin dan amfoterisin B yang mengikat                       terhadap  stafilokokus  dan  streptokokus 
                             sterol    dinding    sel,   dan     daptomycin                 tetapi  tidak  aktif  terhadap  enterokokus, 
                             lipopeptide.                                                   bakteri  anaerob,  dan  kokus  gram  negatif 
                                                                                            dan batang gram negatif. 
                         3.  Antibiotik     yang     mengganggu        fungsi           3.  Penisilin dengan spektrum yang diperluas 
                             subunit  ribosom  30S  atau  50S  untuk                        (Ampisilin dan Penisilin antipseudomonas) 
                             menghambat  sintesis  protein  secara                          Obat     ini   mempertahankan  spektrum 
                             reversibel,      yang      pada       umumnya                  antibakterial  penisilin  dan  mengalami 
                             merupakan         bakteriostatik      misalnya,                peningkatan  aktivitas  terhadap  bakteri 
                                                                                                           9
                                                                                            gram negatif.  
                                                                                          MAJORITY | Volume 5 I Nomor 5|Desember 2016 |147 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Satya agusmansyah asep sukohar pengaruh obat golongan antipiretik terhadap peningkatan angka kejadian steven johnson syndrome di rsud dr abdul moeloek bandar lampung dan antibiotik jurusan pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas bagian farmakologi terapi abstrak adalah bentuk penyakit mukokutan dengan tanda gejala sistemik yang dari ringan sampai berat berupa lesi target tidak teratur disertai makula vesikel bula purpura tersebar luas terutama rangka tubuh ruam kulit awalnya berkembang menjadi papul plak urtikaria atau eritema konfluens pada tengah ini biasanya bersifat vesikular purpurik nekrotik tipikal berbentuk berbentu ktarget patogmonik untuk awal sjs namun berbeda multiforme hanya memiliki dua zona warna inti dapat sedangkan ona mengelilinginya eritem disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas alergi smf kelamin telah dirawat pasien ssj terdiri atas orang laki perempuan usia termuda tahun tertua beberapa ditemukan penyebab terjadinya dikarenakan pemberian jenis terkhusus...

no reviews yet
Please Login to review.