Authentication
188x Tipe PDF Ukuran file 0.47 MB Source: repository.upnyk.ac.id
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. Pengertian dan Ruang lingkup Agro ekologi A. Word food balances B. Konsep dan pengertian ekosistem C. Evolusi system pertanian D. Ekologi domestikasi pertanian E. Ekologi pertanian F. Ekologi dan sifat pertanian modern II. Konsep dan pengertian Ekosistem A. iklim dan pertanian B. bio klimatologi C. pembentukan dan struktur D. unsur hara dan nutrient E. impact fertilizer F. impact irrigation G. peranan mikrobiologi tanah H. pengelolaan ekosistem tanah I. sifat tanaman dan hama tanaman J. pengendalian hama dan penyakita K. aplikasi pestisida secara konvensional dan alternative L. pengendalian biologi M. hasil resistensi N. pengendalian hama penyakit terpadu O. pelestarian tanaman III. Dinamika Agro ekosistem IV. Pelestarian lingkungan Daftar Pustaka I. Pengertian dan Ruang lingkup Agro ekologi Agroekologi merupakan gabungan tiga kata, yaitu Agro (pertanian), Eko/Eco (lingkungan), dan Logi/logos (ilmu). Secara sederhana, Agroekologi dimaknai sebagai ilmu lingkungan pertanian. Secara lebih luas, Agroekologi dimaknai ilmu yang mempelajari hubungan anasir (faktor) biotik dan abiotik di bidang pertanian. Pengertian faktor biotik dan abiotik di bidang pertanian agak berbeda dengan pemahaman terdahulu, terutama anggapan bahwa Tanah, Air dan Udara yang dulu dianggap benda mati, sekarang dipandang sebagai faktor yang ‘hidup’ karena di dalam tanah, air dan udara berlangsung sistem kehidupan yang saling mempengaruhi. Hal ini dapat dibuktikan dengan sifat dinamis tanah, air dan udara. Tanah dapat berubah dari subur menjadi gersang/tandus dan dari lestari menjadi tercemar. Air tidak selalu dipandang sebagai sumberdaya yang tak terbatas dan dapat diperbaharui. Kedudukan air berkualitas tinggi saat ini sangat mengkawatirkan karena banyaknya sumber pencemar yang dibuang ke badan- badan air. Udara juga bukan benda yang gratis lagi, terutama di daerah kota-kota besar dan kawasan industri, dimana kondisi udara semakin menurun kualitasnya. Agroekologi lebih menekankan pentingnya memperhatikan faktor lingkungan dalam budidaya pertanian. Pertanian bukan sekedar interaksi antara petani dengan tanamannya. Aktifitas pertanian secara kompleks melibatkan banyak faktor, terutama manusia, hewan, lahan dan iklim. Faktor manusia sangat didominasi kondisi sosial dan ekonominya. Faktor hewan terdiri dari hewan makro (ternak, ikan) dan hewan mikro (mikrobia). Faktor lahan meliputi kondisi fisiografi (kelerengan dan ketinggian tempat), tanah, air, dan tanaman. Faktor iklim terdiri dari sinar matahari, suhu, kelembaban, angin dan curah hujan. Masing-masing komponen di atas dikaji lebih mendalam tentang sifat atau karakteristiknya. Kemudian interaksi antar komponen dan pola manajemen yang tepat dalam mengendalikan kondisi agroekologi di suatu tempat. Konsep agroekologi mengenal model pengelolaan berdasar kondisi agroekologi yang bersifat spisifik. Masing-masing lokasi dapat berbeda kondisi agroekologinya, sehingga memerlukan manajemen/pengelolaan yang berbeda pula. Konsep pengelompokan agroekologi ini sering disebut sebagai Zone Agroekologi (Agroecological Zone). Manajemen lahan berdasarkan kondisi agroekologi sangat penting dilakukan, terutama terkait dengan kegiatan pengembangan wilayah yang terkait dengan bidang pertanian secara luas (budidaya tanaman pangan & hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan). Faktanya masing-masing bidang ini terkait satu dengan yang lain. Pengelolaan lahan yang berdasarkan kondisi agroekologi dapat dilihat pada penerapan Agroforestry/Wanatani (gabungan pertanian dan kehutanan) dan Agrocomplex/Biocyclofarming/Pertanianterpadu. Bentuk aplikasi yang lain dapat dilihat pada penerapan kebijakan dalam pengembangan wilayah, misalnya lahan yang subur tetap dipertahankan untuk pertanian-perkebunan-kehutanan, pengembangan komoditas tanaman berdasarkan tingkat kesesuaian lahan (land suitability), dll. Bahkan aktifitas bisnis di bidang pertanian (agribisnis) juga perlu mendasarkan pada kondisi agroekologi setempat. Hal ini dapat dilihat misalnya ada keterkaitan antara kondisi lahan dengan kualitas produk pertanian, antara kondisi lahan dengan jalur transportasi ke pasar, dll. Mengingat pentingnya peranan agroekologi ini, maka pengembangan produksi dan bisnis di bidang pertanian sangat perlu memperhatikan kondisi ekologi setempat dan bagaimana upaya jitu dalam melestarikannya. Sumber : Kundarto, Muhamad, SP, MP (2009). Mengenal Agroekologi. From : http://mkundarto.wordpress.com/2009/10/01/mengenal-agroekologi/ Pembangunan pertanian dalam arti luas merupakan salah satu sektor pembangunan penting untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat. Namun demikian kegiatan sektor ini tidak terlepas dari dampak negatif yang dapat mengancam hasil pembangunan itu sendiri. Dengan tuntutan peningkatan produktivitas pada seluruh komoditi pertanian, pertimbangan kelestarian sumberdaya, kesinambungan dan wawasan lingkungan sering tidak lagi menjadi perhatian penting para penentu kebijakan. Berbagai contoh pelaksanaannya antara lain terlalu bernafsunya mengejar produktivitas komoditi tanaman pangan/semusim, hutan tanaman industri, pengembangan tambak dan pengembangan agribisnis yang lain yang tidak mengindahkan kepentingan kelestarian dalam jangka panjang. Keseluruhan bentuk kebijakan pengembangan ini menempatkan produktivitas sebagai tujuan utama tanpa disertai upaya yang memadai untuk mencegah atau menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkannya. Di pihak lain jumlah penduduk baik Indonesia maupun dunia terus bertambah cepat yang menuntut hasil pertanian ikut bertambah pula. Sementara itu kecenderungan produksi pertanian yang sudah levelling off ikut menambah beban pemikiran aspek ini jika penyelesaian positif yang diharapkan. Atas dasar kenyataan inilah agroekologi perlu
no reviews yet
Please Login to review.