Authentication
175x Tipe PDF Ukuran file 0.18 MB Source: media.neliti.com
Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut Penatalaksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut Gulbuddin Hikmatyar, TA Larasati Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstrak Sensus penduduk Indonesia tahun 2010, jumlah lansia sebanyak 18,1 juta dan diperkirakan akan terus meningkat, sedangkan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, pada lansia prevalensi penyakit sendi (24,7%) berada diurutan ketiga penyakit tidak menular setelah stroke (57,9%) dan hipertensi (36,8%), yang meningkat seiring bertambahnya umur. Salah satu penyakit sendi adalah arthritis gout, merupakan gangguan metabolik asam urat menumpuk dalam jaringan tubuh. Pada gout terdapat defosit kristal asam urat di dalam persendian. Pencetus nyeri sendi lainnya osteoarthritis, merupakan penyakit sendi degeneratif ditandai dengan kerusakan tulang rawan sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis lempeng tulang. Hipertensi merupakan penyakit yang banyak ditemukan pada masyarakat saat ini akibat peningkatan tekanan darah. Umumnya penyakit hipertensi tidak terdeteksi karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksaan kesehatannya. Metode yang digunakan adalah case report. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pasien memiliki derajat fungsional 2 dengan arthritis gout, osteoarthritis dan prehipertensi dengan faktor resiko internal yaitu usia, pengetahuan kurang mengenai penyakit, perokok aktif, aktivitas fisik banyak, pola berobat kuratif, tidak pernah berolahraga. Faktor resiko eksternal pasien yaitu kurangnya pengawasan terhadap pola makan, kepribadian pasien tertutup, dan ekonomi keluarga kurang. Edukasi dilakukan pada pasien dan keluarganya tentang penyakit dan pencegahan agar tidak menimbulkan komplikasi, dilakukan evaluasi dan terdapat perubahan dari perilaku kesehatan, pola makan, dan aktifitas fisiknya. Penatalaksanaan pada pasien dilakukan secara holistik, patient center, dan family approach. Pada proses perubahan perilaku, Tn. S sudah mencapai tahap trial. Peran keluarga penting dengan cara mendukung serta terlibat dalam perawatan dan pengobatan pasien. Kata Kunci: arthritis gout, hipertensi, osteoarthtritis, perilaku kesehatan Comprehensive Management of Arthritis Gout and Osteoarthritis in Old Age Workers Abstract Census of Indonesian in 2010, the number of elderly is 18.1 million and expected continue to increase, while based on Riskesdas 2013, in elderly prevalence of joint disease (24,7%) is in third of non-communicable diseases after stroke (57,9% ) and hypertension (36.8%). One of the joint diseases is gout arthritis, a metabolic disorder of gout accumulating in tissues. In gout there is deficit of uric acid crystals in joints. The other joint pain is osteoarthritis, a degenerative joint disease characterized by joint cartilage damage, increased thickness and sclerosis of bone plates. Hypertension is a disease that is found in many people because increased blood pressure. Generally, hypertension disease is not detected because low public awareness. The method is Case Report. Primary data were obtained by anamnesis and physical examination. Patient have 2 functional degrees with gout arthritis, osteoarthritis and prehypertension with internal risk factors are age, lack of knowledge about the disease, active smokers, numerous physical activity, curative medication patterns, lack exercising. External risk factors for patients are lack of supervision of diet, closed patient personality, and poor economy. Education is done to patient and his family about disease and prevention of complications, after the evaluation, there are change of health behavior, diet and physical activity. Management in patients is done holistically, patient center, and family approach. In the process of behavior change, patient has reached the stage of trial. The family role is important by supporting and engaging in patient care and treatment. Keywords: gout arthritis, health behavior , hypertension, osteoarthtritis Korespondensi: Gulbuddin Hikmatyar, S.Ked., alamat Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, HP 082176128815, e-mail hikmatyarg@gmail.com Pendahuluan penyakit kronis yang disebabkan oleh Proses penuaan ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk perubahan fisiologis yang terjadi pada beradaptasi dengan stres lingkungan serta beberapa organ dan sistem. Perubahan yang kelemahan pada lansia. Tujuh golongan terjadi menyebabkan penurunan fungsi tubuh penyakit yang banyak dilaporkan terjadi pada untuk melakukan aktivitas. Seiring dengan lansia adalah arthritis, hipertensi, gangguan peningkatan persentase lansia terjadi juga pendengaran, kelainan jantung, sinusitis peningkatan jumlah dan tingkat kejadian J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |22 Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut kronik, penurunan visus, dan gangguan pada dunia sebanyak 151 juta jiwa. Di kawasan Asia tulang. Tenggara kejadian OA mencapai 24 juta jiwa Pada sensus penduduk Indonesia tahun dan untuk wilayah Indonesia sekitar 100% laki- 2010, jumlah lansia tercatat sebanyak 18,1 juta laki dan perempuan di Indonesia dengan usia penduduk lansia dan diperkirakan akan diatas 75 tahun mempunyai gejala-gejala OA. meningkat 10 tahun mendatang sebesar 60%. Osteoartitis merupakan penyakit sendi Sedangkan berdasarkan hasil Riskesdas 2013 degeneratif, di mana keseluruhan struktur dari kepada lansia didapatkan hasil prevalensi sendi mengalami perubahan patologis. penyakit sendi berada di urutan ketiga Ditandai dengan kerusakan tulang rawan penyakit tidak menular setelah stroke (57,9%) (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya dan hipertensi (36,8%), dan untuk prevalensi ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, penyakit sendi yaitu 24,7% yang berdasarkan pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, diagnosis meningkat seiring dengan meregangnya kapsula sendi, timbulnya bertambahnya umur.3 peradangan, dan melemahnya otottotot yang Salah satu penyakit sendi adalah arthritis menghubungkan sendi. Hal tersebut disertai gout, arthritis gout merupakan gangguan dengan peningkatan ketebalan dan sklerosis metabolik karena asam urat (uric acid) dari subchondral yang bisa disebabkan oleh menumpuk dalam jaringan tubuh, yang pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi peregangan kapsul artikular, sinovitis ringan gout, terdapat timbunan atau deposit kristal pada persendian, dan lemahnya otot-otot yang asam urat didalam persendian. Selain itu asam menghubungkan persendian. Osteoartritis urat merupakan hasil metabolisme normal dari primer seringkali terjadi tanpa diketahui pencernaan protein (terutama dari daging, penyebabnya yang dikenali sebagai idiopatik hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti sedangkan osteoartritis sekunder dapat terjadi kacang dan buncis) atau dari penguraian akibat trauma pada sendi, infeksi, senyawa purin yang seharusnya akan dibuang perkembangan, kelainan neurologi, dan 5 melalui ginjal, feses, atau keringan. Gout dapat metabolik. bersifat primer, sekunder, maupun idiopatik. Hipertensi merupakan penyakit yang Gout primer merupakan akibat langsung banyak ditemukan pada masyarakat pada saat pembentukan asam urat tubuh yang ini. Hipertensi adalah penyakit yang terjadi berlebihan atau akibat penurunan ekskresi akibat peningkatan tekanan darah. Tekanan asam urat. Gout sekunder disebabkan karena darah ditentukan oleh dua faktor utama yaitu pembentukan asam urat yang berlebihan atau curah jantung dan resistensi perifer. Curah ekskresi asam urat yang berkurang akibat jantung adalah hasil kali denyut jantung dan isi proses penyakit lain atau pemakaian obat- sekuncup. Besar isi sekuncup ditentukan oleh obatan tertentu sedangkan gout idiopatik kekuatan kontraksi miokard dan alir balik vena. adalah hiperurisemia yang tidak jelas penyebab Resistensi perifer merupakan gabungan primer, kelainan genetik, tidak ada kelainan resistensi pada pembuluh darah (arteri dan fisiologis atau anatomi yang jelas. Komplikasi arteriol) dan viskositas darah. Umumnya pada gout berhubungan dengan hiperurisemia penyakit hipertensi tidak terdeteksi karena kronis. Pada arthritis gout kronis dapat terjadi rendahnya kesadaran masyarakat untuk kerusakan sendi, bahkan dapat menyebabkan memeriksaan kesehatannya.6 deformitas. Gout juga dapat menimbulkan Tujuan pendekatan dokter keluarga nefrolithiasis yang diakibatkan oleh nefropati terhadap tatalaksana dari pasien adalah untuk urat sehingga dapat timbul gagal ginjal kronis.4 mengobati penyakit yang diderita oleh pasien Faktor pencetus nyeri sendi yang lain secara holistik dan berkesinambungan adalah osteoarthritis (OA) karena nyeri sendi sehingga diharapkan dapat meningkatkan merupakan keluhan utama yang muncul pada kesembuhan dan kualitas hidup pasien. penderita OA. Osteoarthritis merupakan salah satu jenis penyakit rematik yang paling banyak Kasus ditemukan pada golongan usia lanjut di Tn. S, 74 tahun, tidak bekerja, datang lndonesia, berkisar 50-60%. Data dari World sendiri ke Puskesmas Karang Anyar dengan Health Organization (WHO) tahun 2011 keluhan nyeri dibagian lutut kaki kiri dan jari- menunjukkan jumlah penderita OA di seluruh jari kaki kiri yang dirasa sekitar 10 bulan yang J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |23 Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut lalu dan makin memberat sekitar 3 minggu untuk berobat dan tidak pernah mengontrol sebelum ke Puskesmas. Nyeri sendi dirasakan penyakit yang diderita. hilang timbul dan menghilang dengan Pada pemeriksaan fisik penampilan sendirinya. Biasanya nyeri akan dirasakan cukup bersih dan kurang terawat, berat badan bertambah pada pagi hari dan setelah 50 kg, tinggi badan 151 cm, IMT 19,6 (normal), beraktivitas berat. Keluhan nyeri sendi yang terlihat sakit ringan. Tekanan darah 140/80 dirasakan pasien sangat mengganggu mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17 aktivitasnya karena susah berjalan. Pasien x/menit, suhu tubuh 36,0 oC. Pemeriksaan sudah pernah didiagnosa dengan penyakit yang status lokalis regio genu sinistra didapatkan sama dan telah melakukan pengobatan tetapi nyeri tekan (+), edema (+) dan regio digiti I pasien tidak melanjutkan pengobatannya dan dan II pedis sinistra didapatkan nyeri tekan (+), hanya sekali berobat. Riwayat hipertensi dan warna kemerahan dan bengkak, tidak teraba penyakit kencing manis tidak pernah dimiliki o panas. Pemeriksaan ROM fleksi genu: <40 , oleh pasien. ekstensi genu: 180o . Pemeriksaan Penunjang Pasien merupakan seorang perokok aktif berupa laboratorium GDS 119 mg/dl, Asam sejak usia remaja. Jumlah rokok perhari kurang Urat 9,7 mg/dl. dari 2 bungkus rokok. Pasien tidak pernah Rumah pasien berada dua ratus meter 2 melakukan olahraga. Pasien kurang mengatur dari bibir jalan raya dengan luas 6x10 m . pola makan seperti makan tidak tepat waktu Dinding anyaman bambu, lantai tanah keras, sehingga kadang hanya makan 1 kali sehari. dengan jendela di setiap ruangan yang dapat Sebelum merasakan keluhan di atas, pasien dibuka dan ada pula jendela yang tidak dapat masih sering mengkonsumsi melinjo, kopi, dibuka sehingga membuat sirkulasi udara kacang-kacangan, sayur hijau seperti daun kurang dan dapat meningkatkan resiko singkong, dan jeroan (tinggi purin) tetapi sudah penyakit pernapasan. Terdapat dua buah sekitar 5 bulan ini pasien tidak kamar tidur, ruang keluarga dan ruang tamu mengkonsumsinya lagi. Pasien mengatakan menjadi satu, serta satu kamar mandi yang bahwa jarang minum dan minum tidak terlalu terletak dibelakang. Terdapat dapur sekaligus banyak, sehari sekitar 2 Liter namun kadang tempat makan keluarga. Terdapat satu ruang bisa lebih. memasak yang bergabung dengan kandang Pasien mengeluhkan sulit tidur karena ayam dan gudang penyimpanan kayu bakar banyak pikiran untuk mencukupi kebutuhan sehingga menimbulkan kesan kurang tertata dan memikirkan anak-anaknya yang bekerja dan pengap. Sumber air berasal dari sumur, sebagai buruh dengan penghasilan pas-pasan. terdapat septic tank untuk pembuangan Pasien dulu bekerja sebagai buruh bangunan limbah dengan kedalaman 1,5 m dalam hal ini dan sudah 5 tahun tidak pernah bekerja lagi menggambarkan sanitasi rumah cukup baik. dikarenakan pasien merasa sudah tua dan Pada pasien didiagnosis masalah klinis tidak sanggup untuk bekerja lagi. Keadaan sebagai arthritis gout, osteoarthritis, dan ekonomi pasien menengah kebawah. prehipertensi berdasarkan gejala yang dialami Tn. S tinggal bersama istrinya bernama serta pemeriksaan fisik yang dilakukan. Faktor Ny. M dan satu orang anaknya yang berjenis resiko pasien dari aspek internal yaitu usia kelamin laki-laki. Istri Tn. S merupakan seorang lanjut, pengetahuan yang kurang mengenai ibu rumah satu anaknya yang tinggal penyakit yang diderita, pasien merupakan dengannya masih menganggur. Hubungan seorang perokok aktif, riwayat aktivitas fisik pasien dengan anak-anak dan istrinya terjalin yang banyak, dan pasien tidak pernah baik. Tn. S memiliki kepribadian tertutup berolahraga sedangkan faktor resiko eksternal sehingga sering mimikirkan sendiri masalah antara lain kurangnya pengawasan keluarga yang dia hadapi. Tn. S merupakan anak terhadap pola makan pasien, kondisi rumah pertama dari 4 bersaudara. Ayah dan ibu Tn. S yang kurang ideal (sangat sempit, lantai tanah, sudah meninggal dan pasien tidak mengetahui dinding anyaman bambu ventilasi dan penyakit apa yang diderita ibu dan bapaknya pencahayaan kurang), keadaan psikososial selama ibu dan bapaknya hidup. Pola yang tertutup, serta keadaan ekonomi keluarga pengobatan pasien dan keluarga apabila yang kurang. Derajat fungsional pasien adalah mengalami keluhan penyakit pasien baru pergi derajat 2 yaitu mampu melakukan perawatan J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |24 Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut diri namun terbatas dalam mengerjakan anamnesis tentang keluarga dan perihal aktifitas berat. penyakit yang telah diderita. Berdasarkan hasil Intervensi yang diberikan pada pasien ini kunjungan tersebut, diketahui bahwa dari segi adalah edukasi dan konseling mengenai perilaku kesehatan pasien masih penyakitnya, pencegahan agar penyakit tidak mengutamakan kuratif daripada preventif dan muncul kembali, pengobatan yang harus memiliki pengetahuan yang kurang tentang dijalani oleh pasien dan cara-cara memperbaiki penyakit-penyakit yang ia derita. Pasien jarang keadaan pasien. Pencegahan kekambuhan berolahraga dan memiliki pola makan yang pada pasien dilakukan dengan tidak teratur. Penghasilan yang ada dirasakan penatalaksanaan nonfarmakoterapi berupa masih kurang. Pasien tidak mengetahui riwayat edukasi pasien mengenai artritis gout, penyakit dalam keluarganya karena kurangnya osteoarthritis, dan prehipertensi berupa pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan penyebab, komplikasi, dan rencana keluarga. Pola makan pasien masih sering tatalaksananya. Pasien juga diberikan edukasi mengonsumsi makanan seperti jeroan dan mengenai makanan apa saja yang sayur-sayur hijau seperti daun singkong, dan diperbolehkan, dibatasi, dan dihindari oleh sayuran kacang lainnya. Keadaan rumah kurang pasien gout yaitu makanan yang mempunyai ideal, sangat sempit, dinding dari anyaman purin tinggi dan menghindari makanan pemicu bambu, lantai tanah, kurang rapi, ventilasi hipertensi seperti asin, dan kolesterol tinggi. yang sangat kurang, dan pencahayaan yang Untuk memperbaiki keadaan pasien kurang menyebabkan keadaan rumah menjadi pasien diedukasi dan motivasi pasien untuk pengap. Sistem pelayanan kesehatan minum obat dan kontrol teratur untuk terjangkau dari lokasi tetapi dari segi biaya memeriksa tekanan darah dan kadar asam pasien berobat menggunakan Kartu Indonesia urat, anjuran untuk berolah raga ringan seperti Sehat (KIS). Pasien jarang mengontrol jalan atau senam ringan dan menghindari penyakitnya ke Puskesmas dengan alasan tidak jogging atau lari, melakukan peregangan otot- ada yang mengantarkan dan menenmani serta otot sebelum memulai olahraga, pasien ini jaraknya yang menurut pasien jauh. Sehari- disarankan juga untuk senam lantai 3 kali harinya pasien tidak lagi bekerja dan hanya seminggu dimana pasien mengambil posisi kadang bekerja sambilan. terlentang sambil meregangkan lututnya Pada pasien ini terdapat 6 kriteria dari dengan cara mengangkat kaki dan secara 12 kriteria klinis untuk penegakan diagnosis perlahan menekuk dan meluruskan lututnya, gout, yaitu lebih dari satu kali serangan, pada keluarga diberi pengertian tentang inflamasi maksimal dalam 1 hari, artritis pentingnya memberi dukungan pada pasien, monoartikuler, kemerahan pada sendi, terjadi mengawasi pengobatan seperti diet pasien dan peningkatan kadar asam urat (9,7 mg/dl), dan kapan harus kontrol kembali. Edukasi juga pembengkakan sendi yang asimetris, sesuai dilakukan kepada anggota keluarga mengenai dengan pedoman untuk penegakan diagnosis faktor risiko yang ada dan pentingnya arthritis gout akut yaitu dengan menggunakan melakukan deteksi dini antara lain kriteria dari American College of Rheumatology pemeriksaan kadar asam urat dan tekanan (ACR) tahun 1977 ditemukannya kristal urat di darah. Penatalaksanaan farmakoterapi yang cairan sendi, atau adanya tofus yang berisi diberikan pada pasien adalah Allopurinol 1x100 kristal urat, atau terdapat 6 dari 12 kriteria mg, Piroxicam 2x10 mg, Vitamin B Complex 1x1 klinis, laboratoris dan radiologis, yang terdiri tab, Captopril 1x25 mg. dari adanya lebih dari satu kali serangan Pembahasan arthritis akut, inflamasi maksimal terjadi dalam Masalah kesehatan yang dibahas pada waktu satu hari, arthritis monoartikuler, kasus ini adalah seorang laki-laki berumur 74 kemerahan pada sendi, bengkak dan nyeri tahun dengan artritis gout, osteoarthritis, dan pada Metatarsophalangeal-1 (MTP-1) yang prehipertensi yang tidak terkontrol sejak 10 merupakan sendi yang sering terkena, artritis bulan yang lalu. Kunjungan pertama kali yang unilateral yang melibatkan MTP-1, artritis dilakukan adalah pendekatan dan perkenalan unilateral yang melibatkan sendi tarsal terhadap pasien serta menerangkan maksud kecurigaan adanya tofus, terjadi peningkatan dan tujuan kedatangan, diikuti dengan kadar asam urat dalam darah (lebih dari 7,5 mg/dl), pembengkakan sendi yang asimetris, J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |25
no reviews yet
Please Login to review.