Authentication
194x Tipe PDF Ukuran file 0.54 MB Source: media.neliti.com
86| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 6, No.1 Edisi April 2017, 86-100 Pengembangan LKS Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Berbasis Problem Solving * Elsie Tiara Pramesti , Ratu Betta Rudibyani, Emmawaty Sofia FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandarlampung *email: elsiepramesti12@gmail.com, Telp: +6282280781551 th nd th Received: May, 4 2017 Accepted: Jun, 2 2017 Online Published: Jun, 13 2017 Abstract: Development of Student Worksheet of Electrolyte and Non electrolyte Solution Based on Problem Solving. This research was conducted to develop student worksheets based on problem solving on electrolyte and non electrolyte solution. This research used the method of research and development (R&D). The research phase begun with design and made the initial draft based on literature studies and field studies with teacher and student respondents. Then carried out the development of student worksheets and validated by an expert. Characteristics of student worksheets that validated include aspects of readability, construction, and suitability content which validation results in the category strongly agree. The next phase was limited trial to find out teacher and student responses from Xth IPA 2 SMAN 13 Bandarlampung. Results of teacher and student responses was included in the category strongly agree. The conclusions of this research showed that development result of student worksheets based on problem solving is good to use. Keyword: electrolyte and non electrolyte solution, problem solving, student worksheets Abstrak: Pengembangan LKS Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Berbasis Problem Solving. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis problem solving pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Tahap penelitian diawali dengan perancangan dan pembuatan draft awal berdasarkan hasil studi pustaka dan studi lapangan dengan responden guru dan siswa. Selanjutnya, dilakukan pengembangan LKS dan divalidasi oleh seorang ahli. Karakteristik LKS yang divalidasi tersebut meliputi aspek keterbacaan, konstruksi, dan kesesuaian isi materi dengan hasil validasi termasuk dalam kategori sangat setuju. Tahap selanjutnya dilakukan uji coba terbatas untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa kelas X IPA 2 SMAN 13 Bandarlampung terhadap LKS yang dikembangkan. Hasil tanggapan guru dan siswa terhadap LKS termasuk dalam kategori sangat setuju. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil pengembangan LKS berbasis problem solving baik untuk digunakan. Kata kunci: larutan elektrolit dan non elektrolit, LKS, problem solving PENDAHULUAN tantangan baik nasional maupun global. Pendidikan merupakan kunci uta- Berdasarkan data yang diperoleh dari ma dalam program pencerdasan dan Education For All Global Monitoring pembangunan bangsa dan negara, Report pada tahun 2012, Indonesia ber- namun sistem pendidikan nasional yang ada diposisi 69 dari 120 negara yang di- telah dibangun ternyata belum sepenuh- survei. Meskipun mengalami kenaikan nya mampu menjawab kebutuhan dan peringkat dari tahun 2011, Indonesia Pramesti et al. Pengembangan LKS Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit …. |87 justru mengalami penurunan nilai indek atau dikenal dengan model pembelajaran pengembangan pendidikan atau The problem solving (Herman, 2007). EFA Developmet Indeks dari 0,947 ke Pada kegiatan pembelajaran model 0,938 (Martin dkk., 2012). problem solving, individu dihadapkan Pemerintah pada dasarnya telah kepada masalah yang harus dipecahkan, mengupayakan peningkatan mutu pen- ada tahapan dalam memecahkan masalah didikan nasional, khususnya pendidikan yaitu mengumpulkan informasi, me- IPA. Salah satu cara yang dapat ditem- rumuskan hipotesis, menguji hipotesis puh adalah dengan penyempurnaan ku- dan menarik kesimpulan jawaban dari rikulum pendidikan di Indonesia. Pada masalah (Fauziah dkk., 2013). Problem tahun ajaran 2013/2014 pemerintah mu- solving memiliki keunggulan berupa lai memberlakukan kurikulum baru strategi yang cukup bagus untuk mem- yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 buat siswa lebih memahami isi pelajaran dirancang untuk mengembangkan dan membantu siswa untuk memahami sikap, pengetahuan dan keterampilan. masalah dalam kehidupan nyata serta Sikap dibentuk melalui aktivitas mene- dapat membantu siswa mengembangkan rima, menjalankan, menghargai, meng- pengetahuan barunya (Sanjaya, 2010; hayati, dan mengamalkan. Pengetahu- Bunterm, 2012). an dimiliki melalui aktivitas menge- Pembelajaran yang menuntut siswa tahui, memahami, menerapkan, meng- menjadi problem solver diperlukan analisis dan mengevaluasi. Keterampil- suatu media pembelajaran yaitu salah an diperoleh melalui aktivitas meng- satunya media Lembar Kerja Siswa amati, menanya, mencoba, menalar, (LKS). LKS adalah salah satu bahan menyaji, dan mencipta (Tim Penyusun, ajar yang membantu dalam proses 2013). Aktivitas tersebut merupakan kegiatan pembelajaran, di dalamnya bentuk keterampilan proses (Ardli dkk., terdapat materi secara singkat, tujuan 2012). pembelajaran, petunjuk mengerjakan Kimia sebagai salah satu cabang atau instruksi, percobaan untuk IPA dalam proses pembelajarannya tidak membuktikan teori atau konsep, dan hanya untuk menguasai pengetahuan sejumlah pertanyaan yang harus di- kimia sebagai produk, tetapi juga untuk jawab siswa sehingga siswa dapat mem- menguasai sikap ilmiah dan penerapan perluas dan memperdalam materi yang kimia dalam kehidupan sehari-hari dipelajari (Depdiknas, 2008). Peng- (Salirawati, 2010). gunaan LKS memungkinkan guru Dibutuhkan paradigma yang tepat mengajar lebih optimal, memberikan dalam proses pembelajaran kimia yang bimbingan kepada siswa-siswa yang mampu melibatkan proses berpikir siswa mengalami kesulitan, serta melatih dan memusatkan kegiatan belajar pada siswa memecahkan masalah (Djamarah siswa (Yang, 2012). Salah satu para- dan Zain, 2000). digma pembelajaran yang dapat di- Berdasarkan penelitian yang di- gunakan adalah paradigma student lakukan oleh Celikler dan Aksan centered, yang teraplikasi dalam pem- (2012), Amalia (2011), Chinaveh belajaran berbasis pemecahan masalah (2013), serta Argelagos dan Piffare (2012) didapatkan hasil bahwa pening- 88| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 6, No.1 Edisi April 2017, 86-100 katan penguasaan materi pada siswa dengan urutan indikator pencapaian yang mendapatkan pembelajaran meng- kompetensi. gunakan media LKS lebih baik Berdasarkan dari hasil wawancara daripada penguasaan materi siswa yang yang telah dilakukan, seluruh guru tidak menggunakan media LKS. LKS menyatakan bahwa pembelajaran yang yang disusun dapat dirancang dan di- disertai dengan penggunaan LKS dapat kembangkan sesuai dengan kondisi dan membantu siswa memahami konsep situasi pada kegiatan pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit. yang akan dihadapi (Widjajanti, 2008). Seluruh guru berpendapat LKS yang Seluruh pelajaran kimia harus di- digunakan belum memuat fakta serta ajarkan dengan menyajikan fakta masalah yang jelas, sehingga peraturan berupa masalah dan cara penyelesaian- kurikulum 2013 yang menuntut siswa nya, sehingga siswa dapat termotivasi untuk memiliki kemampuan dalam untuk belajar dan mengetahui manfaat menyelesaikan masalah atau problem mempelajari ilmu pengetahuan kimia solving belum terpenuhi. seperti pada materi larutan elektrolit Seluruh responden guru menyata- dan non elektrolit. Menurut Wahyuni kan belum pernah membuat LKS yang dkk (2013), banyak sekali masalah berbasis problem solving, sehingga dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mereka merasa perlu membuat LKS dihubungkan dengan materi ini seperti tersebut. Selain karena minimnya tersengatnya tubuh ketika tanpa sengaja pengetahuan guru tentang langkah- menyentuh kabel beraliran arus listrik langkah model pembelajaran tersebut, yang isolatornya terkelupas, dan peng- adanya berbagai kendala tentang gunaan aki dalam kendaraan bermotor. bagaimana cara memvalidasi aspek ke- Faktanya LKS pada materi larutan terbacaan dan kesesuaian isi LKS elektrolit dan non elektrolit yang ber- dengan tahapan model problem solving, edar di beberapa SMA di Bandar menyebabkan seluruh responden guru lampung kurang memperhatikan aspek menyatakan perlu dilakukannya pe- keterbacaan, kemenarikan dan belum ngembangan terhadap LKS berbasis mengkonstruksi pengetahuan siswa. problem solving pada materi larutan Hal tersebut diperkuat dengan hasil elektrolit dan non elektrolit. studi lapangan yang dilakukan di tiga Berdasarkan hasil wawancara SMA Negeri dan dua SMA Swasta di dengan 20 responden siswa kelas XI Bandarlampung. Dari 5 orang guru IPA dari lima sekolah yang sama, kimia kelas X sebagai responden sebesar 51% siswa menyatakan telah diperoleh hasil sebesar 80% responden menggunakan LKS. Sebesar 64,71% guru menggunakan media LKS pada responden siswa menyatakan bahwa materi larutan elektrolit dan non penggunaan bahasa dalam LKS sulit elektrolit. Pada LKS yang digunakan untuk dipahami dan 74,51% siswa me- sebesar 75% merupakan LKS yang rasa kesulitan dalam mengikuti langkah disediakan oleh pihak sekolah, se- kerja yang digunakan dalam LKS hingga terdapat 25% responden guru terutama memahami contoh penerapan yang berpendapat bahwa susunan konsep tersebut. Sebesar 56,86% siswa materi yang ada di LKS belum sesuai menyatakan bahwa LKS yang diguna- kan pada kegiatan pembelajaran larutan Pramesti et al. Pengembangan LKS Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit …. |89 elektrolit dan non elektrolit masih han untuk guru dan siswa, sedangkan terdapat kekurangan. Pengembangan data penelitian yang digunakan berupa LKS dengan menggunakan model hasil analisis kebutuhan dan hasil studi problem solving diharapkan dapat pustaka serta kurikulum. Sumber data meningkatkan keterampilan siswa adalah 5 orang guru kimia dan 100 dalam memecahkan masalah, dan hasil siswa kelas XI IPA dari tiga SMA pengembangan memenuhi kelayakan Negeri dan dua SMA Swasta. Teknik dari aspek keterbacaan, konstruksi dan pengumpulan data yang digunakan kesesuaian isi. Hal ini didukung oleh dalam tahap ini adalah pedoman hasil penelitian yang terlebih dahulu wawancara dan angket (kuisioner). telah dilakukan, yaitu penelitian dari Adapun teknik analisis data pada Diniarti (2013), Fathi dkk (2014), angket analisis kebutuhan dilakukan de- Kartika dkk (2012), Sholeh dkk (2012) ngan cara data yang diperoleh di dan Agustina dkk (2012). klasifikasi kemudian dihitung frekuensi Berdasarkan uraian tersebut maka jawaban angket. Selanjutnya persen- dengan menggunakan langkah-langkah tase dari jawaban guru dan siswa di- model pembelajaran problem solving hitung dengan rumus berikut: diharapkan pada Kompetensi Dasar ∑ (KD) 3.8 mengenai menganalisis sifat i i daya hantar listrik larutan dapat meningkatkan keterampilan siswa Dimana %J merupakan persentase dalam memecahkan masalah dan media in pembelajaran LKS yang layak pada pilihan jawaban tiap butir pertanyaan materi tersebut dapat terpenuhi. Oleh yang terdapat pada angket analisis ke- butuhan, ∑ merupakan jumlah res- karena itu, penulisan artikel ini bertu- i juan untuk mengembangkan LKS ponden yang menjawab jawban-I dan N larutan elektrolit dan non elektrolit, merupakan jumlah seluruh responden melaporkan karakteristik hasil pe- (Sudjana, 2005). ngembangan LKS, hasil validasi ahli, tanggapan guru dan siswa terhadap Tahap pengembangan produk LKS yang dikembangkan. Pada tahap pengembangan produk LKS, instrumen yang disusun berupa instrument aspek keterbacaan, kese- METODE suaian isi dan konstruksi yang digu- Pengembangan LKS materi larutan nakan untuk uji validasi dengan se- elektrolit dan non elektrolit pada pene- orang ahli, sedangkan data penelitian litian ini menggunakan metode peneliti- yang digunakan berupa hasil validasi an dan pengembangan (Research and ahli. Sumber data pada tahap ini adalah Development) sampai pada tahap revisi seorang validator ahli yang merupakan hasil uji coba lapangan awal dengan salah satu dosen program studi pen- responden guru dan siswa. didikan kimia di Universitas Lampung. Kuisioner atau angket digunakan se- Tahap studi pendahuluan bagai teknik pengumpulan data. Pada tahap ini instrumen yang di- susun adalah instrumen analisis kebutu- Tabel 1. Skala Likert
no reviews yet
Please Login to review.