jagomart
digital resources
picture1_Asma Pdf 60205 | Mukhtar Ikhsan Fkik


 172x       Tipe PDF       Ukuran file 0.13 MB       Source: repository.uinjkt.ac.id


Asma Pdf 60205 | Mukhtar Ikhsan Fkik

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 24 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                        Tinjauan Pustaka 
                              
                      PENYAKIT PARU KERJA 
                              
                         Mukhtar Ikhsan 
                Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi  
                    FKUI – FKIK UIN Syarif Hidayatullah 
                           Jakarta 
                              
                              
                           Abstrak 
                              
                              
       Penyakit paru akibat kerja adalah penyakit atau kerusakan paru disebabkan oleh debu, uap atau gas 
       berbahaya  yang  terhirup  oleh  pekerja  di  tempat  pekerjaan.  Di  negara  maju  penyakit  ini  merupakan 
       penyebab utama kecacatan, kehilangan hari kerja dan kematian, sedangkan di Indonesia masih belum ada 
       data  yang  pasti.  Klasifikasi  penyakit  ini  terdiri  dari  iritasi  saluran  napas  atas,  gangguan  jalan  napas, 
       trauma inhalasi akut, pneumonitis hipersensitif, infeksi, pneumokoniosis dan keganasan. Diagnosis sulit 
       ditegakkan karena gejalanya mirip dengan penyakit paru lain bukan akibat kerja. Diagnosis ditegakkan 
       dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, uji faal paru, pemeriksaan radiologik, 
       patologi anatomi, uji provokasi bronkus dan lain-lain atas indikasi. Uji faal paru dianjurkan dilakukan 
       secara  berkala.  Pemeriksaan  foto  toraks  untuk  menilai  pneumokoniosis    dilakukan  sesuai  dengan 
       klasifikasi  ILO.  Jenis  penyakit  paru  akibat  kerja  antara  lain  bronkitis  industri,  asma  kerja,  silikosis, 
       bisinosis, asbestosis, kanker paru akibat kerja dan masih banyak yang lainnya.  
        
                              
       PENDAHULUAN 
        
       Industrialisasi mempunyai dampak positif  dan negatif  bagi manusia. Di satu pihak  memberikan 
       dampak positif berupa terciptanya lapangan kerja, mempermudah komunikasi dan transportasi 
       serta akhirnya terjadi peningkatan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Di pihak lain timbul 
       dampak negatif karena pajanan bahan-bahan yang terjadi pada proses industri atau oleh karena 
       produk-produk hasil industri tersebut. Pajanan  bahan-bahan tersebut mempengaruhi kesehatan 
       lingkungan antara lain berupa pencemaran air karena pembuangan limbah dari pabrik-pabrik, 
       pencemaran udara oleh bahan-bahan yang diolah atau karena asap pabrik tersebut.1 
        
       Penyakit akibat kerja biasanya disebabkan oleh pajanan terhadap bahan kimia dan biologis, serta 
       bahaya fisik  di  tempat  kerja.  Meskipun  angka  kejadiannya  tampak  lebih  kecil  dibandingkan 
       dengan  penyakit-penyakit  utama  penyebab  cacat  lain,  terdapat  bukti  bahwa  penyakit  ini 
       mengenai cukup banyak orang, khususnya di negara-negara yang giat mengembangkan industri.2  
        
       Berbagai  kelainan  dan  penyakit  dapat  timbul  dan  mengenai  berbagai  organ  tubuh,  seperti 
       kelainan  kulit, gangguan gastrointestinal, kelainan  mata serta penyakit dan kelainan saluran 
       napas. Kelainan yang terjadi bervariasi, mulai dari yang ringan sampai kerusakan berat sehingga 
       menimbulkan kecacatan pada penderitanya.1 
           
          SEJARAH 
           
          Pada zaman pra sejarah, hanya mungkin untuk memperkirakan ada tidaknya penyakit paru akibat 
          kerja, karena pada waktu itu hanya ada 2 jenis pekerjaan yaitu berburu dan pertanian. Mungkin 
          saja pada saat itu terjadi silikosis akibat pembuatan senjata dari batu api dan alergi terhadap biji-
                 
          bijian. Pada zaman pertengahan, terutama di Eropa, terdapat perubahan lambat status pekerjaan 
          dari  pekerja  keras  atau  pengolah  tanah  menjadi  pedagang,  bakan  sering  terorganisir  menjadi 
          serikat pekerja. Status penambang menjadi penting terutama karena kebutuhan terhadap logam 
          mulia untuk pembuatan uang logam, serta logam dasar untuk alat-alat yang telah berkembang 
          sejalan dengan berkembangnya perdagangan.3 
           
          Pada tahun 1526, Agricola adalah dokter pertama yang mendokumentasikan penyakit akibat 
          kerja  yaitu kematian penambang akibat penyakit paru. Dia juga mendiskusikan penyakit dan 
          kecelakaan dari penambang dan risiko akibat hambatan jalan napas serta penyakit paru. Dokter 
          yang  pertama  yang  tertarik  secara  umum  terhadap  penyakit  akibat  kerja  adalah  Bernardino 
          Ramazzini (1633-1714), dapat disebut sebagai Bapak Kedokteran Kerja. Ramazzini mengarang 
          buku De Morbis Artificium Diatriba ( 1700 dan 1703) atau Treatise on the Disease of Workers. 
          Ramazzini memperkenalkan konsep revlusioner dalam kedokteran modern, bahwa dokter harus 
          menanyakan keterangan tentang pekerjaan pasien - apa pekerjaan anda -, bahkan mengunjungi 
          tempat kerjanya.3 
           
          Pada masa revolusi industri (awal abad 18) terlihat perkembangan cara untuk memproduksi besi 
          baja dan pemakaian tungku batu arang untuk peleburan serta penemuan mesin uap. Ditemukan 
          mesin  yang  bekerja  lebih  efektif  untuk  memproduksi  bahan-bahan  katun  dan  wool,  untuk 
          transportasi dan pompa air di pertambangan. Terjadi migrasi pekerja dari daerah pedesaan ke 
          perkotaan. Populasi tumbuh, kesejahteraan dan angka harapan hidup meningkat, tetapi terjadi 
          peningkatan angka kesakitan dan epidemi penyakit, terutama di kalangan pekerja.3   
           
          Pada masa modern, penyakit akibat kerja makin mendapat peerhatian baik di Amerika maupun 
          Eropa. Banyak dokter yang mulai memperhatikan aspek-aspek kesehatan kerja. Pada tahun 1970 
          misalnya di Kongres Amerika Serikat membuat undang-undang Occupational Safety and Health 
          Act. Dalam pelaksanaannya diawasi oleh Occupational  Safety Health and Health Admnistration 
          (OSHA) dari Department of Labor.3 
           
          PENYAKIT PARU KERJA 
           
          Penyakit  paru  kerja  adalah  penyakit  atau  kelainan  paru  yang  timbul  sehubungan  dengan 
          pekerjaan. Berbagai zat berupa debu, serat dan gas dapat timbul pada proses industri. Tergantung 
          pada jenis zat tersebut maka penyakit yang ditimbulkannya pun bermacam-macam. Manifestasi 
          klinik  penyakit  paru  kerja  mirip  dengan  penyakit  paru  lain  yang  tidak  berhubungan  dengan 
          pekerjaan.  Pada  tabel  1  dapat  dilihat  pembagian  penyakit  paru  kerja  dihubungkan  dengan 
          etiologinya.1 
           
              Tabel 1. Pembagian Penyakit Paru Kerja.1 
           
           1. Penyakit paru interstitial : asbes, batubara, silika, berilium, jamur dan antigen burung  
               (pneumonitis hipersentif) 
           2. Edema paru : asap, nitrogen, SO2 dan fosgen 
           3. Penyakit pleura (efusi pleura, mesotelioma) : asbes 
           4. Bronkitis : debu tepung, debu berat (batubara) 
           5. Asma : bulu binatang, toluene diisosianat, garam platina, tepung dan debu kapas 
           6. Karsinoma bronkus : uranium, asbes, krom, nikel, klormetil dan metil eter 
           7. Penyakit infeksi : antraks, coccidiodomycosis, ekinokokkus dan psitakosis   
             
            
           Untuk menentukan apakah penyakit paru yang terjadi berhubungan dengan pekerjaan, harus 
           dilakukan evaluasi medis yang meyeluruh. Riwayat pekerjaan sehubungan dengan pajanan zat 
           harus dikatahui, serta ditentukan derajat lama pajanan dan penggunaan alat pelindung. Masa 
           antara  pajanan  yang  didapat  sampai  timbul  kelainan  mungkin  berlangsung  lama,  sehingga 
           menimbulkan kesulitan dalam menentukan hubungan antara pekerjaan dan penyakit.1 
            
           DIAGNOSIS 
            
           Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang. 
           Anamnesis 
            
           Riwayat pekerjaan sangat penting diketahui dan dinilai untuk menentukan apakah suatu penyakit 
           berhubungan denga pekerjaan. Hal-hal yang perlu ditanyakan antara lain :1 
            
           1. Riwayat pekerjaan 
               a. Pencatatan pekerjaan dan kegemaran yang terus menerus atau part time kronologis 
               b. Identifikasi bahan berbahaya di tempat kerja : 
                   - bahan yang digunakan oleh pekerja 
                   - bahan yang digunakan oleh pekerja pembantu  
               c. Hubungan antara pajanan dan gejala yang timbul : 
                   - waktu antara mulai bekerja dan gejala pertama  
                   - urut-urutan dan perkembangan gejala 
                   - hubungan antara gejala dengan tugas tertentu 
                   - perubahan gejala dan waktu libur, jauh dari tempat kerja 
            
           2. Keluhan penyakit 
               Ditanyakan tentang keluhan penyakit  berupa : 
               a. Batuk : 
                   - sifat batuk (keras/tidak keras) 
                   - waktu batuk (pagi/siang/malam/terus-menerus) 
               b. Dahak (pagi/siang/malam/terus-menerus) 
               c. Napas pendek : 
                   - waktu jalan cepat (jalan datar) 
                   - waktu berjalan 100 meter/1.5 km/atau lebih 
               d. Nyeri dada 
            
       3. Riwayat penyakit 
           Ditanyakan tentang ada tidaknya penyakit/keluhan yang pernah diderita : 
           a. Batuk 
               - batuk selama 3 (tiga) bulan, terjadi tiap-tiap tahun 
               - sifat batuk (keras/tidak keras) 
               - waktu batuk (pagi/siang/malam/terus menerus) 
               - peningkatan batuk selama 3 minggu atau lebih, selama 1 tahun terakhir 
           b. Dahak 
               - dahak selama 3 bulan, terjadi tiap-tiap tahun 
               - waktu terjadinya daha (pagi/siang/malam/terus menerus) 
               - peningkatan dahak selama 3 minggu atau lebih, selama 3 tahun terakhir 
           c. Napas pendek 
               - sejak 12 bulan terakhir pernah mengalami/tidak terbangun tidur malam 
           d. Mengi (wheezing) 
               - sejak 3 bulan terakhir pernah mengalami/tidak  
               - waktu mengi disertai napas pendek atau napas normal 
           e. Nyeri dada 
               - sejak 3 tahun terakhir pernah mengalami/tidak, yang lamanya 1 minggu 
           f. Penyakit-penyakit lain yang pernah diderita : 
               - kecelakaan/operasi di daerah dada 
               - gangguan jantung 
               - bronkitis 
               - pneumonia 
               - pleuritis 
               - TB paru 
               - Asma bronkial 
               - Gangguan dada yang lain 
               - Hay fever 
          
       4. Riwayat kebiasaan 
           Ditanyakan kebiasaan merokok meliputi: 
           a. Jumlah rokok yang dihisap 
               - 1 (satu) batang rokok perhari atau 1 batang rokok perbulan atau lebih dari 1 batang rokok 
              - jumlah batang rokok/tembakau perhari atau perminggu 
           b. Lama merokok 
              - kurang dari satu tahun atau lebih dari satu tahun 
           c. Cara mengisap rokok 
              - dangkal 
              - sedang 
              - dalam 
           d. Umur waktu mulai merokok dengan teratur     
           e. Jenis rokok : 
              - buatan pabrik/sendiri 
              - menggunakan filter/tidak 
              - rokok tipe kecil/sedang 
              - sering berganti-ganti rokok/kombinasi/tidak 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Tinjauan pustaka penyakit paru kerja mukhtar ikhsan departemen pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi fkui fkik uin syarif hidayatullah jakarta abstrak akibat adalah atau kerusakan disebabkan oleh debu uap gas berbahaya yang terhirup pekerja di tempat pekerjaan negara maju ini merupakan penyebab utama kecacatan kehilangan hari kematian sedangkan indonesia masih belum ada data pasti klasifikasi terdiri dari iritasi saluran napas atas gangguan jalan trauma inhalasi akut pneumonitis hipersensitif infeksi pneumokoniosis keganasan diagnosis sulit ditegakkan karena gejalanya mirip dengan lain bukan anamnesis pemeriksaan fisik laboratorium uji faal radiologik patologi anatomi provokasi bronkus indikasi dianjurkan dilakukan secara berkala foto toraks untuk menilai sesuai ilo jenis antara bronkitis industri asma silikosis bisinosis asbestosis kanker banyak lainnya pendahuluan industrialisasi mempunyai dampak positif negatif bagi manusia satu pihak memberikan berupa terciptanya lapangan mempe...

no reviews yet
Please Login to review.