Authentication
178x Tipe PDF Ukuran file 0.21 MB Source: repository.ump.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Perawatan Luka Perawatan luka di kenal dua teknik dasar yang sering di terapkan untuk merawat luka yaitu teknik steril dan teknik bersih. Teknik steril merupakan teknik di mana tenaga kesehatan memakai peralatan dan bahan yang telah disterilkan sehingga tidak ada bakteri atau partikel virus yang menempel di permukaannya. Beberapa contoh peralatan steril antara lain peralatan yang telah di sterilkan dengan Autoklaf untuk digunakan di ruang operasi serta beberapa peralatan medis yang telah di sterilkan dan dibungkus dengan baik dari pabrik sehingga tidak terkontaminasi dengan lingkungan luar yang tidak steril. Sedangkan teknik bersih adalah teknik dimana tenaga kesehatan memakai peralatan dan bahan yang tidak memerlukan perlakukan yang seksama seperti memperlakukan instrumen steril. Cukup dengan peralatan yang telah di bersihkan dengan alkohol tanpa harus di masukkan ke Autoklaf terlebih dahulu (Semer, 2013). Seiring dengan perkembangan zaman, di kenal teknik perawatan konvensional dan teknik perawatan luka modern. Teknik rawat luka modern lebih efektif daripada konvensional yang di buktikan dengan penelitian tentang Teknik Perawatan Luka Modern dan Konvensional Terhadap Kadar Interleukin 1 dan Interleukin 6 Pada Pasien Luka diabetik. 13 Pengaruh Penggunaan TIME..., Siska Mery Fiatmi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 14 Pengkajian yang tidak tepat dapat menyebabkan penyembuhan luka tertunda, nyeri, peningkatan resiko infeksi dan pengurangan kualitas hidup bagi pasien (Ousey& Cook, 2011) untuk itu dibutuhkan suatu alat dalam pengkajian luka untuk mengetahui perkembangan luka antara lain menggunakan TIME. Internasional Wound Bed Preparation Advisory Board (IWBPAB) banyak mengembangkan konsep persiapan dasar luka Menurut Schultz (2003) dalam Arisanty 2013, persiapan dasar luka adalah penatalaksanaan luka sehingga dapat meningkatkan penyembuhan dari dalam tubuh sendiri atau memfasilitasi efektifitas terapi lain. Metode ini bertujuan mempersiapkan dasar luka dari adanya infeksi, benda asing, atau jaringan mati menjadi merah terang dengan proses epitelisasi yang baik. TIME dikenalkan oleh Prof. Vincent Falanga pada tahun 2003 yang disponsori oleh produk Smith dun Nephow dalam penelitian ini sehingga keluar TIME. T tissue management (manajemen jaringan), I infection or inflammation control (pengendalian infeksi), M moisture balance (keseimbangan kelembaban), dan E edge of wound (pinggiran luka untuk mendukung proses epitelisasi). Pengaruh Penggunaan TIME..., Siska Mery Fiatmi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 15 1. Tissue Management (manajemen jaringan) Tujuan dari manajemen jaringan yaitu untuk mengangkat jaringan mati, membersihkan luka dari benda asing, dan persiapan dasar luka yang kuning/hitam menjadi merah. Tindakan utama manajemen jaringan adalah dengan melakukan debridement, dimulai dari mengkaji dasar luka sehingga dapat dipilih jenis debridement yang akan dilakukan. Debridement adalah kegiatan mengangkat atau menghilangkan jaringan mati (devaskularisasi), jaringan terinfeksi dan benda asing dari dasar luka sehingga dapat ditemukan dasar luka dengan vaskularisasi baik. Untuk mendapatkan dasar luka yang baik (tidak ada lagi jaringan mati dan benda asing) diperlukan tindakan debridement secara berkelanjutan. Kaji luka, lingkungan dan faktor sistemik pasien sebelum melakukan debridement, tentukan pencapaian hasil dan pilih jenis tindakan debridement yang cocok untuk pasien tersebut (Falanga, 2004). Maryunani (2013) menyatakan bahwa debridement terdiri dari beberapa jenis yaitu debridement mekanik, debridement bedah, debridement enzimatik, dan debridement autolitik. Debridement mekanik merupakan teknik yang menggunakan kasa, pinset, irigasi dan kompres untuk mengangkat jaringan mati. Debridement bedah hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman dengan menggunakan pisau bisturi, gunting, dan lacer. Pengaruh Penggunaan TIME..., Siska Mery Fiatmi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 16 Debridement enzimatik adalah metode yang menggunakan agen topikal terapi yang menganduk enzimatik seperti papaian, kolegenase dan lainnya. Debridement autolitik merupakan prosedur alami tubuh dalam melakukan debridement, yang selektif atau hanya membuang jaringan nekrosis dan membutuhkan lingkungan luka yang lembab. Pengangkatan jaringan mati (manajemen T) memerlukan waktu tambahan dalam penyembuhan luka. Waktu efektif dalam pengangkatan jaringan mati yaitu sekitar dua minggu (14 hari) dan tentunya tanpa faktor penyulit yang berarti, misalnya GDS terkontrol, penyumbatan atau gangguan pembuluh darah teratasi, mobilisasi baik, dll. Jika kondisi sistemik pasien tidak mendukung, persiapan dasar luka akan memanjang hingga 4-6 minggu (Arisanty , 2013). 2. Infection-Inflamation Control (Manajemen Infeksi dan Inflamasi) TIME yang kedua adalah infektion-inflammation control yaitu kegiatan mengatasi perkembangan jumlah kuman pada luka. Semua luka adalah luka yang terkontaminasi, namun tidak selalu ada infeksi (Smith, 2014). Infeksi adalah pertumbuhan organisme dalam luka yang ditandai dengan reaksi jaringan lokal dan sistemik. Sebelum terjadi infeksi, ada proses perkembangbiakan kuman mulai dari kontaminasi, kolonisasi, kolonisasi kritis, kemudian infeksi (Schultz et al, 2003 dalam Arisanty 2013). Luka dikatan infeksi jika ada tanda inflamasi/infeksi, eksudat purulen, bertambah, dan berbau, luka meluas break down, dan Pengaruh Penggunaan TIME..., Siska Mery Fiatmi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
no reviews yet
Please Login to review.