Authentication
196x Tipe PDF Ukuran file 0.45 MB Source: eprints.undip.ac.id
IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK UNTUK MENDETEKSI GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA * ** ** M. Fuad Latief , R. Rizal Isnanto , Budi Setiyono Abstrak - Membran sel darah manusia mengandung sehingga diketahui reaksi yang terjadi yaitu terjadinya bermacam-macam antigen golongan darah yang disebut proses aglutinasi (penggumpalan). aglutinogen. Terdapat dua golongan antigen yang sering Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Perambatan-Balik menimbulkan reaksi transfusi darah yaitu sistem ABO merupakan salah satu bentuk JST yang mampu dan sistem Rh. Untuk mencegah terjadinya reaksi mengenali pola aglutinasi dari hasil proses transfusi (hemolisis dan aglutinasi) antara darah donor pemeriksaan golongan darah. Dengan menggunakan dan resipien pada proses transfusi darah maka dilakukan program bantu Matlab 6.5, hasil pencitraan dari proses pemeriksaan golongan darah pada donor maupun pada pemeriksaan golongan darah akan diolah dengan resipien. Proses aglutinasi dapat diamati secara visual deteksi tepi metode Prewitt sehingga bisa diperoleh melalui mikroskop. Pada bidang kedokteran forensik dan citra aras keabuan yang diinginkan. Kemudian penanganan basisdata rumah sakit secara massal, diperlukan suatu pemeriksaan golongan darah yang dilakukan pembelajaran dari citra hasil deteksi tepi akurat. dengan JST perambatan-balik sehingga diperoleh Dalam tugas akhir ini dibuat suatu program golongan dari citra yang sedang diolah. yang dapat mengenali citra pola penggumpalan golongan darah dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan 1.2. Pembatasan Masalah perambatan-balik. Pola penggumpalan golongan darah Batasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah : didapatkan dari beberapa tetes darah yang ditetesi dengan 1. Citra yang akan diolah adalah hasil pemotretan sel reagen. Pola penggumpalan golongan darah ini diambil darah dengan menggunakan kamera, tanpa citranya sehingga bisa dianalisis. Citra tersebut akan membahas proses pemotretannya dan pemrosesan diproses menjadi citra aras keabuan yang kemudian citra sebelum digunakan. dilakukan proses deteksi tepi. Citra hasil deteksi tepi tersebut digunakan sebagai masukan program pendeteksi 2. Deteksi tepi yang digunakan adalah metode golongan darah. Jaringan syaraf tiruan perambatan-balik Prewitt. digunakan sebagai metode pengenalan parameter pola 3. Jaringan Syaraf Tiruan yang digunakan adalah penggumpalan golongan darah, sehingga bisa diperoleh metode perambatan-balik penurunan gradien kesimpulan dari citra golongan darah tersebut. (gradient descent). Analisis dilakukan menggunakan jaringan 4. Pemrograman dengan program bantu MATLAB syaraf tiruan perambatan-balik dengan metode 6.5. pembelajaran penurunan gradien dengan jumlah neuron 5. Golongan darah yang dideteksi adalah sistem lapisan tersembunyi pertama 15 dan jumlah neuron golongan darah manusia ABO dan Rhesus. lapisan tersembunyi kedua 1 serta laju pembelajaran 0,1. Dengan analisis tersebut diperoleh kinerja keberhasilan sebesar 96,875%. Kinerja keberhasilan tersebut 1.3. Tujuan didapatkan dari proses pembelajaran jaringan sehingga Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk didapatkan jaringan dengan kinerja jaringan yang membuat program bantu untuk mendeteksi golongan terbaik, yaitu dengan nilai MSE terkecil. darah manusia menggunakan jaringan syaraf tiruan perambatan-balik. Kata-kunci : golongan darah, aglutinogen, jaringan syaraf tiruan perambatan-balik. II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN 2.1. Golongan Darah Ketika transfusi darah dari orang satu ke orang 1.1. Latar Belakang yang lain dilakukan, transfusi akan berhasil baik pada Dalam bidang kedokteran dikenal sistem beberapa keadaan. Seringkali timbul aglutinasi penggolongan darah ABO, dan rhesus, dimana (penggumpalan) dan hemolisis (pemecahan) sel darah penggolongan ini berdasarkan jenis antigen yang merah secara cepat maupun lambat sehingga bisa terkandung pada membran sel darah merah manusia menimbulkan kematian. Ini dikarenakan darah dari yang disebut juga aglutinogen. Sistem penggolongan orang yang berbeda biasanya mempunyai sifat antigen darah ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dan imunitas yang berbeda. reaksi transfusi (hemolisis dan aglutinasi) ketika dilakukan transfusi darah di antara donor dan resipien. 2.1.1. Sistem Golongan Darah ABO Pemeriksaan golongan darah dilakukan dengan Sistem golongan darah ABO dipengaruhi oleh mencampurkan aglutinin tipe tertentu dengan setetes aglutinogen A dan aglutinogen B. Bila aglutinogen darah yang ingin diketahui golongan darahnya, tipe A tidak terdapat dalam sel darah merah seseorang, dalam plasmanya terbentuk antibodi yang * Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP ** Dosen Jurusan Teknik Elektro UNDIP dikenal dengan aglutinin anti-A. Sedangkan bila tidak 2.2 Deteksi Tepi Metode Prewitt terdapat aglutinogen tipe B dalam sel darah merah, Deteksi tepi merupakan salah satu proses dalam plasma terbentuk antibodi yang dikenal sebagai prapengolahan yang sering dibutuhkan pada analisis aglutinin anti-B. citra. Proses tersebut bertujuan untuk meningkatkan Golongan darah ABO diklasifikasikan menurut penampakan garis pada citra. Secara umum deteksi adanya aglutinogen A dan aglutinogen B seperti tepi mencakup tiga langkah sebagai berikut : (1) dalam Tabel 1. Reduksi derau, (2) Peningkatan tepi, (3) Lokalisasi tepi, yang dilakukan dengan menentukan maksimal Tabel 1 Klasifikasi sistem golongan darah ABO lokal mana yang merupakan tepi-tepi bermakna dan GENOTIP GOLONGAN AGLUTINOGEN AGLUTININ mana yang disebabkan oleh derau. DARAH Detektor Prewitt memiliki dua operator yang OO O tidak punya Anti-A dan aglutinogen Anti-B dikonvolusi secara bersamaan yaitu : OA atau AA A A Anti-B -1 0 1 1 1 1 OB atau AA B B Anti-A AB AB A dan B tidak punya -1 0 1 dan 0 0 0 aglutinin Pemeriksaaan golongan darah manusia -1 0 1 -1 -1 -1 dilakukan dengan mengencerkan sel darah merah dengan saline. Kemudian satu bagian dicampur dengan serum aglutinin anti-A, sedangkan bagian Tanda menunjukkan nilai intensitas citra yang yang lain dicampur dengan aglutinin anti-B. Setelah akan diganti dengan nilai intensitas baru. Sebagai beberapa menit, campuran tersebut diperiksa di bawah contoh misalkan diketahui suatu matriks citra digital mikroskop. Bila sel darah merah menggumpal berarti f (x, y)sebagai berikut. teraglutinasi karena terjadi reaksi antibodi dengan 60 60 62 65 68 70 70 antigen. Tabel 2 merupakan gambaran reaksi 60 60 62 65 68 70 70 aglutinasi pada pemeriksaan golongan darah ABO. 70 70 72 75 78 80 80 Tabel 2 Reaksi serum pada sistem golongan darah ABO 100 100 102 105 108 110 110 GOLONGAN SERUM 130 130 132 135 138 140 140 DARAH ANTI-A ANTI-B ANTI-AB 140 140 142 145 148 150 150 O tidak tidak tidak 140 140 142 145 148 150 150 menggumpal menggumpal menggumpal Gambar 1 Matriks citra digital f(x,y) A menggumpal tidak menggumpal Maka dapat dicari nilai gradien pada piksel yang menggumpal diberi tanda dengan mempergunakan perhitungan B tidak menggumpal menggumpal menggumpal sebagai berikut. AB menggumpal menggumpal menggumpal .60 .62 .65 f x (x, y)[72] 60 0 65 -1 0 1 2.1.2. Sistem Golongan Darah Rhesus 70 0 75 100 0 105 Sistem Rh juga penting dalam transfusi darah. .70 .72 .75 f (x, y)[60] 15 -1 0 1 x Pada sistem ABO, aglutinin bertanggung jawab atas .100 .102 .105 timbulnya reaksi transfusi yang terjadi secara spontan. -1 0 1 Sedangkan pada sistem Rh, reaksi aglutinin, spontan hampir tak pernah terjadi. Manusia harus terpajan f (x, y)[60] 60 62 65 (terkena secara terus menerus) secara masif dengan .60 .62 .65 y antigen Rh yang biasanya melalui transfusi darah atau 1 1 1 0 0 0 100 102 105 melalui ibu yang memiliki bayi dengan antigen, .70 .72 .75 f (x, y)[60] 120 sebelum terdapat cukup aglutinin untuk menyebabkan 0 0 0 y reaksi transfusi yang bermakna. .100 .102 .105 Terdapat enam tipe antigen Rh yang salah -1 -1 -1 satunya disebut faktor Rh. Tipe-tipe ini ditandai Maka nilai gradien pada piksel yang diberi tanda dengan C, D, E, c, d dan e. Tipe antigen D dijumpai adalah : secara luas di masyarakat dan bersifat lebih antigenik 2 2 daripada antigen Rh lain. Oleh karena itu, seseorang f(x,y) f(x,y) yang mempunyai tipe antigen ini dikatakan Rh positif, | f(x,y)| (1) x y sedangkan yang tidak mempunyai antigen D dikatakan Rh negatif. | f (x, y)| (15)2 (120)2 | f (x, y)|120,93 * Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP ** Dosen Jurusan Teknik Elektro UNDIP Maka diperoleh matriks seperti berikut. Parallel Distributed Processing (PDP) oleh Rumelhart dan Mc Clelland (1986). PDP berisi 30,59 33,54 34,98 33,54 30,59 ringkasan penelitian tentang syaraf dari beberapa ahli 120,15 120,93 121,34 120,93 120,59 psikologi dan ahli komputer di Universitas California, 180,09 180,62 180,89 180,62 180,09 San Fransisco. Generalisasi yang mirip dari algoritma 120,15 120,93 121,34 120,93 120,15 tersebut juga dikemukakan oleh Parker pada tahun 30,59 33,54 34,98 33,54 30,59 1985. Gambar 2 Matriks gradien citra digital f(x,y) 2.3.1 Arsitektur Jaringan Jaringan syaraf tiruan perambatan-balik Tanda menunjukkan kandidat titik tepi. merupakan suatu jaringan yang terhubung seluruhnya, Setelah memperoleh gradien suatu citra maka berlapis-lapis, dan tergolong jaringan syaraf umpan dilakukan proses seperti ditunjukkan Gambar 3. maju. Arsitektur jaringan ini terdiri atas tiga lapis f(x,y) | f (x, y) | utama yakni lapis masukan (input layer), lapis f (x, y) (.) tersembunyi (hidden layer), dan lapis keluaran (output layer). Lapis masukan terdiri atas neuron-neuron yang berfungsi menerima masukan dari luar. Lapis tersembunyi terdiri atas neuron-neuron yang Gambar 3 Sistem deteksi tepi 2-D terkoneksi penuh dengan lapis yang berada di atas Magnitude dari f (x, y) pertama dihitung dan maupun dibawahnya. Arsitektur jaringan perambatan- balik dengan lapis masukan, lapis tersembunyi, dan kemudian dibandingkan dengan ambang (threshold) lapis keluaran masing-masing satu lapis ditunjukkan untuk menetukan kandidat titik tepi. Jika semua harga pada Gambar 5. dari (x, y) seperti yang ditunjukkan | f (x, y) | lebih besar dari ambang tertentu maka dideteksi sebagai tepi, tepi akan terlihat seperti strip yang lebih besar dari garis. Proses penentuan garis tepi dari strip kandidat titik tepi disebut pengurusan tepi (edge thinning). Pada contoh didapatkan garis tepi seperti berikut. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gambar 5 Arsitektur jaringan syaraf tiruan perambatan-balik 0 255 255 255 255 255 0 dengan satu lapis tersembunyi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2.3.2 Algoritma Perambatan-balik 0 0 0 0 0 0 0 Perambatan-balik merupakan algoritma Gambar 4 Matriks hasil deteksi tepi citra digital f(x,y) pembelajaran terpandu dan biasanya digunakan oleh Dari Gambar 2.4 dapat dilihat bahwa secara perseptron dengan banyak lapisan untuk mengubah relatif gradien arah x lebih kecil daripada gradien arah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron-neuron y pada kandidat tepi. Sehingga dapat dikatakan bahwa yang ada pada lapisan tersembunyinya. Algoritma lokal maksimum ada pada arah vertikal yaitu pada perambatan-balik menggunakan galat (error) keluaran baris ke empat. Maksimum lokal ini kemudian untuk mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah diseragamkan sebagai tepi. Dari hasil tersebut mundur (backward). Untuk mendapatkan galat ini, diperoleh tepi putih dengan intensitas piksel 255 tahap perambatan-maju (forward propagation) harus (untuk citra 8 bit) dan latar dibuat 0 (hitam) seperti dikerjakan terlebih dahulu. Pada saat perambatan pada Gambar 4. maju, neuron-neuron diaktifkan dengan menggunakan fungsi aktivasi yang dapat dideferensiasikan. 2.3 Jaringan Syaraf Tiruan Perambatan-balik Fungsi aktivasi yang biasa digunakan adalah : Penggunaan istilah “perambatan-balik” muncul Fungsi sigmoid biner yang dirumuskan sebagai pada tahun 1985, namun sebenarnya ide dasar dari y f (x) 1 (2) penggunaan perambatan-balik pertama kali 1ex dikemukakan oleh Werbos (1974) pada disertasinya dengan untuk memperoleh gelar Ph.D. Kemudian (3) f ' x f x 1 f x dikembangkan kembali oleh Rumelhart, Hinton, dan Williams pada tahun 1986 dan populer lewat publikasi * Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP ** Dosen Jurusan Teknik Elektro UNDIP Fungsi sigmoid biner dengan kisaran (0,1) z_in v n xv (9) ditunjukkan pada Gambar 6. j 0 j i ij i1 Gunakan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal keluaran dan mengirim sinyal ini ke semua unit pada lapisan keluaran. zj f z_inj (10) Langkah 5 : Tiap unit keluaran (Y ) dihitung k Gambar 6 Fungsi sigmoid biner kisaran (0,1) sinyal masukan terbobot. Fungsi tangensial sigmoid dirumuskan sebagai p x x y_in w z w (11) y f x e e (4) k 0k j jk ex ex j1 atau Gunakan fungsi aktivasi untuk 1e2x menghitung sinyal keluaran y f x (5) yk f y_ink (12) 1e2x Perambatan-balik dari galat : dengan Langkah 6 : Tiap unit keluaran (Y ) menerima f 'x 1 f x1 f x (6) k sebuah pola target yang sesuai Fungsi tangensial sigmoid ditunjukkan Gambar 7. dengan pola pembelajaran masukan. Unit tersebut menghitung informasi kesalahan. I k tk yk f y_ink (13) Kemudian menghitung koreksi bobot (digunakan untuk mengubah wjk selanjutnya). Gambar 7 Fungsi tangensial sigmoid wjk kzj (14) Fungsi linear murni (pure linear) dirumuskan sebagai Hitung koreksi bias y f x x (7) w (15) dengan 0k k Dan mengirim nilai δ ke lapisan f 'x 1 (8) k tersembunyi. Fungsi linear murni ditunjukkan pada Gambar 8. Langkah 7 : Tiap unit tersembunyi (Z) j menghitung selisih masukan dari unit lapisan keluaran. _in m w (16) j k jk k1 Pengalian dengan turunan fungsi aktivasi untuk menghitung informasi Gambar 8 Fungsi linear murni galat. Algoritma pembelajaran dari jaringan syaraf I (17) tiruan perambatan-balik adalah : j _inj f z _inj Langkah 0 : Inisialisasi bobot (secara acak Hitung koreksi bobot (digunakan untuk mengubah v selanjutnya). dengan nilai antara 0 dan 1). ij Langkah 1 : Jika syarat henti salah, lakukan v x (18) ij j i langkah 2-9. Dan menghitung koreksi bias Langkah 2 : Untuk setiap pasangan pembelajaran (digunakan untuk mengubah v lakukan langkah 3-8. 0j Umpan mundur : selanjutnya). v (19) Langkah 3 : Setiap unit masukan (X ) menerima 0j j i Perbarui bobot dan bias : sinyal masukan x dan meneruskan i Langkah 8 : Tiap unit keluaran (Y ) mengubah sinyal ini ke seluruh unit k tersembunyi. bias dan bobot-bobotnya (j) Langkah 4 : Tiap unit tersembunyi (Z) dihitung wjk baru wjk lamawjk (20) bobot sinyal masukannya. j * Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP ** Dosen Jurusan Teknik Elektro UNDIP
no reviews yet
Please Login to review.