Authentication
223x Tipe PDF Ukuran file 0.77 MB Source: repository.utu.ac.id
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Miil) merupakan tanaman sayuran yang sudah dibudidayakan sejak ratusan silam. Tanaman tomat berasal dari Benua Amerika, yaitu Peru. Semula tanaman tomat hanya dikenal sebagai tanaman gulma namun, seiring perkembangan waktu tomat mulai dibudidayakan, baik di lapangan maupun di pekarangan rumah sebagai bahan konsumsi. Tomat salah satu komoditi yang multiguna, selain itu tomat tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja, tetapi juga sering dijadikan pelengkap bumbu masak, minuman segar, sumber vitamin dan mineral, dan bahan pewarna alami, bahkan tomat dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Hal ini mengakibatkan permintaan tomat terus meningkat sehingga berpeluang besar bagi petani untuk membudidayakan tanaman tomat (Purwati dan Khairunisa, 2007). Dewasa ini telah banyak dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman tomat, salah satunya dengan cara pemberian kompos. Dalam upaya memenuhi kebutuhan pupuk buatan yang sangat mahal adalah memanfaatkan sisa-sisa pertanian seperti jerami, dedaunan hijau yang banyak mengandung unsur (nitrogen) untuk dijadikan bahan pembuatan kompos secara anaerobik (Yono, 2005). Kompos merupakan pupuk organik penting bagi tanaman, penggunaannya makin digalakkan karena mempunyai tiga keuntungan yaitu : keuntungan bagi lingkungan, tanah, dan bagi tanaman, selain itu kompos sangat 2 membantu dalam penyelesaian masalah lingkungan. Bagi tanah, kompos dapat memberi atau menambah unsur hara dan dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, dan menyimpan air. Dengan demikian semakin baik kualitas tanah dan didukung dengan unsur hara yang mencukupi, sehingga tanaman yang diatasnya akan memberikan produksi dan hasil yang optimal ( Hardjowigeno. 1987 ). Jenis pupuk organik sangat beragam berdasarkan asal bahan terbentuknya. Salah satu limbah potensial yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik adalah isi rumen ternak besar, isi rumen merupakan limbah Rumah Pemotongan Hewan yang berserat dan sebahagian sudah tercerna dengan proporsi 10-12% dari berat hidup hewan sebelum dipotong (Aboenawan, 1993). Jumlah pemotongan ternak besar di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 adalah sebanyak 1882 ekor (Anonimous, 2014). Berdasarkan data diatas mendeskripsikan banyaknya isi rumen yang akan mencemari lingkungan sehingga perlu dilakukan penanganan, salah satunya sebagai bahan baku kompos (pupuk organik). Isi rumen mengandung air 16,30%; abu 13,25%; Protein Kasar 16,20; Serat Kasar 28,32%; Ca 0,38%; dan P 0,55% ( Aroroa, 1989 ). Tingginya kandungan protein kasar dan serat kasar pada isi rumen, merupakan jaminan bahwa isi rumen kaya akan kandungan nitrogen dan karbon serta berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Terdapat beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi efektifitas pupuk kompos, Salah satunya adalah dosis pemupukan. Pemberian dosis pupuk yang bervariasi akan menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat yang berbeda (Yono, 2005). 3 Untuk itu perlu ditentukan dosis pemberian pupuk kompos isi rumen yang paling tepat, sehingga pemanfaatan isi rumen sebagai pupuk organik bagi tanaman tomat dapat dioptimalkan. 1.2. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk organik isi rumen terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat, sehingga penggunaan isi rumen sebagai pupuk organik dapat dioptimalkan baik secara kualitas maupun kuantitas. 1.3. Hipotesis Penelitian Dosis pupuk kompos isi rumen berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tomat Menurut Rismunandar (2001) tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Miil) diklasifikasikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis : Dicotyledonae Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Lycopersicum Spesies : Lycopersicum Esculentum Mill 2.2. Morfologi Secara morfologi tanaman tomat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain: a. Akar Tomat memiliki akar tunggang yang menembus vertikal ke dalam tanah dan akar serabut (akar samping) yang tumbuh menyebar ke segala arah. Kemampuan akar menembus lapisan tanah terbatas, hanya mencapai kedalaman 30 – 70 cm. Sesuai sifat perakarannya, tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi tanah gembur dan mengikat air (Rismunandar, 2001). b. Batang Batang tanaman Tomat berwarna hijau dengan bentuk persegi empat hingga bulat. Tekstur batang saat masih muda tergolong lunak, dan mengeras
no reviews yet
Please Login to review.