jagomart
digital resources
picture1_Jagung Pdf 58437 | 268 Article Text 730 1 10 20220605


 143x       Tipe PDF       Ukuran file 0.22 MB       Source: repository.lppm.unila.ac.id


File: Jagung Pdf 58437 | 268 Article Text 730 1 10 20220605
jurnal riset dan inovasi peternakan vol 6 2 188 191 mei 2022 fadli et al e issn 2598 3067 doi https doi org 10 23960 jrip 2022 6 2 188 ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 22 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                    Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 6 (2): 188-191  Mei 2022                                         Fadli, et al.  
                    e-ISSN:2598-3067  DOI: https://doi.org/10.23960//jrip.2022.6.2.188-191  
                     
                       PENGARUH PERBEDAAN VARIETAS DAN STARTER PADA SILASE TEBON JAGUNG 
                         TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK 
                                                            SECARA IN VITRO 
                                                                       
                     The Effect of Variety and Starter Differences in Corn Silage on Dry Matter Digestibility and Organic 
                                                         Matter Digestibility In Vitro 
                                                                       
                                           Irham Fadli, Farida Fathul, Rudy Sutrisna, dan Liman 
                               Departement of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung 
                               Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145 
                                                      E-mail : irhamfadli3@gmail.com 
                                                                       
                                                                ABSTRACT 
                                                                       
                    This study aimed to determine the dry matter digestibility (DMD) and organic matter digestibility (OMD) 
                    in forage corn silage with two varieties (BISI-18 and NK-212) given two types of starter (molasses and 
                    bran). This research was conducted in May—August 2019 at the Laboratory of Animal Nutrition and Feed, 
                    Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung. In vitro analysis of dry 
                    matter digestibility and organic matter digestibility by Tilley and Terry (1963). The experimental design 
                    used was factorial 2x2 in a Completely Randomized Design (CRD), with 3 replications. The factors studied 
                    were (1) corn stover varieties which consisted of two varieties (BISI-18 and NK-212) and (2) starter which 
                    consisted of two types of starter (molasses and bran). The results of this study indicate that there was no 
                    interaction (P>0,05) between the use of varieties of corn forage and starter sugar cane the dry matter 
                    digestibility, and organic matter digestibility. Duncan furher test, the use of different corn forage varieties 
                    has a significant effect (P<0,05) on silage the the dry matter digestibility, and organic matter digestibility. 
                    The best DMD value is found in the BISI-18 variety (59.07%) and The best OMD value is found in the 
                    BISI-18 variety (58.20%). The use of different types of starter has no significant effect (P>0.05) on the 
                    determine the dry matter digestibility, and organic matter digestibility of silage. 
                     
                    Keywords: Corn Forage, Digestion, Dry matter, Organic matter, Silage 
                                                                       
                                                                ABSTRAK 
                                                                       
                    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik 
                    (KcBO) pada silase tebon jagung dengan dua Varietas (BISI-18 dan NK-212) yang diberikan dua jenis 
                    starter (molases dan dedak). Penelitian ini dilaksanakan pada Mei—Agustus 2019 di Laboratorium Nutrisi 
                    dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Analisis kecernaan 
                    bahan  kering  dan  kecernaan  bahan  organik  secara  invitro  dengan  metode  Tilley  dan  Terry  (1963). 
                    Rancangan percobaan yang digunakan adalah faktorial 2x2 dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), 
                    dengan 3 ulangan.  Faktor yang diteliti adalah (1) varietas tebon jagung, yang terdiri dari dua varietas (BISI-
                    18 dan NK-212) dan (2) starter, yang terdiri dari dua jenis starter (molases dan dedak). Hasil penelitian 
                    menunjukkan bahwa tidak ada interaksi (P>0,05) antara penggunaan varietas tebon jagung dan starter 
                    terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik. Uji lanjut Duncan, penggunaan varietas 
                    tebon jagung yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan bahan kering dan 
                    kecernaan bahan organik. Nilai KcBK terbaik terdapat pada varietas BISI-18 (59.07%) dan nilai KcBO 
                    terbaik terdapat pada varietas BISI-18 (58.20%). Penggunaan jenis starter yang berbeda tidak memberikan 
                    pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik silase. 
                     
                    Kata kunci: Bahan Kering, Bahan Organik, Kecernaan, Silase, Tebon Jagung  
                     
                                                                         usaha  peternakan,  yang  akan  menentukan 
                                  PENDAHULUAN                            kemampuan  ternak  dalam  mengekspresikan 
                                                                         potensi genetiknya. Salah satu jenis pakan yang 
                           Pakan  merupakan  faktor  penting  yang       dapat digunakan untuk pakan ternak yaitu hijauan. 
                    berperan  dalam  meningkatkan  produktivitas                Hijauan  merupakan  kebutuhan  pakan 
                    ternak  selain  faktor  genetik.  Sebagaimana        utama bagi ternak ruminansia. Kandungan nutrisi 
                    disampaikan oleh Sutama dan Budiarsana (2009),       yang cukup didalam hijauan sangat disukai oleh 
                    pakan merupakan salah satu faktor penting dalam      ternak  ruminansia,  selain  itu  juga  sangat 
                                                                                                                    188 
                     
                        Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 6 (2): 188-191  Mei 2022                                         Fadli, et al.  
                        e-ISSN:2598-3067  DOI: https://doi.org/10.23960//jrip.2022.6.2.188-191  
                         
                        dibutuhkan bagi produktivitas ternak ruminansia                 dengan suhu 39oC yang diambil dari ternak perah 
                        (Kurnianingtyas, 2012). Salah satu hijauan yang                 yang  dipelihara  di  kandang  Laboratorium 
                        baik  digunakan  sebagai  hijauan  pakan  ternak                Terpadu  Fakultas  Peternakan  IPB,  gas  CO2, 
                        adalah tanaman jagung. Hijauan tanaman jagung                   HgCl  jenuh, larutan pepsin HCl 0,2%. 
                                                                                              2
                        untuk  pakan  ternak  ruminansia  mengalami                      
                        kendala  yaitu  ketersediaannya  yang  tidak                    Metode 
                        konsisten. Maka dari itu diperlukan pengawetan.                        Penelitian  ini  menggunakan  Rancangan 
                                Silase  merupakan  bahan  pakan  yang                   Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x2 dengan 
                        berupa  hijauan  baik  rumput-rumputan  maupun                  tiga kali ulangan.  Setiap unit perlakuan diulang 3 
                        kacang-kacangan  yang  dihasilkan  dari  proses                 kali,  sehingga  terdapat  12  unit  percobaan. 
                        fermentasi  pada  tempat  tertutup  dalam  kondisi              Perlakuan yang diberikan yaitu: 
                        anaerob (Mc.Donald, 1981). Tujuan pembuatan                     V1M1 : Tebon jagung varietas Bisi-18 dengan 
                        silase    adalah     untuk     mengawetkan        serta                   penambahan molases 16,87% dari berat 
                        mengurangi kehilangan nutrien pada hijauan agar                           kering tebon jagung 
                        dapat  dimanfaatkan  untuk  pakan  pada  masa                   V1M2 : Tebon jagung varietas Bisi-18 dengan  
                        mendatang (Susetyo dkk., 1969).                                           penambahan dedak padi 20,75%             dari 
                                Berdasarkan  penjelasan  di  atas,  peneliti                      berat kering tebon jagung 
                        ingin mengetahui pengaruh varietas jagung dan                   V2M1 : Tebon jagung varietas NK 212 dengan 
                        starter terhadap kecernaan bahan kering (KcBK)                            penambahan molases 18,69% dari berat 
                        dan kecernaan bahan organik (KcBO). Oleh sebab                            kering tebon jagung 
                        itu, dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh                V2M2 : Tebon jagung varietas NK 212 dengan 
                        Perbedaan Varietas dan Starter Pada Silase Tebon                          penambahan dedak  padi  22,99%    dari 
                        Jagung Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan                                berat kering tebon jagung 
                        Kecernaan Bahan Organik Secara In Vitro”.                                  
                                                                                        Prosedur Penelitian 
                                    MATERI DAN METODE                                             Kegiatan penelitian meliputi pembuatan 
                                                                                        silase tebon jagung, persiapan sampel analisis dan 
                        Waktu dan Tempat                                                tahap analisis in vitro kecernaan bahan kering dan 
                                  Penelitian  ini  dilaksanakan  pada  Mei--            kecernaan  bahan organik  dengan  menggunakan 
                        Agustus  2019,  pembuatan  silase  bertempat  di                metode (Tilley dan Terry, 1963).     
                        Desa Rejo Binangun, Kecamatan Raman Utara,                       
                        Kabupaten Lampung Timur. Analisis proksimat                     Peubah yang Diamati 
                        dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan                          Peubah yang diamati pada penelitian ini 
                        Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,                 adalah  kecernaan  bahan  kering  (KcBK)  dan 
                        Universitas Lampung. Analisis kecernaan bahan                   kecernaan bahan organik (KcBO). 
                        kering  dan  bahan  organik  secara  in  vitro                   
                        dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak                   Analisis Data 
                        Perah,  Fakultas  Peternakan,  Institut  Pertanian                        Data  yang diperoleh dianalisis dengan 
                        Bogor.                                                          sidik ragam pada taraf nyata 5%. Jika hasilnya 
                                                                                        berbeda nyata dilakukan uji lanjut Duncan untuk 
                        Alat dan Bahan                                                  mengetahui perlakuan terbaik (Muhtarudin dkk., 
                                Alat yang digunakan dalam penelitian ini                2011). 
                        meliputi alat pembuatan silase seperti: timbangan                
                        digital, timbangan analitik, alat pemotong, terpal,                      HASIL DAN PEMBAHASAN 
                        kantong  plastik,  tali,  serta  alat  analisis  uji             
                        kecernaan  in  vitro  seperti:  tabung  kaca  pyrex             Pengaruh Perbedaan Varietas dan Starter 
                        volume  100  ml  dan  tutup  karet  berventilasi,               terhadap Kecernaan Bahan Kering Silase 
                                                         o     o
                        shaker waterbath suhu air 39 --40 C, tabung gas                 Tebon Jagung 
                            2
                        CO, sentrifuge, kertas saring Whatman no. 41,                             Hasil   analisis    ragam  menunjukkan 
                        dan pompa vakum.                                                bahwa  tidak  ada  interaksi  (P>0,05)  antara 
                                Bahan  yang  digunakan  dalam  penelitian               penggunaan  varietas  tebon  jagung  dan  starter 
                        ini meliputi bahan pembuatan silase tebon jagung                terhadap  kecernaan  bahan  kering.  Hal  ini 
                        seperti: tebon jagung umur panen 60 hari dari 2                 menunjukkan  bahwa  penelitian  penggunaan 
                        varietas berbeda (Bisi-18 dan NK 212), molases,                 varietas dan starter tidak memengaruhi kecernaan 
                        dedak  padi,  dan  air,  serta  bahan-bahan  uji                bahan kering  silase.  Rata-rata  kecernaan  bahan 
                        kecernaan  in  vitro  seperti:  sampel  silase  tebon           kering silase hasil percobaan dapat dilihat pada 
                        jagung, aquadest, larutan Mc Daughall suhu 39oC                 Tabel 1. 
                        dengan  pH  6,5--6,9,  cairan  rumen  sapi  segar 
                                                                                                                                           189 
                         
                        Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 6 (2): 188-191  Mei 2022                                         Fadli, et al.  
                        e-ISSN:2598-3067  DOI: https://doi.org/10.23960//jrip.2022.6.2.188-191  
                         
                                  Berdasarkan  hasil  uji  lanjut  Duncan              kasar pada silase tebon jagung varietas Bisi-18 
                        diketahui  bahwa  varietas  tebon  jagung  Bisi-18             20,99%. Inilah kemungkinan yang menyebabkan 
                        dan  NK-212  memberikan  pengaruh  nyata                       varietas  tebon  jagung  dapat  mempengaruhi 
                        (P<0,05) terhadap kecernaan bahan kering silase.               kecernaan bahan kering pada silase tebon jagung. 
                        Data tersebut dapat dilihat  pada  Tabel  1.  yang             Kecernaan bahan kering yang tinggi pada ternak 
                        menunjukkan bahwa silase tebon jagung varietas                 ruminansia  menunjukkan  tingginya  zat  nutrisi 
                        BISI-18  menghasilkan  kecernaan  bahan  kering                yang  dicerna  terutama  oleh  mikroba  rumen 
                        lebih  tinggi    (59.07±1.80%)  jika  dibandingkan             (Anitasari, 2010). 
                        dengan kecernaan bahan kering pada silase tebon                          Hasil  uji  lanjut  Duncan,  menunjukkan 
                        jagung varietas NK-212 (54.06±1.48%).                          bahwa  penggunaan  starter  molases  dan  dedak 
                                  Kecernaan pakan erat kaitannya dengan                padi tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) 
                        komposisi kimiawi, yaitu kandungan serat kasar                 terhadap  kecernaan  bahan  kering  silase  tebon 
                        hijauan (Tillman et al., 1998). Anggorodi (1994)               jagung. Data tersebut menunjukkan bahwa starter 
                        menyatakan  bahwa  semakin  tinggi  serat  kasar               tidak dapat memengaruhi kecernaan bahan kering 
                        dalam  suatu  bahan  pakan,  semakin  tebal  dan               silase tebon jagung. Hal ini kemungkinan terjadi 
                        semakin tahan dinding sel dan akibatnya semakin                karena  kandungan  abu  masing-masing  starter 
                        rendah  daya  cerna  bahan  pakan  tersebut.                   yaitu molases 11,92 % dan dedak 8,03%. Selain 
                        Sebaliknya, bahan pakan dengan serat kasar yang                itu  kandungan  serat  kasar  pada  masing-masing 
                        rendah pada umumnya akan lebih mudah dicerna,                  starter  yaitu  molases  0,89%  dan  dedak  padi 
                        karena  dinding  sel  dari  bahan  tersebut  tipis             10,72%. Kedua jenis starter memiliki kelemahan 
                        sehingga mudah ditembus oleh getah pencernaan.                 dan kelebihannya masing-masing, hal inilah yang 
                                  Hal  ini  dibuktikan  dari  hasil  analisis          kemungkinan menyebabkan tidak ada pengaruh 
                        proksimat  yang  menunjukkan  kandungan  serat                 nyata  dalam  penggunaan  kedua  jenis  starter 
                        kasar pada silase tebon jagung  varietas NK-212                tersebut terhadap kecernaan bahan kering.
                        23,18%  lebih  besar  dibandingkan  dengan  serat 
                         
                        Tabel 1. Rata-rata kecernaan bahan kering silase tebon jagung 
                           Perlakuan                    Molases                                     Dedak                   Rata-rata 
                                                                                     (% berdasarkan BK) 
                                                                                             
                                                                                                                                       b
                           Bisi 18                       58,59                                      59,55                 59.07±1.80  
                                                                                                                                       a
                           NK 212                        53,45                                      54,67                 54.06±1.48  
                                                                  a                                          a
                           Rata-rata                  56.02±2.84                                 57.11±2.91                        
                        Keterangan: Nilai rata-rata dengan huruf superscript yang berbeda pada kolom atau baris yang sama 
                        menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) dengan uji Duncan. 
                              
                        Pengaruh Perbedaan Varietas dan Starter                          pada  silase  tebon  jagung  varietas  NK-212 
                        terhadap Kecernaan Bahan  Organik Silase                         (53.08±1.44%).  Hal  ini  menunjukkan  bahwa 
                        Tebon Jagung                                                     kecernaan bahan organik varietas Bisi-18 lebih 
                                Hasil    analisis   ragam  menunjukkan                   baik  dibanding  varietas  kecernaan  bahan 
                        bahwa  tidak  ada  interaksi  (P>0,05)  antara                   organik  varietas  NK-212.  Andayani  (2010) 
                        penggunaan varietas tebon jagung dan starter                     menyatakan bahwa nilai KcBO sejalan dengan 
                        terhadap  kecernaan  bahan  organik.  Hal  ini                   nilai  KcBK,  hal  ini  disebabkan  karena  bahan 
                        menunjukkan  bahwa  penelitian  penggunaan                       organik merupakan bagian dari Bahan kering, 
                        varietas    dan    starter   tidak    memengaruhi                nilai  bahan  organik  didapat  dari  kandungan 
                        kecernaan  bahan  organik  silase.  Rata-rata                    bahan kering dikurang abu.  
                        kecernaan bahan organik silase hasil percobaan                           Kadar  abu  pada  silase  tebon  jagung 
                        dapat dilihat pada Tabel 2.                                      varietas  Bisi-18  7,07%  dan  varietas  NK-212 
                                Berdasarkan  hasil  uji  lanjut  Duncan                  8,32%. Kemungkinan kadar abu yang rendah 
                        diketahui bahwa varietas tebon jagung BISI-18                    pada silase tebon jagung varieas Bisi-18 dapat 
                        dan  NK-212  memberikan  pengaruh  nyata                         meningkatkan  kecernaan  bahan  kering  silase 
                        (P<0,05)  terhadap  kecernaan  bahan  organik                    tebon  jagung  varietas  Bisi-18.  Hal  ini  sesuai 
                        silase. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.                dengan pernyataan Fathul dan Wajizah (2010) 
                        yang menunjukkan bahwa silase tebon jagung                       yang menyatakan bahwa kandungan abu dapat 
                        varietas BISI-18 menghasilkan kecernaan bahan                    memperlambat  atau  menghambat  tercernanya 
                        organik  lebih  tinggi  (58.20±1.59%)  jika                      bahan organik pada ransum.  
                        dibandingkan dengan kecernaan bahan organik 
                                                                                                                                          190 
                         
                        Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 6 (2): 188-191  Mei 2022                                         Fadli, et al.  
                        e-ISSN:2598-3067  DOI: https://doi.org/10.23960//jrip.2022.6.2.188-191  
                         
                                Hasil  uji  lanjut  Duncan  menunjukkan                 dan  dedak  8,03%  .  Selain  itu  kandungan  SK 
                        bahwa penggunaan starter molases dan dedak                      pada  masing-masing  starter  yaitu  molases 
                        padi tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05)                   0,89% dan dedak padi 10,72% . Kedua jenis 
                        terhadap kecernaan bahan organik silase tebon                   starter  memiliki  kelemahan  dan  kelebihannya 
                        jagung.  Sama  seperti  pada  kecernaan  bahan                  masing-masing, hal  inilah  yang  kemungkinan 
                        kering,    pada    kecernaan      bahan     organik             menyebabkan tidak ada pengaruh nyata dalam 
                        kemungkinan  terjadi  karena  kandungan  abu                    penggunaan kedua jenis starter tersebut dalam 
                        masing-masing starter yaitu molases 11,92 %                     kecernaan bahan organik. 
                         
                        Tabel 2. Rata-rata kecernaan bahan organik silase tebon jagung 
                           Perlakuan                    Molases                                        Dedak                    Rata-rata 
                                                                                     (% berdasarkan BK) 
                                                                                                           
                                                                                                                                          b
                           Bisi-18                       57,90                                         58,50                  58.20±1.59  
                                                                                                                                          a
                           NK-212                        52,40                                         53,76                  53.08±1.44  
                                                                  a                                             a
                           Rata-rata                  55.15±2.94                                   56.13±2.80                         
                        Keterangan: Nilai rata-rata dengan huruf superscript yang sama pada kolom atau baris yang sama 
                                     menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan uji Duncan.
                         
                                  SIMPULAN DAN SARAN                                            dalam  Ransum  terhadap  Kecernaan 
                                                                                                Bahan  Kering  dan  Bahan  Organik 
                        Simpulan                                                                Ransum Domba Lokal. Skripsi. Fakultas 
                                  Berdasarkan pada penelitian yang telah                        Peternakan      Universitas     Padjajaran, 
                        dilakukan,  dapat  diambil  kesimpulan  sebagai                         Bandung. 
                        berikut :                                                       Fathul, F. dan S. Wajizah. 2010. Penambahan 
                        1.  tidak terjadi interaksi antara varietas tebon                       Mikromineral Mn dan Cu dalam Ransum 
                            jagung dan starter terhadap kecernaan bahan                         terhadap Aktivitas Biofermentasi Rumen 
                            kering dan kecernaan bahan organik silase;                          Domba  secara  In  Vitro.  Jurnal  Ilmu 
                        2.  varietas    tebon    jagung     Bisi-18    baik                     Ternak dan Veteriner. 15(1): 9-15. 
                            kecernaan bahan kering maupun kecernaan                     Kurnianingtyas,  I.B.  2012.  Pengaruh  Macam 
                            bahan  organik  lebih  tinggi  dibandingkan                         Akselerator  terhadap  Kualitas  Fisik, 
                            NK-212.      Starter    tidak    memengaruhi                        Kimiawi,  dan  Biologis  Silase  Rumput 
                            kecernaan  bahan  kering  dan  kecernaan                            Kolonjono. Tropical Animal Husbandry. 
                            bahan organik silase.                                               1 (1): 7-14. 
                                                                                        McDonald,  P.  1981.  The  Biochemistry  of 
                        Saran                                                                   Silage.  John  Wiley  and  Sons  Ltd., 
                                Berdasarkan  hasil  dari  penelitian  ini,                      London. 
                        perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai                 Muhtarudin,  Erwanto  dan  A.  Dakhlan.  2011. 
                        jenis    varietas  jagung  dan  media  lain  yang                       Teknik      Penelitian      untuk      Ilmu 
                        digunakan  untuk  pembuatan  silase  terhadap                           Peternakan.  Penerbit  Aura.  Bandar 
                        nilai kecernaan secara invitro.                                         Lampung. 
                                                                                        Susetyo, S., I. Kismono, dan D. Soewardi. 1969. 
                                     DAFTAR PUSTAKA                                             Hijauan  Makanan  Ternak.  Direktorat 
                                                                                                Jenderal Peternakan, Jakarta. 
                        Andayani,  J.  2010. Evaluasi  Kecernaan In                     Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, 
                                Vitro Bahan  Kering,  Bahan  Organik,                           S.      Prawirokusumo,          dan       S. 
                                Protein  Kasar  Penggunaan  Kulit  Buah                         Lebdosoekojo.  1998.  Ilmu  Makanan 
                                Jagung Amoniasi dalam Ransum Ternak                             Ternak Dasar. Gadjah Mada Univesity 
                                Sapi.  Laporan  Penelitian.  Universitas                        Press. Yogyakarta. 
                                Jambi. Jambi.                                           Tilley,  J.M.A.  and  R.A.  Terry.  1963.  A  two 
                        Anggorodi,  R.  1994.  Ilmu  Makanan  Ternak                            stage  technique  for  in  the  in  vitro 
                                Umum.  Gramedia  Pustaka  Utama,                                digestion of forage crops. Jurnal of the 
                                Jakarta.                                                        British Grassland Socciety. 18 : 104. 
                        Anitasari,    L.    2010.     Pengaruh      Tingkat 
                                Penggunaan  Limbah  Tape  Singkong 
                         
                                                                                                                                        191 
                         
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Jurnal riset dan inovasi peternakan vol mei fadli et al e issn doi https org jrip pengaruh perbedaan varietas starter pada silase tebon jagung terhadap kecernaan bahan kering organik secara in vitro the effect of variety and differences corn silage on dry matter digestibility organic irham farida fathul rudy sutrisna liman departement animal husbandry faculty agriculture university lampung jl prof dr soemantri brojonegoro no gedong meneng bandar mail irhamfadli gmail com abstract this study aimed to determine dmd omd forage with two varieties bisi nk given types molasses bran research was conducted may august at laboratory nutrition feed department analysis by tilley terry experimental design used factorial x a completely randomized crd replications factors studied were stover which consisted results indicate that there interaction p between use sugar cane duncan furher test different has significant keywords digestion abstrak penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kcbk kcbo dengan ...

no reviews yet
Please Login to review.