jagomart
digital resources
picture1_Pupuk Pdf 58174 | 19264 1 Bab I


 245x       Tipe PDF       Ukuran file 0.34 MB       Source: perpustakaan.pancabudi.ac.id


File: Pupuk Pdf 58174 | 19264 1 Bab I
pendahuluan latar belakang kelapa sawit elaeis guinensis jacq merupakan tanaman perkebunan yang memegang peranan penting bagi indonesia sebagai komoditi andalan untuk ekspor maupun untuk komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 22 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
            
                         PENDAHULUAN 
                          Latar Belakang 
              Kelapa  sawit  (Elaeis  guinensis  Jacq)  merupakan  tanaman  perkebunan 
           yang memegang peranan penting bagi Indonesia sebagai komoditi andalan untuk 
           ekspor maupun untuk komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan 
           petani. Minyak kelapa sawit mempunyai beberapa kegunaan, antara lain  untuk 
           industri  pangan  dan  non  pangan.  Limbah  olahan  kelapa  sawit  dapat  juga 
           dimanfaatkan sebagai pupuk dan makanan ternak, sehingga banyak masyarakat 
           melakukan budidaya kelapa sawit. 
              Pembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan. 
           Pembibitan satu tahap berarti kecambah kelapa sawit langsung ditanam di polibag 
           besar  atau  langsung  di  pembibitan  utama  (main  nursery).  Pebibitan  dua  tahap 
           artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan awal (prenursery) terlebih 
           dahulu  menggunakan  polybag  kecil  serta  naungan,  kemudian  dipindahkan  ke 
           main nursery  ketika berumur 3-4 bulan menggunakan polibag yang lebih besar 
           (Dalimunthe, 2009). 
              Pembibitan dua tahap (double stage) lebih banyak digunakan dan memiliki 
           keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pembibitan satu tahap. Jika 
           menggunakan pembibitan dua tahap, luasan pembibitan menjadi lebih kecil dan 
           memungkinkan untuk dibuat naungan. Keuntungan lainnya, penyiraman menjadi 
           mudah, jadwal pemupukan menjadi mudah, dan bibit terhindar dari penyinaran 
           matahari secara langsung sehingga risiko kematian tanaman menjadi kecil.  Jika 
           menggunakan pembibitan satu tahap (langsung menggunakan polibag besar), luas
                             1 
            
                                                                2 
                
               areal yang dibutuhkan cukup besar dan penggunaan naungan tidak efektif. Selain 
               itu, proses penyiraman dan pengawasan menjadi lebih sulit karena tidak semua 
               tanaman dapat dipantau (Dalimunthe, 2009). 
                              Pembibitan Awal (Prenursery) 
                   Pembibitan awal (prenursery) merupakan tempat kecambah kelapa sawit 
               ditanam  dan  dipelihara  hingga  berumur  tiga  bulan.  Selanjutnya,  bibit  tersebut 
               dilakukan selama 2-3 bulan, sedangkan pembibitan main nursery selama 10-12 
               bulan. Bibit akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di prenursery dan 9-
               11 bulan di main nursery) (Sunarko, 2009). 
                 a.  Persyaratan Lokasi 
                                                                0
                   Lokasi untuk pembibitan awal sebaiknya datar atau kemiringan tanah 3  
               sehingga  pembuatan  bedengan  prenursery  nantinya  akan  rata.  Bagian  atas 
               bedengan sebaiknya memiliki naungan, berupa atap buatan atau pohon. Pagar 
               prenursery untuk mencegah hewan pengganggu masuk dan merusak pembibitan. 
               Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber air. Kondisi debit air harus tetap dan tidak 
               mengandung kapur (pH netral). Lokasi harus dekat sumber media dengan topsoil 
               yang cukup untuk mengisi  babybag (polibag kecil), tanah tidak bercadas atau 
               tidak berkapur, dan akses jalan yang mudah dijangkau (Fauzi, 2008). 
                 b.  Pemesanan Kecambah 
                   Seleksi dilakukan dengan memilih penggunaan kecambah yang baik dan 
               dapat  mencukupi  kebutuhan.  Satu  hektar  lahan  tanaman  dengan  populasi  143 
               pohon membutuhkan kecambah 220 biji dengan asumsi kecambah yang mati dan 
               abnormal  sekitar  25%    untuk  kebutuhan  penyulaman  sekitar  10%.  Waktu 
                
                
                                               3 
            
           pemesanan  kecambah  diatur  agar  kecambah  sudah  tertanam  di  babybag 
           prenursery  13-14 bulan sebelum penanaman di lapangan. 
              Polibag kecil yang digunakan sebaiknya berwarna hitam, jika terpaksa bisa 
           menggunakan polibag kecil berwarna putih. Polibag berukuran panjang 14 cm, 
           lebar 8 cm, dan tebal 0,14 cm. Selain itu, bisa juga menggunakan babybag hitam 
           dengan ukuran 14 x 22 x 0,07 cm (200 lembar/kg) media tanam yang digunakan 
           berupa campuran topsoil dan kompos dengan perbandingan 6:1 atau campuran 
           pasir, pupuk kandang, dan topsoil  dengan komposisi 1:1:3.  Bedengan pembibitan 
           prenursery dibuat dengan panjang 10 meter dan lebar 1,2 meter. Tinggi bedengan 
           berkisar  0,1-0,15  meter  dengan  jarak  antar  bedengan  0,8  meter.  Satu  petak 
           prenursery  tangki  siram  1.000  liter  dapat  mencukupi  penyiraman  700-800 
           babybag kecambah (Subiantoro, 2010). 
             c. Penanaman Kecambah 
              Letakkan  kecambah  di  tempat  yang  teduh,  kemudian  segera  tanam  ke 
           dalam  baybag.  Kecambah  hanya  dapat  bertahan  3-5  hari  di  tempat  penghasil 
           kecambah. Dua hari menjelang penanaman kecambah, media tanam yang berada 
           di  dalam  babybag  harus  disiram  setiap  pagi.  Gemburkan  permukaan  media 
           dengan jari telunjuk atau dengan ibu jari, kemudian buat lubang untuk meletakkan 
           kecambah. Masukkan kecambah sedalam 1,5-2 cm di bawah permukaan tanah, 
           lalu  ratakan  kembali  hingga  menutup  kecambah  tersebut.  Bagian  bakal  akar 
           (radikula)  yang  berbentuk  agak  tumpul  dan  berwarna  lebih  kuning  harus 
           mengarah ke bawah dan bakal daun (plumula) yang bentuknya agak tajam dan 
           berwarna kuning muda mengarah ke atas (Subiantoro, 2010). 
            
            
            
                                                                                                                                                   4 
                                  
                                       d.  Naungan  
                                            Naungan atau pelindung bisa berupa pohon hidup atau naungan buatan 
                                 yang  terbuat  dari  daun  kelapa  sawit.  Ukuran  tingggi  tiang  dua  meter  (depan 
                                 belakang sama) dan jarak antar tiang tiga meter. Naungan dipertahankan hingga 
                                 kecambah berdaun 2-3 helai. Setelah itu, naungan berangsur-angsur dikurangi dari 
                                 arah  timur  agar  sinar  matahari  pagi  bisa  lebih  banyak  masuk  ke  bedengan. 
                                 Pengurangan  naungan  dilakukan  secara  bertahap  dan  jangan  sampai  terlambat 
                                 karena dapat mengahambat pertumbuhan tanaman. Sebaliknya, jika pengurangan 
                                 terlalu  cepat  maka  akan  menyebabkan  tanaman  stress.  Pengurangan  naungan 
                                 dilakukan setelah bibit berumur 6 minggu (Sunarko, 2009). 
                                       e. Penyiraman dan penyiangan 
                                            Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur, yakni pada pagi hari saat 
                                 pukul 06.00-10.30 dan sore hari dimulai pukul 15.00. Volume air yang disiramkan 
                                 sekitar 0,25-0,5 liter per bibit. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-
                                 rumput  yang  tumbuh  di  babybag  menggunakan tangan.  Penyiangan  sebaiknya 
                                 dilaksanakan dua minggu sekali. Rumput dikumpulkan di antara bedengan agar 
                                 kering terkena sinar matahari (Sunarko, 2009). 
                                       f.   Pemupukan  
                                            Selama tiga bulan di prenursery biasanya bibit tidak dipupuk. Namun, jika 
                                 tampak gejala kekurangan hara dengan gejala seperti daun menguning, bibit perlu 
                                 dipupuk menggunakan pupuk N dalam bentuk cair. Konsentrasi pupuk urea atau 
                                 pupuk majemuk sekitar 0,2% atau 2 gram per liter air untuk 100 bibit. Pupuk 
                                 diaplikasikan melalui daun dengan cara disemprot pada bibit berumur lebih dari 
                                  
                                  
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Pendahuluan latar belakang kelapa sawit elaeis guinensis jacq merupakan tanaman perkebunan yang memegang peranan penting bagi indonesia sebagai komoditi andalan untuk ekspor maupun diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani minyak mempunyai beberapa kegunaan antara lain industri pangan dan non limbah olahan juga dimanfaatkan pupuk makanan ternak sehingga banyak masyarakat melakukan budidaya pembibitan dilakukan dengan satu tahap atau dua pekerjaan berarti kecambah langsung ditanam di polibag besar utama main nursery pebibitan artinya penanaman awal prenursery terlebih dahulu menggunakan polybag kecil serta naungan kemudian dipindahkan ke ketika berumur bulan lebih dalimunthe double stage digunakan memiliki keuntungan dibandingkan jika luasan menjadi memungkinkan dibuat lainnya penyiraman mudah jadwal pemupukan bibit terhindar dari penyinaran matahari secara risiko kematian luas areal dibutuhkan cukup penggunaan tidak efektif selain itu proses pengawasan sulit karena semua dipantau...

no reviews yet
Please Login to review.