jagomart
digital resources
picture1_Padi Pdf 58058 | 36 Item Download 2022-08-22 16-12-12


 236x       Tipe PDF       Ukuran file 0.10 MB       Source: balitsereal.litbang.pertanian.go.id


File: Padi Pdf 58058 | 36 Item Download 2022-08-22 16-12-12
prosiding seminar nasional serealia 2009 isbn 978 979 8940 27 9 keragaan beberapa varietas unggul jagung komposit di tingkat petani lahan kering kabupaten blora endang iriani munir eti wulanjari dan ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 22 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                 Prosiding Seminar Nasional Serealia  2009                                                              ISBN :978-979-8940-27-9 
                  
                  
                     KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT  
                        DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA 
                                                
                            Endang Iriani, Munir Eti Wulanjari dan Joko Handoyo 
                              Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah 
                                                
                     Abstrak.  Jagung termasuk komoditas pangan yang mendapat prioritas 
                     peningkatan produksi.  Jawa Tengah merupakan penghasil utama tanaman pangan 
                     yaitu padi, jagung, dan kedele yang akhir-akhir ini kurang menggembirakan.  
                     Jagung di lahan kering sebagian besar diproduksi untuk memenuhi kebutuhan 
                     pangan, dan sering diusahakan di lahan marginal, sehingga produksinya masih 
                     rendah.  Kabupaten Blora merupakan sentra tanaman jagung ke 2 di jawa Tengah 
                     setelah Grobogan dengan luas tanam 65.956 ha.  Tanaman Jagung di lahan kering 
                     di Kabupaten Blora hingga saat ini masih didominasi varietas lokal yang 
                     produksinya masih rendah sekitar 1-2 t/ha.  Sementara hasil di tingkat penelitian 
                     dan pengembangan dapat mencapai 6-8 ton/ha.  Dalam rangka meningkatkan 
                     produktivitas jagung di lahan kering kabupaten Blora perlu dilakukan introduksi 
                     varietas unggul baru melalui demplot varietas unggul jagung sebagai sarana untuk 
                     mengenalkan varietas unggul komposit yang dilakukan pada Mk 2009 (April – Juli 
                     2009), berlokasi di Desa Giyanti, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora dengan 
                     total luasan 5 hektar.  Teknologi yang diterapkan varietas yang ditanam meliputi 
                     Lamuru, Sukmaraga, Arjuna, Gumarang, Bisma dan Srikandi Kuning, pengolahan 
                     tanah sempurna, pemupukan menggunakan Urea 250 kg/ha, dan NPK Phonska 300 
                     kg/ha.  Jarak tanam 70x40 cm dengan 2 biji/lubang.  Parameter yang diamati 
                     meliputi pertumbuhan tinggi tanaman dan tinggi tongkol serta komponen produksi.  
                     Hasil pengkajian diperoleh bahwa rata-rata tinggi tanaman berkisar 211-255 cm 
                     dan tinggi tongkol 88-131 cm.  Hasil keragaan produksi jagung pipilan kering 
                     dengan kadar 14% 4 (empat komunikasi pribadi) yang telah dipanen terdiri dari 
                     Arjuna, Lamuru, Sukmaraga dan Gumarang masing-masing rata-rata produksi 
                     mengalami peningkatan, masing-masing untuk varietas Sukmaraga sebesar 3,23 
                     t/ha (70,68%) varietas lamuru sebesar 3,3 t/ha (71,3%), Gumarang 2,91 t/ha t/ha 
                     (68,5 5) dan varietas Arjuna yang mencapai 3,19 t/ha (70,39%) jika dibandingkan 
                     dengan varietas lokal yang hanya menghasilkan rata-rata 1-2 t/ha, 
                     peningkatannnya cukup tinggi. 
                       
                     Kata Kunci : Keragaan, jagung komposit 
                  
                 PENDAHULUAN 
                      Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu penyangga pangan nasional ke tiga 
                 setelah Jawa Timur dan Jawa Barat terutama dalam penyediaan beras dengan kontribusi 
                 rata-rata sebesar 15,59%.  Secara umum produksi tanaman pangan terutama padi, jagung 
                 dan kedelai berdasarkan ARAM III tahun 2008 secara umum mengalami kenaikan.  Pada 
                 tahun 2008 luas tanam dan luas panen jagung di Jawa Tengah masing-masing mencapai 
                 643.319 ha dan 839.354 hektar.  Pada tahun yang sama produksi yang dicapai adalah 
                 2.647.914 ton.  Produksi tersebut jika dibanding dengan produksi tahun 2007 dari 
                 2.233.992 ton menjadi 2.603.959 ton, kenaikannya sebesar 19,96 % (Dipertan 2008).  
                 Dari luas tanam yang terealisasi pada tahuh 2008, benih yang dibutuhkan mencapai 
                 1.678.680 ton. 
                      Permasalahan yang sering terjadi adalah benih yang tersedia baru mencapai sekitar 
                 16% (Dipertan 2008).  Dari kondisi tersebut masih besar peluang dalam pemenuhan 
                                                                          138 
                                                                              
             Prosiding Seminar Nasional Serealia  2009                                                              ISBN :978-979-8940-27-9 
              
              
             kebutuhan benih.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak sudah varietas jagung 
             khususnya untuk jagung komposit yang dihasilkan, akan tetapi adopsi di tingkat 
             pengguna masih sangat rendah, hal tersebut antara lain karena keterbatasan ketersediaan 
             benih dari segi jumlah, tidak tepat waktu dan tidak tepat mutu, sehingga banyak petani 
             menjadi beralih pada hibrida yang dipasaran benih banyak tersedia.  Alasan lain karena 
             daya tumbuh seragam dan produksi tinggi.  
                Sudaryanto (1999) mengemukakan bahwa selama ini telah banyak teknologi yang 
             dihasilkan oleh lembaga penelitian dan teknologi spesifik lokasi telah diciptakan dan 
             dikembangkan di daerah, namun demikian efektivitas pemanfaatan teknologi tersebut 
             belum berjalan secara baik dalam meningkatkan daya saing komoditas pertanian. Dimyati 
             (2004) bahwa kecepatan dan tingkat pemanfaatan teknologi pertanian hasil 
             penelitian/pengkajian oleh pengguna cenderung lambat. 
                Produktivitas pertanian di daerah marginal sangat rendah dan tidak stabil.  Upaya 
             peningkatan produktivitas pertanian belum dapat dilakukan secara optimal mengingat 
             berbagai kendala biofisik  dan sosial ekonomi.  Faktor internal petani juga merupakan 
             kendala yang tidak kecil pengaruhnya seperti keterbatasan kemampuan dan pengalaman 
             petani membuat petani cenderung kurang memiliki dan memilih teknologi yang sama 
             sekali baru, tetapi lebih menyukai teknologi yang telah ada.  Salah satu upaya untuk 
             meningkatkan produktivitas jagung adalah mengembangkan varietas unggul yang 
             berdaya hasil tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu (Saenong 2007).  
                Kabupaten Blora merupakan sentra tanaman jagung ke 2 di Jawa Tengah setelah 
             Grobogan dengan luas tanam 65.956 ha.  Tanaman jagung di lahan kering di Kabupaten 
             Blora hingga saat ini masih didominasi varietas lokal yang produksinya masih rendah 
             sekitar 1-2 t/ha.  Sementara hasil di tingkat penelitian dan pengembangan dapat mencapai 
             6-8 ton/ha.  Luas lahan usaha historis untuk pertanian +/- 61.000 ha.  Terbagi dalam 
             (Sutikno 2009) :  1. Irigasi teknis *) =7,00%, 2. Irigasi ½ Teknis**) = 14,00%, 3. Tadah 
             Hujan = 66,00%, 4. Bero = 13,00%. *) Pengairan Glontoran dari Bengawan Solo. **) 
             Pengairan dari Embung/bendungan/Waduk. 
                Dalam rangka meningkatkan produktivitas jagung di lahan kering Kabupaten 
             Blora, perlu dilakukan introduksi varietas unggul baru melalui demplot varietas unggul 
             jagung komposit, dengan tujuan sebagai sarana untuk mengenalkan varietas unggul 
             komposit di tingkat pengguna.  Hal tersebut sesuai dengan program pengembangan 
             tanaman jagung di Kabupaten Blora, yaitu Sebagai komoditas pendukung pendapatan ke 
             II setelah tanaman padi ; Sebagai komoditas pokok sumber pendapatan petani pesanggem 
             di lahan hutan ; Sebagai komoditas cadangan pangan dan perdagangan ke II setelah padi. 
                Beberapa varietas unggul jagung komposit yang diintroduksikan merupakan hasil 
             penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros yang masing-masing 
             mempunyai keunggulan spesifik misalnya Bisma : potensi hasil : 8,0 t/ha, keunggulan : 
             tahan rebah; Gumarang, potensi hasil : 8,0 t/ha, keunggulan : Umur Genjah (82 hari), 
             Srikandi Kuning, potensi hasil:7,9 t/ha, keunggulan : protein bermutu; Lamuru, potensi 
             hasil : 7,6 t/ha, keunggulan : toleransi kekeringan; Sukmaraga, potensi hasil :8,5 t/ha, 
             keunggulan : tahan kemasaman; Arjuna, potensi hasil : 6,0 t/ha, keunggulan :tahan bulai.  
             Menurut Paryono, et al. (2002) bahwa penyebab adanya kesenjangan hasil tersebut antara 
             lain karena petani umumnya belum tahu atau tidak menerapkan teknologi hasil penelitian.  
             Terdapat beberapa alasan, mengapa petani tidak menerapkan teknologi hasil penelitian; 
             (a) teknologi tidak sampai kepada petani, (b) teknologi tidak sesuai dengan kebutuhan 
             petani, (c) teknologi belum dipahami dan diyakini oleh petani, (d) petani kesulitan 
             mendapatkan sarana produksi yang dianjurkan, dan (e) kemampuan modal petani 
             terbatas. 
              
                                                        139 
                                                           
                       Prosiding Seminar Nasional Serealia  2009                                                              ISBN :978-979-8940-27-9 
                        
                        
                       BAHAN DAN METODE 
                        
                             Kegiatan diawali dari koordinasi dan kesepakatan antara Puslitbangtan-BPTP-
                       P4MI pusat dan Dinas Pertanian Kabupaten yang tentunya akan didukung oleh Dinas-
                       Dinas terkait.  Inovasi teknologi berasal dari Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros, 
                       Sulawesi dan dari BPTP Jawa Tengah sesuai spesifik lokasi.  Penanaman telah 
                       dilaksanakan pada musim kering (MK) 2009, berlokasi di lahan petani di areal sekitar 
                       hutan, di Desa Giyanti, Kecamatan Sambong,  Kabupaten Blora.  Luas tanam untuk 
                       demplot sekitar 5 (lima) hektar yang diikuti petani kooperator sebanyak 12 orang.  
                       Teknologi yang diterapkan adalah varietas yang ditanam meliputi Lamuru, Sukmaraga, 
                       Arjuna, dan Gumarang.  Untuk mengetahui perbedaan dengan yang biasa ditanam 
                       dibandingkan dengan pertanaman petani di sekitar yang menggunakan varietas lokal.    
                             Teknologi budidaya sesuai anjuran dan spesifik lokasi, pengolahan tanah dilakukan 
                       secara sempurna, pemupukan menggunakan Urea 250 kg/ha, dan NPK Phonska 300 
                       kg/ha.  Jarak tanam 70x40 cm dengan 2 biji/lubang.  Untuk mengantisipasi terhadap 
                       penyakit bulai dilakukan perlakuan benih dengan menggunakan Metalaksil (Saromil) 
                       dengan dosis 5 gr/kg benih.  Pengendalian hama dilakukan dengan melihat kondisi di 
                       Lapang.  Pendampingan pengawasan dari BPSB, pembinaan dan pengawalan teknologi 
                       intensif dilakukan BPTP, Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros dan instansi terkait 
                       yang sesuai dengan kinerja di lapang di lingkup kabupaten Blora. 
                             Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan tinggi tanaman dan tinggi tongkol 
                       serta komponen produksi (jumlah tanaman, jumlah tongkol, berat tongkola dan berat 
                       pipilan serta kadar air), masing-masing petak varietas di ubin 2 kali dengan ukuran 
                       ubinan 2,8 m x 5 m. 
                              
                       HASIL DAN PEMBAHASAN 
                        
                       KERAGAAN AGRONOMIS 
                        
                             Hasil pengamatan visual yang dilakukan terhadap varietas yang diintroduksikan 
                       yaitu Lamuru, Sukmaraga, Arjuna dan Gumarang, menunjukkan bahwa daya tumbuh 
                       pertanaman rata-rata di atas 90%, sedang pertumbuhan vegetatif seperti tertera pada 
                       Tabel 1 dan Gambar 1. 
                              
                       Tabel 1. Pertumbuhan vegetatif tinggi tanaman dan tinggi tongkol beberapa varietas 
                                unggul jagung komposit. Giyanti, Blora. MK 2009. 
                        
                                  Varietas          Tinggi Tanaman (cm)        Tinggi Tongkol (cm) 
                           Lamuru 226 88 
                           Sukmaraga 255 96 
                           Arjuna 223 105 
                           Gumarang 228 113 
                           Lokal 137 50 
                              
                                                                                                    140 
                                                                                                        
                        Prosiding Seminar Nasional Serealia  2009                                                              ISBN :978-979-8940-27-9 
                         
                         
                                          300
                                          250
                                          200
                                          150                                Tinggi tanaman
                                          100
                                           50
                                            0                                Tinggi tongkol 
                                                                             (cm)
                                                  Gambar 1. Pertumbuhan Vegetatif            
                                                                  
                              Tinggi tanaman jagung varietas unggul rata-rata berkisar antara 223 cm-255 cm, 
                        hasil ini terlihat jelas lebih tinggi dibanding dengan tinggi tanaman pada verietas lokal 
                        yang hanya mencapai 137 cm.  Perbedaan antara varietas unggul dengan varietas lokal 
                        terjadi karena secara genetis untuk varietas unggul jelas sudah diperbaiki dengan 
                        beberapa keunggulannya, sedang pada varietas lokal masih sesuai aslinya dan hanya daya 
                        adaptasi tumbuh di lokasi yang mencirikan kelebihannya karena sudah ditanam secara 
                        turun temurun.  Demikian juga untuk tinggi tongkol pada tanaman rata-rata pada varietas 
                        unggul berkisar antara 88 cm-113 cm sedang pada varietas lokal setinggi 50 cm.  
                        Dikatakan oleh Sania dan Azrai 2009 (komunikasi pribadi), bahwa tinggi tongkol sangat 
                        berperan dalam pembuatan benih jagung, terutama untuk posisi tongkol yang tidak terlalu 
                        tinggi dipilih untuk dijadikan benih kembali.  Hal ini terkait dengan kemudahan dalam 
                        memanen akan mudah terjangkau jika posisi tongkol rendah.  Dalam hal ini varietas lokal 
                        yang secara genetis kedudukan tongkol pada tanaman rata-rata rendah sebanding dengan 
                        tinggi tanamannya yang hanya mencapai rata-rata 137 cm.  Dikatakan Mejaya 2007 
                        bahwa varietas jagung bersari bebas tidak memiliki keseragaman penampilan di lapangan 
                        seperti halnya hibrida. Ketidakseregaman tersebut dapat diminimalisasi jika suatu varietas 
                        bersari bebas mengalami penyeleksian atau penyesuaian diri pada kondisi lingkungan 
                        tertentu sehingga mampu memperlihatkan keseragaman fenotipe. 
                         
                        KERAGAAN KOMPONEN PRODUKSI 
                         
                              Keragaan komponen produksi yang meliputi jumlah tongkol/hektar, berat 
                        tongkol/hektar, berat pipil/hektar pada kadar air panen tertera pada tabel 2 dan untuk 
                        gambaran produksi tertera pada Gambar 1 
                               
                        Tabel 2. Keragaan komponen produksi beberapa varietas jagung unggul komposit.  
                                  Giyanti, Blora. MK 2009. 
                         
                               Varietas Jumlah Bobot tongkol                  Berat Pipil    Kadar Air 
                                              tongkol/ha         Kg/ha           kg/ha        14 (%) 
                            Sukmaraga 61,334  6,200  4,25  14 
                            Lamuru 58,667 5,667 4,67 14 
                            Gumarang 62,044  6,462  4,25  14 
                            Arjuna 59,111 6,222 4,53 14 
                            Lokal 56,105 3,452 1,34 14 
                                                                                                       141 
                                                                                                            
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Prosiding seminar nasional serealia isbn keragaan beberapa varietas unggul jagung komposit di tingkat petani lahan kering kabupaten blora endang iriani munir eti wulanjari dan joko handoyo balai pengkajian teknologi pertanian jawa tengah abstrak termasuk komoditas pangan yang mendapat prioritas peningkatan produksi merupakan penghasil utama tanaman yaitu padi kedele akhir ini kurang menggembirakan sebagian besar diproduksi untuk memenuhi kebutuhan sering diusahakan marginal sehingga produksinya masih rendah sentra ke setelah grobogan dengan luas tanam ha hingga saat didominasi lokal sekitar t sementara hasil penelitian pengembangan dapat mencapai ton dalam rangka meningkatkan produktivitas perlu dilakukan introduksi baru melalui demplot sebagai sarana mengenalkan pada mk april juli berlokasi desa giyanti kecamatan sambong total luasan hektar diterapkan ditanam meliputi lamuru sukmaraga arjuna gumarang bisma srikandi kuning pengolahan tanah sempurna pemupukan menggunakan urea kg npk pho...

no reviews yet
Please Login to review.