jagomart
digital resources
picture1_Terapi Cairan Pdf 57918 | Artikel 6


 183x       Tipe PDF       Ukuran file 0.09 MB       Source: fik.um-surabaya.ac.id


Terapi Cairan Pdf 57918 | Artikel 6

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 22 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                                                       THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014 
                  PEMBERIAN TERAPI CAIRAN UNTUK MENCEGAH SYOCK PADA ANAK 
                                 DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER 
                                                          
                                      Budi Utomo, Abdul Aziz Alimul Hidayat1 
                                                                                      1
                            Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya  
               
              ABSTRACT 
              The disease of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) has been being the cause of death, for the 
              DHF disease which is not soonly handled will cause Hemoconcentration. Patient with DHF, 
              when experiencing hemoconcentration will be having unbalanced liquid so they will get 
              hipivolemik shock, therefore the giving of liquid therapy to patient with DHF early is very 
              effective to prevent hipovolemic shock to occur and reduce the number of death of patient 
              with DHF. 
              This research is case studying which applied nursing action in nursing upbringing and used 
              one respondent child N who was cared at child room in Muhammadiyah Hospital of Gresik 
              with medical diagnose of DHF degree 1. Technic of data analyzing wich used was 
              descriptively, data were obtained from observation of physical check-up, laboratory, and 
              medical track.   
              From the result of observation of the giving of liquid therapy to prevent shock for child with 
              Dengue Hemorrhagic Fever at child room in Muhammadiyah Hospital of Gresik for three 
              days, it is not seen the signs of shock in child namely “N “and from the result of laboratory 
              for three days, there is also no signs of urgency of shock. Based on the data analyzing it can 
              be conclude that the giving of liquid Kristaloid RL therapy for patient with  DHF degree 1, 
              because it is able to fill the leakage of plasma so there is no reduce of trombosit which is 
              caused by the process of DHF disease. Therefore the giving of liquid therapy early to patient 
              with DHF is very effective so the patient would not experience higher degree of DHF.  
               
              Keyword: liquid therapy, prevent shock, DHF. 
               
              PENDAHULUAN                                   angka ini lebih banyak tiga kali lipat di 
              Demam berdarah dengue (DBD) memang            bulan yang sama pada 2012 yakni 1.008 
              menjadi penyakit yang berbahaya.              penderita. Sementara pada Februari 2013 
              (Soedarmo, 2004). DBD adalah jenis            pasien yang dilaporkan sebanyak 1.899 
              penyakit yang seringkali mewabah pada         orang. Angka ini lebih banyak dari tahun 
              daerah tropis dan subtropics. Dengue          sebelumnya yakni sebesar 756 orang. 
              hemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit       Sementara di Rumah Sakit 
              yang disebsbkan oleh virus yang tergolong     Muhammadiyah Gresik jumlah pasien 
              arbovirus (arthropodborne viruses) artinya    anak yang di rawat pada bulan September 
              virus yang ditularkan melalui gigitan         dan Agustus 2013 mencapai 35% yang 
              artropoda misalnya nyamuk aedes aegypti       menderita DHF sedngkan yang 65% 
              betina. Arthropoda akan menjadi vector        penyakit lain. 
              virus dan juga menjadi hospes reservoir       Pada penyakit DHF dapat menyebabkan 
              virus tersebut yang paling sering bertin      permeabilitas   dindin    kapiler  yang   
              dak menjadi vektor (Soedarmo, 2004).          mengakibatkan terjadinya perembesan atau 
              Angka kejadian DBD di Indonesia selama        kebocoran plasma, peningkatan 
              tahun 2008 mencapai 137,469 kasus dan         permeabilitas dinding kapiler 
              1.187 orang meninggal. (Depkes RI,            mengakibatkan berkurangnya volume 
              2008). Sedangkan data Dinkes Jatim            plasma yang  secara otomatis jumlah 
              menyebutkan, januari tahun 2013 ada           trombosit berkurang, terjadinya hipotensi 
              3.096 penderita DBD diseluruh Jatim           (tekanan darah rendah) yang dikarenakan 
                                                        27 
               
                                                                         THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014 
              kekurangan haemoglobin, terjadinya             METODE 
              hemo-konsentrasi    (peningkatan hemato-       Desain  penelitian yang digunakan adalah 
              krit  > 20% ) sehinga akan menye-babkan        study kasus yaitu suatu metode penelitian 
              terjadinya renjatan syok (Effendy, 2010).      yang dilakukan dengan tujuan utama untuk 
              Pada penyakait DHF terjadi  membuat gambaran tentang suatu keadaan 
              hemokonsentrasi.        Hemokonsentrasi        secara objektifdan digu-nakan untuk 
              menunjukkan atau menggambarkan  mencegah atau menjawab permasalahan 
              adanya kebocoran atau perembesan plasma        yang sedang dihadapi pada situasi 
              keruang ekstra seluler sehingga nilai          sekarang (Nursalam, 2008). Kasus yang 
              hematokrit  menjadi  penting untuk             di-gunakan dalam penelitian studi kasus 
              patokan pemberian cairan  intravena. Oleh      ini adalah anak dengan diagnosis DHF 
              karena itu pada penderita DHF sangat           derajat I yang di rawat di Instalasi Ruang 
              dianjurkan untuk memantau hema-tokrit          Anak RS Muham-madiyah Gresik. Yaitu 
              darah berkala.  Setelah   pem-berian           Demam men-dadak 2 sampai 7 hari 
              cairan intravena peningkatan jumlah            disertai gejala klinik lain, dengan 
              trombosit menunjukkan kebocoran plasma         manifestasi pen-darahan ringan yaitu tes 
              telah teratasi. Sebaliknya   jika   tidak      “tourniquet” yang positif. Variabel yang 
              menda-patkan   cairan   yang cukup,            digu-nakan pada kasus ini adalah pem-
              pende-rita akan mengalami kekurangan           berian cairan dan pencegahan syok. 
              cairan yang dapat mengakibatkan kondisi        Pemberian terapi cairan Kristaloid 
              yang buruk bahkan bisa  me-ngalami             merupakan tindakan keperawatan dengan 
              renjatan syok dan apabila tidak segera         cara memberikan cairan  kristaloid melalui 
              ditangani dengan baik maka akan                intra vena. Shock adalah suatu keadaan 
              mengakibatkan kematian. Sebelum  dimana paso-kan darah tidak mencukupi 
              terjadinya kematian bia-sanya dilakukan        untuk kebutuhan organ-organ di dalam 
              pemberian tranfusi guna menambah semua         tubuh. Waktu studi kasus dilakukan pada 
              komponen-komponen di dalam darah yang          tanggal, 12 – 15 September 2013. Sebelum 
              telah hilang (Effendy, 2010).                  melakukan pengam-bilan data, melakukan 
              Untuk itu pada pasien yang  menderita          izin terlebih dahulu pada Diklat RS 
              penyakit DHF harus diberikan terapi            Muham-madiyah Gresik. Selanjutnya data 
              cairan kristaloid yang sesuai agar tidak       yang diperoleh dengan menggunakan satu 
              terjadi kegawatan atau mengalami Dengue        sampel yang akan dilakukan tindakan 
              Syok Syndrome. karena pada cairan              keperawatan dengan pem-berian terapi 
              kristaloid dapat bekerja sebagai cairan        cairan pada anak yang mengalami sakit 
              Hipotonik, isotonik, dan hipertonik. Cairan    DHF di Ruang anak RS Muhammadiyah 
              Hipotonik  cairan ini didistribusikan ke       Gresik, yang sebelumnya saat pasien 
              estraseluler. Oleh karena itu penggunanya      datang de-ngan panas tinggi selama 3 hari 
              ditujukan kepada kehilangan cairan             kemudian dilakukan intervensi Kepe-
              intraseluler, cairan isotonik sangat efektif   rawatan yaitu memberikan terapy cairan 
              untuk meningkatkan isi intra-vaskuler.         sesuai Standar Operasional Prosedur 
              Sedangkan cairan hiper-tonik merupakan         (SOP). Teknik analisa data yang 
              ion estraseluler yang akan menarik cairan      digunakan adalah deskriptif.,        data 
              intraseluler kedalan ekstra seluler            diperoleh dari observasi peme-riksaa 
              (Soedarmo, 2004). Berdasarkan hal              laboratorium dan rekamedis dan akan 
              tersebut maka peneliti ingin mengetahui        didapatkan diagosa kemu-dian di lakuka 
              pengaruh  pemberian terapi cairan untuk        intervensi sampai evaluasi. 
              mencegah syock pada Anak dengan DHF             
              di ruang anak RS. Muham-madiyah                Pelaksanaan Pemberian Cairan 
              Gresik.                                        Pada langkah ini dilakukan pemilihan 
                                                             pasien yang sesuai dengan kasus yaitu 
                                                         28 
               
                                                                          THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014 
               anak   yang dirawat inap di RS.                 teratur Frekuensi 120x /menit (Grafik 1). 
               Muhammadiyah Gresik dengan diagnosa             Frekuensi pengukuran pernafasan pada 
               DHF. Klien terpasang infus RL dengan            anak N pada hari pertama Frekuensi nafas 
               infus makro. Saat di UGD anak mendapat          28x/menit irama teratur, hari kedua 
               terapi cairan 200cc/3 jam. Pada saat anak       frekuensi pernafasan 27x/menit irama 
               di pindah di ruangan mendapatkan terapi         teratur tidak ada suara nafas tambahan, 
               cairan RL 1000cc/ 24 jam. Dan diberikan         hari ketiga observasi pernafasan vesikuler 
               terapi parasetamol dan injeksi antibiotik       tidak ada nafas tambahan frekuesi 
               (Ceftriaxon 3 x 250 mg).                        25x/menit irama legules/teratur selama 
               Peneliti melakukan persiapan untuk              observasi pernafasan baik (Grafik 2). 
               pemberian terapi cairan. Peneliti               Hasil observasi pengukuran suhu tubu 
               mempersiakan alat dan bahan meliputi:           anak N pada hari  pertama mengalami 
               infus set, cairan RL 500 cc, penflon,           hipertermi 38,8 0C, sedangkan pada hari 
               torniquet, perlak, plaster, gunting plaster,    ke dua mengalami penurunan suhu tubuh 
               kapas alkohol, bengkok, dan spalek.             37,7 0C, pada hari ketiga suhu tubuh anak 
               Kemudi peneliti menjelaskan tujuan dan          dalam batas normal 37 0C dan anak tidak 
               mangfaat pemberian terapi cairan pada           mengalami Hipotermi (Grafik 3). 
               keluarga. Peneliti meminta persetujuan          Hasil observasi laboratorium Hemoglobin 
               pada keluaga pasien untuk menada tangani        pada anak N pada hari pertama dan hari ke 
               Infome consen dan di sertai tanda tangan        dua mengalami penurunan dari nilai 
               peneliti yang memberikan trapi. Peneliti        normal yaitu Hematokrit pada anak N pada 
               melaksanakan pemberian terapi cairan RL         hari pertama mengalami penurunan 33,5. 
               500 Cc dalam12 jam setelah infus                Dan pada hari ke dua hasil lab mulai 
               terpasang dengan mengunakan infus               meningkat 33,7 sedangkan pada hari ke 
               makro, peneliti mengatur tetesan cairan 12      tiga mengalami peningkatang 38,8 
               tetes / menit sehingga dalam 12 jam cairan      sehingga pada hari ke tiga hasil Lab 
               akan habis dan perawat jaga selanjutnya         hematokrit Normal dari pada hari pertama 
               yang akan maenganti cairan yang habis,          dan ke dua (Grafik 5). Hasil lab. 
               setelah di evaluasi tetesan tidak mengalami     Trombosit pada anak N pada hari pertama 
               masalahkemudian peneliti merapikan alat         128.000 dibawah batas normal sedangkan 
               dan mencuci tangan serta tak lupa               hari ke dua mengalami kenaikan hasil lab 
               mengucapkan terimakasih pada keluarga           trombosit 151.000, pada hari ketiga hasil 
               pasien atas partisipasinya, selanjutnya         lab mengalami kenaikan yang sangat 
               peneliti melakukan dokumentsi pemberian         bagus 240.000. jadi pada observasi nilai 
               terapi cairan. Tindakan pemberian terapi        trombosit hari kedua dan ketiga 
               cairan ini dilakukan selama 3hari dan           mengalamin perkem-bangan yang baik di 
               setiap hari dilakukan observasi untuk           hari ke 3 trombosit normal (Grafik 6). 
               mengetahi tanda-tanda shock pada anak.          Hasil lab. Leukosid pada anak N pada hari 
                                                               pertama   8.700 untuk hari ke dua 
               HASIL PENELITIAN                                mengalami penurunan 5.900 sedangkan 
               Frekuensi pengukuran Nadi pada An.N             pada hari ketiga mengalami kenaikan 
               dari hari pertama hingga hari ketiga            8.700 dari hasil observasi selama tiga hari 
               mengalami kenaikan, yaitu pada hari             nilai Leukosid masih dalam batas nilai 
               pertama Frekuensi 115 x/menit Irama Nadi        normal (Grafik 7). Pada hari pertama 
               Teratur dan  kuat selama 24 jam observasi,      sampai hari ketiga observasi pemerikasaan 
               pada hari kedua observasi hasilnya dalam        fisik tanda-tanda syok tidak di temukan 
               batas normal rata-rata Frekuensinya  120x       seperti ; sianosis, akral dinggin, pasien 
               menit kuat tidak lemah, dan sampai hari         lemas, CRT > 2 detik tidak di temukan 
               ketiga observasi nadi tidak mengalami           selama observasi 3 hari. 
               tanda-tanda shock nadi normal irama 
                                                          29 
                
                                                                                          THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014 
                                                                                                                             
                                                                                                     
                                Grafik 1. Pengukuran Nadi                           Grafik 2. Pengukuran Pernafasan 
                               Grafik 3. Pengukuran Suhu                            Grafik 4. Pengukuran Hemoglobin         
                            Grafik 5. Pengukuran Hematokrit                         Grafik 1. Pengukuran Trombosit           
                   
                  PEMBAHASAN                                                menunjuk-kan atau menggambarkan 
                  Dari hasil observasi selama 3 hari baik                   adanya kebocoran atau perembesan plasma 
                  observasi pemeriksaan fisik dan hasil                     keruang ekstra seluler sehingga nilai 
                  Laboratorium tidak di temukan tanda-                      hematokrit menjadi  penting untuk patokan 
                  tanda syok hipovolemik. Penderita   DHF                   pemberian cairan  intravena. Oleh karena 
                  adalah mening-katnya              permeabilitas           itu pada penderita DHF sangat dianjurkan 
                  dinding   ka-piler   yang   mengakibatkan                 untuk memantau hematokrit   darah   
                  terjadinya perembesan atau kebo-coran                     berkala   untuk mengetahui.  Setelah   
                  plasma, peningkatan per-meabilitas                        pemberian   cairan intravena peningkatan 
                  dinding kapiler meng-akibatkan                            jumlah trombosit menunjukkan kebocoran 
                  berkurangnya volume plasma yang  secara                   plasma telah   teratasi sehingga pemberian   
                  otomatis jumlah trombosit berkurang,                      cairan   intravena   harus   dikurangi 
                  terjadinya hipotensi (tekanan darah                       kecepatan   dan   jumlah-nya   untuk  
                  rendah) yang dikarenakan   kekurangan                     mencegah terjadinya edema paru dan gagal 
                  hae-moglobin, terjadinya hemokonsen-                      jantung. Sebaliknya   jika   tidak  men-
                  trasi  (peningkatan hematokrit  > 20%) dan                dapatkan   cairan   yang cukup, pen-derita 
                  renjatan (syok). Hemokonsentrasi  akan mengalami keku-rangan cairan yang 
                                                                       30 
                   
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...The sun vol desember pemberian terapi cairan untuk mencegah syock pada anak dengan dengue hemorrhagic fever budi utomo abdul aziz alimul hidayat fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah surabaya abstract disease of dhf has been being cause death for which is not soonly handled will hemoconcentration patient with when experiencing be having unbalanced liquid so they get hipivolemik shock therefore giving therapy to early very effective prevent hipovolemic occur and reduce number this research case studying applied nursing action in upbringing used one respondent child n who was cared at room hospital gresik medical diagnose degree technic data analyzing wich descriptively were obtained from observation physical check up laboratory track result three days it seen signs namely there also no urgency based on can conclude that kristaloid rl because able fill leakage plasma trombosit caused by process would experience higher keyword pendahuluan angka ini lebih banyak tiga kali lipat ...

no reviews yet
Please Login to review.