jagomart
digital resources
picture1_Tujuan Penelitian Adalah 5895 | Pengaruh Subtitusi Tepung Belut - Terhadap Mutu Pangan Cookies Berbahan Dasar Mocaf


 300x       Tipe PDF       Ukuran file 0.30 MB    


File: Tujuan Penelitian Adalah 5895 | Pengaruh Subtitusi Tepung Belut - Terhadap Mutu Pangan Cookies Berbahan Dasar Mocaf
pengaruh subtitusi tepung belut terhadap mutu pangan cookies berbahan dasar mocaf modified cassava flour sebagai diet hpgfcf high protein gluten free casein free izzati nur khoiriani roekistiningsih laksmi karunia abstrak ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 20 Feb 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
        
             PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG BELUT TERHADAP MUTU PANGAN 
       COOKIES BERBAHAN DASAR MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) SEBAGAI DIET 
              HPGFCF (HIGH PROTEIN GLUTEN FREE CASEIN FREE) 
                              
               Izzati Nur Khoiriani*, Roekistiningsih**, Laksmi Karunia*** 
                              
                           Abstrak 
           
          Diet GFCF (Gluten Free Casein Free)  merupakan diet untuk anak autis yang dapat 
       memperbaiki gangguan pencernaan dan juga mengurangi gejala atau tingkah laku autistic 
       dengan menghilangkan asupan gluten dan kasein maka dapat membuat anak kekurangan 
       protein. MOCAF (Modified Cassava Flour) yaitu tepung singkong yang dimodifikasi, bebas 
       gluten dan dapat digunakan untuk menggantikan tepung terigu seperti mie, bakery, cookies, 
       dan cake namun memiliki kandungan protein yang sedikit.  Belut (Monopterus albus) sangat 
       bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan gizinya yang tinggi seperti protein dan asam 
       lemak tak jenuh omega 3 sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu pangan sumber 
       protein tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh subtitusi tepung belut 
       terhadap mutu pangan cookies (kadar protein, mutu protein, cemaran mikrobiologi koliform, 
       dan  mutu  organoleptik  )  berbahan  dasar  MOCAF  sebagai  diet  HPGFCF  (High  Protein 
       Gluten Free Casein Free). Penelitian ini menggunakan design eksperimen true experimental 
       menggunakan  rancangan  acak  lengkap  (RAL)  dengan  lima  (5)  perlakuan,  dua  (2)  kali 
       replikasi  sehingga  jumlah  sampel  menjadi  10  unit.  Perlakuan  diterapkan  dengan 
       perbandingan MOCAF : tepung belut pada masing-masing perlakuan adalah P0 (100%:0%), 
       P1 (90%:10%), P2(80%:20%), P3 (70%:30%), P4 (60%:40%). Analisis mutu organoleptik 
       menggunakan uji Kruskal Wallis dan apabila terdapat signifikan dilakukan uji lanjutan Post 
       Hoc Mann Whitney. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hasil signifikan dari subtitusi 
       tepung belut  terhadap mutu protein (p=0,001), cemaran mikrobiologi koliform (p=0,001) dan 
       terhadap  mutu  organoleptik  warna  pada  cookies  (p=0,061).  Setiap  peningkatan  kadar 
       subtitusi tepung belut dapat meningkatkatan kadar protein, mutu protein, dan peningkatan 
       penerimaan  kesukaan  terhadap  mutu  organoleptik  tekstur,  dan  menurunkan  mutu 
       organoleptik warna, rasa, dan aroma pada cookies.   
           
       Kata kunci : MOCAF, tepung belut, cookies, mutu pangan. 
        
                             
                         Abstract 
        
          GFCF (Gluten Free Casein Free) diet is a diet for autistic children that can improve 
       digestive disorders and also reduce autistic symptoms that eliminating gluten and casein, 
       protein deficiency will be occured in autistic children  . MOCAF (Modified Cassava Flour) is a 
       modified fermentation cassava flour and it can be used to replace the wheat flour such as 
       noodles,  bakery,  cookies,  and  cake  but  it  has  less  protein.  Eel  (Monopterus  albus)  are 
       beneficial to health because of the high nutritional content such as protein and omega-3 fatty 
       acids that can become one of high-protein food source. The purpose of this study was to 
       determine the effect of eel flour substitution on food  quality of  MOCAF based cookies for 
       HPGFCF diet (high protein gluten free casein free). This study was true experimental design 
       by  using  completely  randomized  design  (CRD)  with  five  treatments  and  two  times 
       replication. The treatment applied were the ratio of MOCAF : eel flour are P0 (100%:0%), P1 
       (90%:10%), P2(80%:20%), P3 (70%:30%), P4 (60%:40%). Data analysis were using the 
       Kruskal Wallis test and if there are significant data, it using post hoc Mann whitney test. The 
       statistical test result showed there was a significant result of eel flour subtitution on protein 
       content (p=0,001), coliform microbiological contamination (p=0,001), and the organoleptic 
       quality colour of the cookies (p<0,061). Eel flour substitution can increased protein content, 
                  protein  quality,  and  increased    acceptance  for  organoleptic  quality  of  textures,  and 
                  decreased  organoleptic quality of colour, flavour, and aroma of the cookies.   
                            
                  Key words : MOCAF, eel flour, cookies, quality food. 
                   
                  * Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi FKUB 
                  ** Dosen Laboratorium Mikrobiologi FKUB 
                  *** Dosen Program Studi Ilmu Gizi FKUB 
                   
                  PENDAHULUAN                                                 dibantu  dengan  penggunaan  telur  atau 
                                                                                                                     3
                           Makanan  merupakan  salah  satu                    bahan sumber protein yang lain.  
                  kebutuhan  primer    manusia.  Dengan                                Belut  (Monopterus  albus)  sangat 
                  makanan kita dapat memberikan asupan                        bermanfaat        bagi     kesehatan       karena 
                  gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Untuk itu,                 kandungan  gizinya  yang  tinggi  seperti 
                  kita  perlu  mengkonsumsi  berbagai  jenis                  protein dan asam lemak tak jenuh omega 
                                                                                 4
                  makanan agar segala kebutuhan zat gizi                      3.  Belut mempunyai nilai protein (18,49 g 
                  kita  terpenuhi.  Namun  berbeda    bagi                    /100  g  )  yang  setara  dengan  protein 
                  orang-orang        yang     mengalami        autis,         daging  sapi  (18,89  g/100  g)  dan  lebih 
                  mereka harus menjaga asupan makanan                         tinggi  dari  protein  telur  (12,89  g/100  g). 
                  yang  dkonsumsi  sehari-hari.  Penderita                    Nilai cerna protein pada belut juga sangat 
                  autis  sering  memiliki  saluran  cerna  yang               tinggi,   sehingga  sangat  cocok  untuk 
                  meradang         dan      memiliki      kepekaan            sumber  protein  bagi  semua  kelompok 
                  terhadap makanan tertentu seperti gluten                    usia, anak-anak hingga usia lanjut. Protein 
                  dan  kasein.  Para  ahli  sepakat  bahwa                    belut  juga  kaya  akan  beberapa  asam 
                  sebaiknya  anak  autis  melakukan  diet                     amino yang memiliki kualitas cukup baik, 
                  bebas  gluten  dan  bebas  kasein  atau                     yaitu  leusin,  lisin,  asam  aspartat,  dan 
                                                                                                 5
                  GFCF (Gluten Free Casein Free). Diet ini                    asam glutamat.  
                  diyakini      selain     dapat      memperbaiki                      Salah  satu  produk  pangan  yang 
                  gangguan         pencernaan,         juga      bisa         sekarang  banyak  beredar  di  pasaran 
                  mengurangi  gejala  atau  tingkah  laku                     adalah  cookies.  Cookies  adalah  salah 
                  autistic.  Namun,  menghilangkan  asupan                    satu  jenis  makanan  ringan/kecil  yang 
                  kedua  jenis  protein  ini  dapat  membuat                  sangat  digemari  masyarakat  baik  di 
                  anak kekurangan protein, oleh karena itu                    perkotaan  maupun  di  pedesaan.  Bentuk 
                  diperlukan  asupan  protein  jenis  lain                    dan rasa kue beragam, tergantung pada 
                                                                    1                                                            6
                  seperti protein hewani dan protein nabati.                  bahan       makanan        yang       digunakan.  
                           Salah      satu      penelitian      PKM           Dengan  penelitian  ini  memanfaatkan 
                  mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor)                    tepung  belut  sebagai  subtitusi  dalam 
                  pada tahun 2010 menemukan salah satu                        pembuatan  cookies  dengan  harapan 
                  alternatif olahan singkong yang berpotensi                  untuk  dapat  meningkatkan  produk  yang 
                  besar      adalah      penggunaan         MOCAF             berkualitas  tinggi  yang  dapat  dilihat  dari 
                  (Modified  Cassava  Flour)  yaitu  tepung                   mutu pangan kadar protein, mutu protein, 
                  kasava  yang  dimodifikasi.  MOCAF  ini                     mikrobiologi, dan mutu organoleptiknya. 
                  dapat  digunakan  untuk  menggantikan                                 
                  tepung terigu seperti mie, bakery, cookies,                 METODE PENELITIAN 
                  cake dan lain sebagainya. Hasil penelitian                           Jenis  penelitian  yang  digunakan 
                  mereka  mengatakan  bahwa  keunggulan                       adalah       true      experimental        dengan 
                  dari  MOCAF  ini  yaitu  bahan  baku  yang                  rancangan acak lengkap satu faktor yaitu 
                  tersedia      cukup     banyak       dan     harga          komposisi  kadar  bahan  cookies  dengan 
                  singkong  sebagai  bahan  baku  relatif                     lima taraf perlakuan . Perlakuan penelitian 
                  murah       dibandingkan       harga      gandum            adalah            perbedaan             komposisi 
                                                                     2
                  sebagai  bahan  baku  tepung  terigu.                       penambahan  tepung  belut  berbahan 
                  Namun  MOCAF  juga  memiliki  beberapa                      dasar  MOCAF (Modified  Cassava  Flour) 
                  kekurangan  yaitu  kandungan  proteinnya                    untuk    pembuatan  cookies.  Setiap  taraf 
                  sedikit  dan  tidak  memiliki  kandungan                    perlakuan  dilakukan  dua  kali  replikasi 
                  gluten seperti pada terigu sehingga harus 
                    sehingga jumlah sampel menjadi sepuluh                           MOCAF  100%)  memiliki  kadar  protein 
                    sampel cookies.                                                  terendah,        yaitu     3.60%.       Sedangkan 
                             Variabel dalam penelitian ini dibagi                    perlakuan P4 (cookies MOCAF 60% dan 
                    menjadi  dua  variabel,  yaitu  variabel                         tepung belut 40%) memiliki kadar protein 
                    independen  adalah  komposisi  bahan                             tertinggi yaitu 20.78%.   
                    cookies  yang  terdiri  atas  MOCAF  dan                                  Hasil  uji  statistik  Kruskal-Wallis 
                    tepung  belut  dan  variabel  dependen                           pada  tingkat  kepercayaan  95%  (p<0.05) 
                    adalah nilai zat gizi makro (protein), skor                      menunjukkan  perbedaan  yang  signifikan 
                    asam  amino,  NPV  (Net  Protein  Value),                        (p=0.001) terhadap kadar protein cookies. 
                    nilai    angka  paling  mungkin  bakteri                         Hal  ini  menunjukkan  bahwa  paling  tidak 
                    Koliform       pada      cookies,       dan      hasil           terdapat  perbedaan  kadar  protein  yang 
                    organoleptik cookies.                                            bermakna          antara        dua        kelompok 
                             Nilai     zat    gizi    makro  protein                 perlakuan.  Berdasarkan  hasil  nilai  p 
                    didapatkan dari pengujian sampel dengan                          terhadap         uji     Mann-Whitney            antar 
                    metode  kjedahl  dan  hasilnya  dinyatakan                       kelompok perlakuan, terdapat perbedaan 
                    dalam bentuk gram per 100 gram bahan.                            yang  bermakna  (p<0.05)  kadar  protein 
                    Mutu  protein  cookies  dilakukan  dengan                        pada setiap perlakuan cookies.  
                    perhitungan secara teoritis terhadap skor                                  
                    asam       amino        dan      NPV        terhadap             Mutu Protein 
                    perbedaan komposisi bahan pada setiap                                     Kualitas mutu protein pada cookies 
                    perlakuan.  Nilai  angka  paling  mungkin                        tersaji  dalam  analisa  perhitungan  skor 
                    bakteri      koliform      didapatkan        dengan              asam amino dan net protein value yang 
                    pengujian mikrobiologi MPN koliform yang                         tersaji pada Tabel 5.2. 
                    dilakukan         di      laboratorium.          Hasil           Tabel  5.2  Hasil  Perhitungan  Mutu 
                    organoleptik didapatkan dengan pengujian                                      Protein Teoritis 
                    organoleptik  yang  hasilnya  dimasukkan                         Perla-   SAA  Asam                %           NPV 
                    dalam tabulasi tabel.                                            kuan*              Amino          protein 
                             Untuk        mengetahui           pengaruh                                 Pembatas 
                    subtitusi  tepung  belut  terhadap  mutu                         p0        83       Lysin          1.78        1.48 
                    pangan cookies dianalisis sesuai dengan                          p1        103      Triptofan      4.61        4.75 
                    uji  statistik  yaitu  diuji  dengan  uji  Kruskal               p2        100      Triptofan      6.91        6.91 
                    Wallis.      Derajat       kepercayaan           yang            p3        99       Triptofan      9.06        8.97 
                    digunakan        adalah       95%.       Jika     ada            p4        99       Triptofan      10.94       10.83 
                    pengaruh  subtitusi  tepung  belut,  maka                        Keterangan *: (Subtitusi MOCAF dan Tepung Belut) 
                    dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.                                          P0 = 100% : 0%   P1    =   90%    :   10%               
                                                                                                  P2 = 80 % : 20%  p3 = 70% : 30%   
                    HASIL PENELITIAN                                                              p4 = 60% : 40% 
                    Kandungan Protein                                                         Hasil      perhitungan        skor     asam 
                             Hasil uji mutu kadar protein dapat                      amino  pada  cookies  berdasarkan  hasil 
                    dilihat pada Gambar 5.1 berikut:                                 perhitungan tiap perlakuan (Lampiran 8). 
                                                                                     Berdasarkan  perhitungan  menunjukkan 
                                                                                     skor  asam  amino  pada  perlakuan  P0 
                                                                                     adalah lisin dengan skor 83 diikuti secara 
                                                                                     berurutan pada perlakuan P1, P2, P3, dan 
                                                                                     P4    yaitu  asam  amino  triptofan  dengan 
                                                                                     skor  103,  100,  99,  dan  99.  Dengan 
                                                                                     perhitungan  jumlah  prosentase  protein 
                                                                                     meningkat pada tiap perlakuan dapat pula 
                                                                                     dihitung  mutu  protein  teoritisnya  dengan 
                                                                                     menghitung net protein value (NPV) yang 
                                                                                     meningkat pula dari 1.48, 4.75, 6.91, 8.97, 
                             Kadar       protein       pada      cookies             dan 10.83. 
                    berkisar antara 3.55 – 21.11 % per 100 g                         Mutu Mikrobiologi Koliform 
                    cookies.  Sampel  perlakuan  P0  (Cookies                                 Hasil  perhitungan  jumlah  bakteri 
                                                                                     koliform berdasarkan jumlah tabung yang  
                  positif  pada  setiap  seri  tabung  pada                  Mutu Organoleptik  
                  inkubasi  ±48  jam    diinterpretasikan                    Warna 
                  berdasarkan  tabel  indeks  MPN  koliform                           Prosentase penerimaan kesukaan 
                  disajikan pada Tabel 5.3                                   panelis  terhadap  warna  cookies  berkisar 
                   Tabel 5.3 Jumlah (MPN Koliform) cookies                   antara 35-80%. sebagaimana tersaji pada 
                      Taraf           Rata-Rata Hasil (mpn/g)                Gambar 5.3. 
                   Perlakuan*             Inkubasi ±48 jam 
                   p0 (mpn/g)                        a
                                                  11                                a 
                   p1 (mpn/g)                        a                                      a 
                                                  11                                                 a       a 
                   p2 (mpn/g)                        a
                                                  11  
                   p3 (mpn/g)                        a
                                                  11                                                                 b 
                   p4 (mpn/g)                        b
                                                  15  
                  Keterangan* : (Subtitusi MOCAF dan Tepung Belut) 
                           P0 = 100% : 0%  P1 = 90% : 10%                                                                      
                           P2 = 80 % : 20%  p3 = 70% : 30%                   Gambar 5.3 Prosentase Penerimaan Kesukaan 
                            p4 = 60% : 40%                                               Terhadap Warna Cookies 
                            ** : huruf yang berbeda dalam satu kolom         Keterangan : (Subtitusi MOCAF dan Tepung Belut) 
                          menandakan  bahwa  dalam  satu  kolom              P0 = 100% : 0%  P1 = 90% : 10%  P2  =  80  %  : 
                          terdapat perbedaan yang nyata (p<0.05)             20%      p3 = 70% : 30%  p4 = 60% : 40% 
                                                                                          :  huruf  yang  berbeda  menandakan 
                           Berdasarkan  jumlah  tabung  yang                               bahwa  dalam  satu  kolom  terdapat 
                  positif    pada  setiap  seri  tabung  dalam                             perbedaan yang nyata (p<0.05) 
                  sampel      uji    dinterpretasikan      dengan             
                  mencocokkan pada tabel MPN sehingga                                 Berdasarkan  hasil  uji  statistik 
                  menunjukkan  terdapat  11mpn/g  koliform                   dengan       menggunakan         Kruskal-Wallis 
                  pada  sampel  perlakuan  P0,  P1,  P2,  P3                 tingkat     kepercayaan        95%      (p<0.05) 
                  dan  15  mpn/g  koliform  pada  sampel                     menunjukkan  bahwa  subtitusi  tepung 
                  perlakuan P4.                                              belut    memberikan         perbedaan       yang 
                           Berdasarkan  hasil  uji  statistik                bermakna (p = 0.028) terhadap parameter 
                  mengenai        normalitas      data     dengan            mutu  organoleptik,  yaitu  warna  pada 
                  menggunakan uji Shapiro Wilk test, data                    cookies (Lampiran 12). Hal ini menujukkan 
                  untuk semua perlakuan mempunyai data                       bahwa  paling  tidak  terdapat  perbedaan 
                  distribusi  yang  tidak  normal  (p<0.05),                 kesukaan  panelis  terhadap  warna  pada 
                  sehingga  dilakukan  uji  non  parametric,                 cookies antar dua kelompok perlakuan. Uji 
                  yaitu uji statistik Kruskal-Wallis.                        lanjutan  post-Hoc Mann Whitney dengan 
                           Hasil  uji  statistik  Kruskal-Wallis             tingkat     kepercayaan        95%      (p<0.05) 
                  pada  tingkat  kepercayaan  95%  (p<0.05)                  menunjukkan perbedaan yang bermakna 
                  menunjukkan  perbedaan  yang  signifikan                   pada setiap perlakuan. Kesukaan panelis 
                  (p=0.001) terhadap jumlah bakteri koliform                 terhadap  warna  pada  cookies  memiliki 
                  pada  cookies  (Lampiran10).  Hal  ini                     perbedaan  yang  bermakna  pada  setiap 
                  menunjukkan bahwa paling tidak terdapat                    perlakuan kecuali perlakuan P3. 
                  perbedaan  jumlah  koliform    antara  dua                  
                  kelompok          perlakuan.        Selanjutnya            Rasa 
                  digunakan  analisis  post  Hoc  uji  Mann-                          Prosentase penerimaan kesukaan 
                  Whitney  untuk  menilai  perbedaan  antar                  panelis  terhadap  rasa  cookies  berkisar 
                  kelompok  perlakuan.    Hasil  nilai  p                    antara  50  –  65  %  sebagaimana  tersaji 
                  terhadap       uji    Mann-Whitney          antar          pada Gambar 5.4. 
                  kelompok       perlakuan       untuk      menilai 
                  perbedaan         bermakna             (p<0.05), 
                  didapatkan hasil  yaitu sampel perlakuan 
                  P4     menunjukkan          perbedaan       yang 
                  bermakna  (p=0.008)  terhadap  semua 
                  perlakuan  lainnya  yaitu  P0,  P1,  P2  dan 
                  P3. 
                   
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Pengaruh subtitusi tepung belut terhadap mutu pangan cookies berbahan dasar mocaf modified cassava flour sebagai diet hpgfcf high protein gluten free casein izzati nur khoiriani roekistiningsih laksmi karunia abstrak gfcf merupakan untuk anak autis yang dapat memperbaiki gangguan pencernaan dan juga mengurangi gejala atau tingkah laku autistic dengan menghilangkan asupan kasein maka membuat kekurangan yaitu singkong dimodifikasi bebas digunakan menggantikan terigu seperti mie bakery cake namun memiliki kandungan sedikit monopterus albus sangat bermanfaat bagi kesehatan karena gizinya tinggi asam lemak tak jenuh omega sehingga diharapkan menjadi salah satu sumber tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar cemaran mikrobiologi koliform organoleptik menggunakan design eksperimen true experimental rancangan acak lengkap ral lima perlakuan dua kali replikasi jumlah sampel unit diterapkan perbandingan pada masing p analisis uji kruskal wallis apabila terdapat signifikan dilakukan lan...

no reviews yet
Please Login to review.