Authentication
321x Tipe PDF Ukuran file 0.54 MB Source: sista.polindra.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ikan Lele Ikan lele (clarias sp) adalah salah satu ikan tawar yang sangat mudah dibudidayakan. Ikan lele merupakan ikan yang memiliki beberapa keistimewaan dan banyak diminati masyarakat untuk dikonsumsi, usaha budidaya ikan lele dibedakan menjadi 2 segmen, yaitu segmen pembenihan dan pembesaran. Usaha budidaya ikan lele merupakan siklus usaha yang relatif pendek yaitu 1-2 minggu untuk pembenihan dan 2-3 bulan untuk pembesaran. Selama ini yang menjadi permasalahan di usaha perikanan skala usaha mandiri (Loudia, 2015). Pada sistem penyortiran ikan lele umum-nya masih menggunakan system manual dengan ayakan khusus ukuran ikan lele, terdapat kekurangan seperti efisiensi waktu ,tenaga , dan safety yang kurang. Sehingga penulis berinisiatif membuat mesin grading fish untuk penyortiran ikan lele dengan kapasitas 5 kg merupakan solusi tepat untuk meringankan para pemilik usaha budidaya ikan lele, dibawah ini merupakan Gambar 2.1 ikan lele. Gambar 2.1 Ikan lele (www.alamtani.com) Ikan lele adalah marga (genus) ikan yang hidup di air tawar. Ikan ini mempunyai ciri khas dengan tubuhnya yang licin,agak pipih memanjang serta memiliki sejenis kumis yang panjang, mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan ini sebenarnya terdiri atas berbagai jenis (spesies), setidaknya terdapat 55 jenis ikan lele di seluruh dunia. Ikan ini dikenali dengan tubuh licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang (Loadia, 2015). 4 Ditinjau dari komposisi kandungan gizinya, ikan lele mengandung beberapa unsur seperti terlihat pada Tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 Kandungan gizi ikan lele Komponen Kandungan (%) Kadar air (%) 47,1 Energi 54 Protein 11,2 Kalsium 0,7 Lemak 9 Phosfor 156 Zat besi 1,2 Natrium 90 Thiamine 0,06 Riboflavin 0,03 Niacin 1,2 Sumber: Mahantika, 2017. 2.2 Metode Produksi Metode yang dilakukan pada saat pengujian mesin sortir ikan lele pada saat penyortiran panen,ada 2 cara yaitu: 2.2.1 Continuos Production Suatu sistem produksi yang proses produksinya berkesinambungan (continuously) terus menerus dan berulang ulang. Fasilitas produksi disusun sesuai dengan urutan operasi dari proses pertamanya hingga menjadi hasil sesuai dengan yang diharapkan saat proses penyortiran tidak ada error pada mesin. Jalur produksi (produksi line) biasanya dialokasikan hanya satu jenis produk baja.(www. Dictionarycambrigde.com) Ada beberapa keuntungan dan kekurangan Continuos production: 5 Keuntungan: 1. Biaya buruh/karyawan lebih kecil karena tidak perlu mengaji orang untuk melakukan pembersihan alat dalam tempo yang singkat. 2. Pengendalian dilakukan secara otomatis. 3. Kondisi proses lebih konstan dan hasilnya pun lebih konstan. 4. Kapasitas produksi lebih besar. Kerugian: 1. Dibutuhkan alat pengendalian yang beberapa diantaranya tidak murah. 2. Modal awal lebih besar daripada industri dengan proses batch. 3. Membutuhkan tenaga Quality Control Karasteristik Continuos production adalah sebagai berikut: 1. Semua tempat/pabrik atau mesin/peralatan kerja didedikasikan khusus untuk satu jenis produk(tidak memiliki Fleksibilitas sama sekali). 2. Material ditangani secara otomatis. 3. Proses operasi mengikuti urutan yang telah ditentukan. 4. Perencanaan dan pengendalian dilakukan secara rutin. 5. Biaya per unit rendah karena volume produksi yang tinggi. 2.4.2 Batch Production Sistem produksi yang menghasilkan produk- produknya dengan proses secara bersama satu ukuran atau batch di setiap proses dengan satu kali set-up. Aliran atau urutan proses dari masing – masing produk adalah mirip. Pengaturan sumber daya mengikuti aliran proses dari produk (by product layout). Material baru berpindah pada setiap setelah satu batch terselesaikan (www.businnesdistionary.com). Adapun beberapa keuntungan dan kekurangan Bacth production: Keuntungan: 1. Tidak perlu biaya lebih untuk membeli peralatan pengendalian proses. 2. Hasil analisa terhadap suatu produk bisa dipantau dengan baik. 3. Tidak ada pengaruh reaktan yang mengganggu dalam proses produksi selesai, alat langsung dibersihkan. 4. Pengendalian dilakukan secara manual, sehingga lebih teliti untuk menghasikan suatu produk. 6 Kerugian : 1. Perlu biaya tambahan untuk menggaji karyawan. 2. Waktu proses yang lama. 3. Model proses ini hanya bisa dilakukan bagi industri dengan kapasitas produksi yang kecil. Karasteristik Batch production adalah sebagai berikut : 1. Waktu produksi lebih pendek. 2. Tempat dan mesin fleksibel. Penulis menggunakan metode bacth production pada penggunaan mesin penyortiran ikan lele dengan kapasitas 5 kg dimana pemasukan ikan lele 1kali selama beroperasi dan kemudian dilanjut secara continue sesuai panen pada kolam ikan lele. 2.3 Sistem penyortir Sortir lele adalah kegiatan menyeleksi ikan lele sesuai dengan ukuran yang diharapkan. Penyortiran ini bertujuan mendapatkan keseragaman ukuran ikan lele . Selain itu untuk memisahkan ikan lele yang memiliki ukuran yang lebih besar karena akan memakan ikan lele yang berukuran lebih kecil, sebab lele termasuk jenis ikan yang memiliki sifat kanibal (memakan sesamanya), terutama di tingkat bibit , lele lebih cendrung memilik sifat kanibalisme lebih tinggi. Ketidak seragaman ini biasanya di akibatkan pemberian pakan ikan lele yang tidak merata adapun sebab yang lain adalah karena sewaktu menetas tidak bersamaan , ini sudah lumrah terjadi khusunya di pembenihan lele. berikut Tabel 2.2 ukuran dan berat ikan lele (Febri, 2015). 7
no reviews yet
Please Login to review.