Authentication
193x Tipe PDF Ukuran file 0.31 MB Source: journal.unair.ac.id
Alcohol-induced psychotic disorder GANGGUAN PSIKOTIK AKIBAT PENYALAHGUNAAN ALKOHOL ALCOHOL-INDUCED PSYCHOTIC DISORDER Oleh: Fadlian N.1 Soetjipto SpKJ(K)2 1 Dokter umum, peserta PPDS I Ilmu Kedokteran Jiwa Departemen/SMF Ilmu Kedokteran Jiwa FK Universitas Airlangga/RSU Dr. Soetomo Surabaya. 2 Psikater-konsultan, staf pengajar pada Departemen/SMF Ilmu Kedokteran Jiwa FK Universitas Airlangga/RSU Dr. Soetomo Surabaya. 1 Alcohol-induced psychotic disorder ABSTRAK Penyalahgunaan alkohol dapat mengakibatkan gangguan mental dan perilaku, karena alkohol mengganggu sistem dan fungsi neurotransmitter pada susunan saraf pusat (otak), yang mengakibatkan terganggunya fungsi berfikir, berperasaan, dan berperilaku. Psikotik akibat Penyalahgunaan Alkohol adalah gangguan yang ditandai dengan halusinasi yang menonjol atau waham akibat efek alkohol. Gejala psikotik biasanya terjadi selama, atau dalam waktu satu bulan setelah keadaan intoksikasi atau episode putus alkohol dan pasien memiliki kesadaran dan orientasi baik, tetapi tilikan diri terganggu. Menggali riwayat pasien dan pemeriksaan yang menyeluruh diperlukan agar diperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat. Kata kunci : Psikotik akibat Penyalahgunaan Alkohol, Diagnosis, Penanganan ABSTRACT Alcohol abuse can lead to mental and behavior disorder, due to alcohol interfere with the system and the function of neurotransmitter in the central nervous system (brain), which resulted in disruption of the function of thinking, feeling, and behaving. Alcohol induced psychotic disorder characterized by prominent hallucinations or delusions due to the effects of alcohol. Psychotic symptoms usually occur during or within one month of alcohol intoxication or withdrawal. The patient has a good awareness and orientation, but impaired of insight that the symptoms caused by alcohol. Taking patient history and thorough examination is necessary in order to obtain a diagnosis and appropriate treatment. Key Words : Alcohol induced psychotic disorder-Diagnosis-Treatment 2 Alcohol-induced psychotic disorder PENDAHULUAN Ketergantungan dan penyalahgunaan alkohol selama ini merupakan gangguan berhubungan dengan zat yang paling sering dan gangguan penggunaan alkohol berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas (Jonna et al, 2010) Di Indonesia, semakin banyak orang yang terlibat dalam minum minuman beralkohol, terutama kalangan generasi muda, baik karena perkenalan dengan budaya barat maupun sebagai dampak dari kemajuan pembangunan (depkes RI, 2000). Alkohol secara umum digunakan dalam bentuk minuman, di Indonesia terutama di daerah Indonesia bagian timur dan beberapa tempat di daerah Sumatera, terdapat antara 2-3 juta orang yang menggunakan minuman alkohol dari yang ringan sampai berat (Husin, A, 2010). Alkohol adalah neurotoksik yang mempengaruhi otak dengan cara yang kompleks melalui paparan yang lama dan putus alkohol berulang, mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan (Larson dan ahmed, 2011). Gangguan psikiatri yang banyak terjadi pada penyalahgunaanan zat diantaranya adalah gangguan psikotik (Dowden J, 2003). Psikotik terkait alkohol merupakan akibat penggunaan alkohol kronis, dengan demikian berhubungan dengan komplikasi medis, neurologis, dan psikososial (Larson dan Ahmed, 2011). Gejala psikotik dapat terjadi pada beberapa kondisi klinis yang berkaitan dengan alkohol seperti intoksikasi, putus alkohol, gangguan psikotik akibat penyalahgunaan alkohol dan delirium. Pada gangguan psikotik akibat penyalahgunaan alkohol, gejala psikotiknya lebih menonjol dan melebihi daripada yang biasanya didapat pada intoksikasi alkohol atau putus alkohol dengan gangguan persepsi, sehingga memerlukan perhatian klinis yang lebih (Jonna et al, 2010). 3 Alcohol-induced psychotic disorder PEMBAHASAN 1. Alkohol Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol berasal dari biji-bijian dan umbi-umbian sehingga sering dinamakan grain alcohol, sedangkan yang dimaksud dengan wood alcohol adalah metil –alkohol atau metanol yang sangat toksik terutama terhadap saraf mata. Alkohol adalah cairan tidak berwarna dan pahit rasanya. Alkohol dapat diperoleh melalui fermentasi oleh mikroorganisme (sel ragi) dari gula, sari buah, biji-bijian, madu, umbi-umbian, dan getah kaktus tertentu (Joewana, 2005). Minuman berlkohol lazim disebut ‘minuman keras’ dan berdasarkan Peraturan Menteri Kesahatan tentang Minuman Keras No. 86/Men.Kes/Per/IV/77, digolongkan sebagai berikut: Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % (misal : bir, shandy) Golongan B : kadar etanol 5 – 20% (misal : anggur) Golongan C : kadar etanol 20 – 55% (misal : whisky, brandy) (Depkes RI, 2000) 2. Gangguan Psikotik Akibat Penyalahgunaan Alkohol Gangguan Psikotik akibat Penyalahgunaan Alkohol adalah gangguan yang ditandai dengan halusinasi yang menonjol atau waham akibat efek alkohol. Gejala psikotik biasanya terjadi selama, atau dalam waktu 1 bulan setelah keadaan intoksikasi alkohol atau episode putus alkohol dan pasien memiliki kesadaran dan orientasi baik, tetapi tilikan diri terganggu bahwa gejala yang muncul akibat alkohol. (First & Tasman, 2006, Babor et al, 2008). Halusinasi yang paling sering adalah auditorik biasanya berupa suara-suara tetapi sering kali tidak terstruktur. Suara-suara biasanya adalah memfitnah, mencela, atau mengancam. Walaupun beberapa pasien dilaporkan bahwa suara-suara itu adalah menyenangkan dan tidak mengganggu. Halusinasi biasanya selama kurang dari satu minggu walaupun selama seminggu tersebut lazim didapatkan hendaya menilai realitas adalah sering. Setelah episode, sebagian besar pasien meyadari sifat halusinasi dari gejalanya. (Sadock dan sadock, 2007 ; Babor et al, 2008) Pada gangguan psikotik akibat penyalahgunaan alkohol, gejala psikotik terjadi selama atau segera setelah periode berat penggunaan alkohol. Gejala psikotik yang didapatkan melebihi yang biasanya berhubungan dengan intoksikasi alkohol atau putus alkohol dengan gangguan persepsi, dan cukup parah sehingga memerlukan perhatian klinis. Gejala psikotik berlangsung minimal 1 hari, yang mana pada gangguan psikotik singkat, gejala psikotik berlangsung minimal 1 hari. (Jonna, 2010) 4
no reviews yet
Please Login to review.