Authentication
200x Tipe PDF Ukuran file 0.87 MB Source: core.ac.uk
CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by SPASIAL Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019 ISSN 2442-3262 PERENCANAAN PARIWISATA HIJAU DI DISTRIK ROON KABUPATEN TELUK WONDAMA, PAPUA BARAT 1 2 3 Amanda M. Tingginehe , Judy O. Waani & Cynthia E.V Wuisang 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi 2&3 Staf Pengajar Prodi S1 Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi E-mail: amandamediomartstellatingginehe@yahoo.co.id Abstrak Pariwisata di Distrik Roon Kabupaten Teluk Wondama merupakan wisata kepulauan Papua yang masih baru di mekarkan, sehingga Peratuan Pemerintah Kabupaten tentang perencanaan dan penataan kawasan wisata belum maksimal juga tertata dengan baik, padahal wisata kepulauan ini memiliki aspek keindahan dan nilai ekonomi yang besar bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama. Perencanaan yang baik dengan mengutamakan lingkungan diharapkan dapat bermanfaat bukan hanya saat ini tapi di masa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang maka masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi dan sarana-prasarana pariwisata di Distrik Roon dan bagaimana strategi perencanaan pariwisata hijau di Distrik Roon. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi potensi dan sarana- prasarana pariwisata yang terdapat di Distrik Roon dan merekomendasikan strategi perencanaan pariwisata hijau di Distrik Roon, adapun manfaat hasil penelitian dapat digunakan sebagai rujukan untuk perencanaan pariwisata di Distrik Roon. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Metode analisis menggunakan analisis SWOT dan ada beberapa strategi perencanaan lainnya. Hasil Penelitian berdasarkan matriks SWOT diketahui faktor internal jumlah bobot x rating lebih besar 3,51 dari faktor eksternal 3,1. Beberapa faktor internal yaitu ; Wisata kepulauan auri, Wisata religi gereja Isne-Jedi, Wisata kebudayaan dln. Beberapa faktor eksternal yaitu ; Pengelolaan limbah yang belum baik, Infrastruktur pariwisata belum baik dln. Hasil penelitian lainnya ialah infrastruktur pariwisata masih kurang seperti jaringan energi listrik, jaringan telekomunikasi dan jalur transportasi yang hanya bisa diakses melalui jalur laut. Kata Kunci: Perencanaan Pariwisata Hijau, Pariwisata Hijau PENDAHULUAN Menurut UU RI No.10 Tahun 2009 berwawasan pemeliharaan alam (konservasi) Tentang Kepariwisataan Pariwisata adalah yang sustainable (berkelanjutan). berbagai macam kegiatan wisata dan didukung Salah satu bentuk dari pariwisata berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan berkelanjutan adalah green tourism atau oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan pariwisata hijau. Pariwisata Hijau mendorong Pemerintah Daerah. Secara global maupun keberlanjutan melalui proses selektif dalam dalam skala nasional, pariwisata merupakan pengembangan program pemasaran untuk sektor ekonomi penting. Oleh karena itu menarik wisatawan yang sadar lingkungan, kerusakan lingkungan seperti pencemaran menunjukkan sikap respek terhadap komponen limbah domestik, kawasan kumuh, adanya alam, memiliki kepedulian terhadap kelestarian gangguan terhadap wisatawan, penduduk yang lingkungan dan sensitivitas budaya lokal yang kurang atau tidak bersahabat, kesemerawutan dianggap sebagai model wisata yang paling baik lalu lintas, kriminalitas, dan lain-lain, akan dalam menyelamatkan sumber daya yang dapat mengurangi jumlah wisatawan yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan baik berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Maka sekarang maupun untuk generasi masa dari itu pengembangan pariwisata harus mendatang. menjaga kualitas lingkungan (Soemarwoto, Ilmu planologi juga mempelajari 2001). pariwisata. Namun, dalam hal ini tentunya lebih Lingkungan dijadikan basis ke arah perencanaan pariwisata, bukan pengembangan hampir keseluruhan industri dan manajemen pariwisata. pariwisata merupakan salah satu industri yang Pariwisata di Distrik Roon Kabupaten tidak luput dari tuntunan pengembangan industri Teluk Wondama merupakan wisata kepulauan Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 511 Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019 ISSN 2442-3262 Papua yang masih baru di mekarkan, sehingga masyarakat setempat, sesama wisatawan, Peraturan Pemerintah Kabupaten tentang Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha. perencanaan dan penataan kawasan wisata belum maksimal juga tertata dengan baik Fungsi dan Tujuan Pariwisata padahal wisata kepulauan ini memiliki aspek Menurut UU No.10 Tahun 2009 Pasal 3 keindahan dan nilai ekonomis yang besar bagi Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan Kabupaten Teluk Wondama. Wisata utama di jasmani, rohani, dan intelektual setiap Distrik Roon ialah Wisata Bahari: Kepulauan wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta Auri dan Wisata Religius: Gereja Isne-Jedi dan meningkatkan pendapatan negara untuk peninggalan sejarah di dalamnya. mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini penulis ingin secara Pasal 4 Kepariwisataan bertujuan untuk: khusus melakukan penelitian untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengidentifikasi potensi pariwisata agar meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus menciptakan suatu perencanaan pariwisata di kemiskinan, mengatasi pengangguran, Distrik Roon sehingga bisa meningkatkan nilai melestarikan alam, lingkungan, dan sumber ekonomi masyarakat yang mengutamakan daya, memajukan kebudayaan, mengangkat pelestarian dan pemeliharaan lingkungan agar citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, perencanaan pariwisata yang dibuat tidak memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa dan, merusak tetapi bertujuan menjaga, mempererat persahabatan antarbangsa. mempertahankan dan melestarikan keunikan Daya Tarik Pariwisata pariwisata yang sudah ada. Dalam penelitian ini Daya Tarik Wisata Menurut Cooper dkk. penulis menggunakan metode analisis SWOT (1995) mengemukakan bahwa terdapat 4 dalam perencanaan pariwisata hijau di Distrik (empat) komponen yang harus dimiliki oleh Roon, analisis ini didasarkan pada logika yang sebuah objek wisata, yaitu: attraction, dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan accessibility, amenity, dan ancilliary. peluang (opportunities) namun secara 1. Attraction (Atraksi) Merupakan bersamaan dapat meminimalkan kelemahan komponen yang signifikan dalam (weaknesses) dan ancaman (threats) (Rangkuti, menarik wisatawan suatu daerah, dapat 2009). menjadi tujuan wisata jika kondisinya LANDASAN TEORI mendukung untuk dikembangkan Pengertian Pariwisata menjadi sebuah atraksi wisata. Modal Menurut UU No.10 Tahun 2009 ; istilah atraksi yang dapat menarik kedatangan kepariwisataan berasal dari akar kata wisata. wisatawan itu ada tiga, yaitu: Natural Pengertian wisata diberikan batasan sebagai: Resources (Alami), Atraksi Wisata Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh Budaya, dan Atraksi buatan manusia seseorang atau sekelompok orang dengan itu sendiri. mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan 2. Accessibility (Aksesibilitas) rekreasi, pengembangan pribadi, atau merupakan hal yang paling penting mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dalam kegiatan pariwisata. Akses ini dikunjungi dalam jangka waktu sementara. diidentikkan dengan transferabilitas, Sedangkan seseorang atau sekelompok orang yaitu kemudahan untuk bergerak dari yang melakukan kegiatan perjalanan seperti daerah yang satu ke daerah yang lain. yang dimaksud dalam batasan pengertian Jika suatu daerah memiliki potensi tentang wisata tadi, disebut sebagai wisatawan. pariwisata harus di lengkapi Keseluruhan fenomena kegiatan wisata yang aksesibilitas yang memadai sehingga dilakukan oleh wisatawan seperti yang daerah tersebut mudah untuk dimaksudkan dalam batasan pengertian wisata dikunjungi. dan wisatawan diatas diberikan batasan 3. Amenity (Fasilitas atau Akomodasi) pengertian atau didefinisikan dengan istilah merupakan segala macam sarana dan pariwisata. prasarana yang diperlukan oleh Secara lebih luas didalam UU No.10 wisatawan selama berada didaerah Tahun 2009 tentang kepariwisataan, juga tujuan wisata. Sarana dan prasarana dijelaskan mengenai pengertian kepariwisataan, yang harus tersedia seperti: yang diberikan batasan pengertian: Keseluruhan penginapan, rumah makan, tempat kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan rekreasi, tempat berkemah, transportasi bersifat multidimensi serta multidimensi yang dan agen perjalanan. Adapun prasarana muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang yang banyak diperlukan untuk dan negara serta interaksi antara wisatawan dan Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 512 Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019 ISSN 2442-3262 pembangunan sarana-sarana pariwisata komponen alam, memiliki kepedulian terhadap ialah jalan raya, persediaan air atau kelestarian lingkungan dan sensitivitas budaya toilet, tenaga listrik, tempat lokal yang dianggap sebagai model wisata yang pembuangan sampah. paling baik dalam menyelamatkan sumber daya 4. Ancilliary (pelayanan tambahan) yang terbatas untuk memenuhi variasi Pelayanan harus disediakan oleh kebutuhan baik sekarang maupun untuk pemda suatu daerah tujuan wisata baik generasi masa mendatang. untuk wisatawan maupun untuk pelaku Strategi Pengembangan Pariwisata Hijau pariwisata. Strategi pengembangan pariwisata hijau yang sering digunakan adalah strategi Pengertian Perencanaan konservasi dengan penekanan pembangunan Perencanaan adalah fungsi manajemen kembali adalah konsep yang mengakui saling yang menentukan tujuan-tujuan suatu organisasi ketergantungan lingkungan, ekonomi dan sosial. dan membuat strategi-strategi yang tepat untuk Strategi ini merekomendasikan untuk mencapainya. Makna dasar perencanaan adalah mengambil tindakan yang menjamin proses penetapan tujuan dan serangkaian pemeliharaan sumber daya wisata (alam atau kegiatan yang akan dihasilkan demi mencapai buatan manusia) jangka panjang. (Dowling, tujuan (Menurut Nadjamuddin Ramli, 2007). 2010) Proses Perencanaan apakah Proses METODE PELNELITIAN Perencanaan itu ? Proses perencanaan adalah Metode Penelitian bagaimana menjelaskan tentang tujuan dan Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif manfaat perencanaan. Tujuan tersebut dengan melakukan pengamatan langsung atau misalnya adalah perencanaan untuk menata observasi, kuesioner, wawancara dan ruang kota, perencanaan untuk menyejahterakan dokumentasi. Penelitian dilakukan di desa-desa masyarakat atau yang lain-lainnya. Selain itu dan obyek wisata Distrik Roon, Kabupaten proses perencanaan juga menjelaskan tahapan Teluk Wondama. Pengambilan sampel atau langkah-langkah dalam penyusunan suatu dilakukan dengan teknik simple random rencana demi tercapainya tujuan atau manfaat sampling. perencanaan yang telah ditetapkan. Kemudian Jenis dan Sumber Data dalam proses perencanaan kita harus Data yang diperoleh dalam penelitian ini menentukan hubungan antar pelaku dalam bersumber dari beberapa instansi terkait seperti, penyusunan rencana. Yang dimaksud dengan Dinas Pariwisata, Badan Perencanaan dan pelaku di sini antara lain adalah pemerintah, Pengembangan Daerah Kabupaten Teluk masyarakat dan perencana. Wondama, Kantor Distrik Roon dengan Metode (Djunaedi, 2011) Observasi lapangan beserta wawancara dan Pengertian Pariwisata Hijau membagikan kuesioner dengan jenis data Pengertian Pariwisata Hijau adalah sebagai berikut: "perjalanan ke tujuan di mana flora, fauna, dan A. Data Primer warisan budaya merupakan daya tarik utama." Menurut Sugiyono (2012) data primer tujuan untuk menghormati dan melestarikan adalah sumber data yang langsung memberikan sumber daya alam dan menyesuaikan program data kepada pengumpul data (data yang didapat agar sesuai dengan konteks sumber daya yang langsung dari lapangan). Data Primer didapat rapuh. Tujuan utamanya adalah menemukan melalui wawancara dengan masyarakat, cara untuk menggunakan dan menghargai area wisatawan, pemerintah setempat, serta ini tanpa merusaknya. stakeholder berkaitan dengan studi. Observasi Pariwisata hijau (green tourism) lapangan, dilakukan dengan mengamati kondisi merupakan salah satu bentuk ekowisata yang wilayah serta objek wisata, fasilitas sarana- menitik beratkan pada wisata yang prasarana wisata, kegiatan sosial budaya, berkelanjutan atau artinya tidak mengakibatkan kependudukan, potensi pariwisata. kerusakan di lokasi wisata dan cagar budaya B. Data Sekunder yang sedang dikunjungi (ramah lingkungan). Menurut Sugiyono (2012) data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung Konsep Pariwisata Hijau memberikan data kepada pengumpul data Pariwisata hijau (green tourism) (misalnya melalui studi literatur berupa buku, mendorong keberlanjutan melalui proses jurnal, laporan penelitian dan situs-situs di selektif dalam pengembangan program internet), untuk memperoleh data sekunder pemasaran untuk menarik wisatawan yang sadar dilakukan melalui hasil dokumentasi. lingkungan, menunjukkan sikap respek terhadap Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 513 Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019 ISSN 2442-3262 Teknik dokumentasi data adalah faktor kekuatan dan kelemahan dalam Daya melakukan pengumpulan data berdasarkan Tarik pariwisata. dokumen-dokumen yang ada, baik berupa Lokasi Penelitian laporan (jurnal hasil penelitian), catatan, berkas, atau bahas-bahan tertulis lainnya yang merupakan dokumen resmi serta relevan terkait penelitian ini. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka metode yang digunakan adalah: 1. Metode Observasi Metode ini merupakan survei dan pengamatan langsung ke lokasi studi dengan mengumpulkan dan informasi yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti berupa kondisi lingkungan, Gambar 1 Peta Administrasi Teluk Wondama objek wisata, pola aksesibilitas, karakteristik, Sumber RTRW Kabupaten Teluk Wondama sosial budaya, sosial ekonomi dan masyarakat setempat. Kabupaten Teluk Wondama adalah salah 2. Metode Wawancara satu Kabupaten yang Terletak di Provinsi Papua Wawancara yaitu melakukan wawancara dan Barat. Memiliki luas wilayah daratan dan lautan diskusi langsung pada masyarakat setempat, sebesar 1.272.833 ha, lebih dari 50 % instansi terkait serta para pengujung yang ada wilayahnya berupa lautan yaitu berkisar pada kawasan pariwisata Distrik Roon. 777.711 ha yang merupakan Taman Nasional 3. Kepustakaan Teluk Cendrawasih. Adalah cara pengumpulan data dan informasi melalui literatur seperti jurnal dan buku yang terkait dengan studi yang akan dilakukan. 4. Metode Kuesioner Adalah cara pengumpulan data dengan membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan terkait dalam rumusan masalah pada penelitian kepada masyarakat dan pihak terkait. Metode Analisis Data Sesuai dengan rumusan masalah, maka metode analisis yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Penelitian adalah sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah metode dilakukan secara kuantitatif yang dilakukan Gambar 2 Peta Administrasi Distrik Roon sesuai dengan tujuan Penelitian dengan Sumber Penulis menggambarkan atau menguraikan secara jelas Lokasi penelitian terdapat di Distrik kondisi yang telah terjadi dilokasi Penelitian Roon, salah satu distrik yang terdapat di dan untuk lebih akurat dalam menginterpretasi Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua digunakan instrumen berupa peta-peta, seperti Barat. Wilayah Pulau Roon memiliki luas analisis potensi obyek dan daya Tarik wisata, 1.890,0 Ha terdiri dari 7 kampung. analisis sarana-prasarana pariwisata dan analisis Distrik ini dibentuk pada tahun 2008 sosial budaya Pusat pemerintahannya berada di Kampung 2. Analisis SWOT Yende, Jarak dari ibu kota kabupaten 62 km, Adapun teknik analisis yang di gunakan dengan kampung-kampung antara lain penulis adalah sebagai berikut: Tahapan Kampung Yende sebagai ibukota distrik, pertama menggunakan IFAS (Internal Analysis kampung Syabes, Kampung Mena, Kampung Summary). Di susun untuk merumuskan faktor- Indai, Kampung Niap, Kampung Menarbu dan faktor internal pariwisata Distrik Roon seperti Kampung Saryai. atraksi, fasilitas, aksesibilitas, amenitas dan Jumlah penduduk berdasarkan data potensi yang ada. Faktor ini dipilih sebagai Badan Pusat Statistik dan Kepala Distrik Roon Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 514
no reviews yet
Please Login to review.