Authentication
434x Tipe PDF Ukuran file 0.07 MB
PELATIHAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN EKONOMI (STRATEGI MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA PADA GURU DAN SISWA) Oleh: Endang Mulyani, Barkah Lestari, Daru Wahyuni dan Kiromim Baroroh FISE Universitas Negeri Yogyakarta Abstract The main purpose of PPM activity is after finishing the training students are expected to be able to practice the knowledge and their capabilities in using useless goods as economics learning media as strategy to build the spirit of businessman to teacher and students. There is a special purpose: (a) giving training to economics teacher concerning the use of useless goods as economics learning media; (b) giving supplies and capability in designing the use of useless goods as economics learning media; and (c) giving supplies and capability in using useless goods as economics learning media which is a strategy to build the spirit of businessman in teacher and students. The method of PPM activity used to reach the target is speech, simulation, and giving an assignment. The result which is reached through PPM activity is (a) Most of participants who have a positive attitude toward training implementation. This case can be showed from the observation result that most of serious teachers (95%) and enthusiastic; (b) It is looked from the understanding level toward learning material to show that 100 % participants understand in training material. This case is seemed at the time it is given assignment to design useless goods from 7 groups, 100% is successful to develop useless goods. The understanding and mastering of teacher toward training material, although there are 2 media groups he or she develops but they are not appropriate to be sold; (c) It is looked from the capability of RPP development by using media of useless goods to show that from 7 groups, there are 6 groups collecting RPP, 1 group do not it; (d) It is looked from the capability to apply in the class showed by assignment the practice of using useless goods as learning media, there are 6 groups do it; and (e) It is looked from the spirit of businessman shows that all participants are seemed to be enthusiastic trained to sell product result which is made of useless goods have been developed. The conclusion of this activity is the activity of dedication to people can be made as a means of developing teacher capability to do new innovations in the case of using and developing useless goods as economics 167 168 learning media in the class, beside that teacher can do the refreshing and new ideas in learning. It is expected that in the next budget year LPM still facilitates same PPM activity with most of target which is wider so the increase of quality in learning can be felt by more schools and students Keywords: Useless goods, economics learning media, spirit of businessman A. PENDAHULUAN Sebagai contoh siswa diajak Dalam pembelajaran dengan membuat buku yang berasal dari menggunakan pendekatan konteks- barang bekas berupa kertas yang ha- tual siswa yang mengikuti pembe- nya digunakan halaman muka saja. lajaran ekonomi dituntut dapat ber- Buku saku tersebut dapat digunakan laku ekonomis dan rasional dalam kembali untuk kegiatan-kegiatan memanfaatkan sumber daya alam lain yang menguntungkan misalnya maupun sumber daya manusia. Kon- catatan harian atau kertas hitungan. sep ekonomis ini sebaiknya tampak Contoh barang lain yang dapat di- dalam kegiatan yang dilakukan di manfaatkan adalah kertas Koran/ka- kelas. lender bekas dapat digunakan lam- Mata pelajaran ekonomi akan pion. lebih mudah diserap oleh siswa apa- Pada awalnya, guru meminta bila menggunakan benda-benda kon- satu siswa untuk maju ke depan kret atau model yang ada di sekitar memperagakan cara membuat buku kita. Sebagai contoh, dalam konsep saku yang berasal dari barang bekas. produktivitas, siswa dapat diajak Modal yang dimiliki untuk membuat langsung terjun menggunakan sum- buku saku yaitu kertas, gunting satu ber daya yang ada untuk membuat buah, dan steples. Dalam hitungan suatu barang yang dapat ”dianggap” waktu 3 menit, seorang siswa yang bernilai ekonomis. diibaratkan sebagai karyawan per- Selama ini, mayoritas guru usahaan buku dapat menghasilkan belum mampu mengaplikasikan prin- berapa buku. sip ekonomi dalam pembelajaran Dilanjutkan dengan modal ekonomi. Guru hanya mengejar tar- yang sama ditambah satu karyawan, get materi tanpa mempertimbangkan dan seterusnya. Dengan cara yang aspek-aspek lain. Dalam prinsip demikian, tidak hanya produktivitas ekonomi dijelaskan bahwa dengan karyawan yang dapat diukur, namun sumber daya tertentu diharapkan da- konsep marginalism dan the law of pat memberikan hasil yang maksi- deminishing return turut pula dipe- mum. Atau dengan sumber daya lajari hanya dalam satu kali praktek. minimum dapat menghasilkan hasil Pada materi distribusi, ba- tertentu. rang bekas yang sudah bernilai eko- Inotek, Volume 14, Nomor 2, Agustus 2010 169 nomis tersebut dimanfaatkan lagi bihan kemampuan media (Gerlach sebagai media pembelajaran. Siswa & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) diminta menjadi distributor barang adalah sebagai berikut. Pertama, ke- tersebut. Ini sekaligus menjadi pem- mapuan fiksatif, artinya dapat me- belajaran kewirausahaan bagi siswa. nangkap, menyimpan, dan menam- Media pendidikan dalam pilkan kembali suatu objek atau ke- pembelajaran kontekstual sangat pen- jadian. Dengan kemampuan ini, ob- ting. Kata media merupakan bentuk jek atau kejadian dapat digambar, jamak dari kata medium. Medium dipotret, direkam, difilmkan, kemu- dapat didefinisikan sebagai peranta- dian dapat disimpan dan pada saat ra atau pengantar terjadinya komu- diperlukan dapat ditunjukkan dan nikasi dari pengirim menuju pene- diamati kembali seperti kejadian rima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, aslinya. Kedua, kemampuan mani- 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media pulatif, artinya media dapat menam- merupakan salah satu komponen ko- pilkan kembali objek atau kejadian munikasi, yaitu sebagai pembawa dengan berbagai macam perubahan pesan dari komunikator menuju ko- (manipulasi) sesuai keperluan, mi- munikan (Criticos, 1996). Berdasar- salnya diubah ukurannya, kecepat- kan definisi tersebut, dapat dikata- annya, warnanya, serta dapat pula kan bahwa proses pembelajaran me- diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, rupakan proses komunikasi. kemampuan distributif, artinya me- Oleh karena proses pembe- dia mampu menjangkau audien yang lajaran merupakan proses komuni- besar jumlahnya dalam satu kali pe- kasi dan berlangsung dalam suatu nyajian secara serempak, misalnya sistem, maka media pembelajaran siaran TV atau Radio. menempati posisi yang cukup pen- Salah satu metode yang di- ting sebagai salah satu komponen ajarkan untuk menggairahkan moti- sistem pembelajaran. Tanpa media, vasi sehingga siswa merasa fun. Mo- komunikasi tidak akan terjadi dan del Learning Revolution: gunakan proses pembelajaran sebagai proses dunia nyata sebagai ruang kelas; komunikasi juga tidak akan bisa ber- pelajari dan tindaki. (Revolusi cara langsung secara optimal. Media pem- belajar bag. 1, Gordon & Jeannete belajaran adalah komponen integral Vos dalam http://learningrevolut- dari sistem pembelajaran (Santyasa, ion.wordpress.com/2008/02/24/bara 2007). ng-bekas-sebagai-media-pembelaja- Dalam kegiatan interaksi an- ran/). tara siswa dengan lingkungan, fung- Entrepreneur sering diartikan si media dapat diketahui berdasar- dengan istilah wiraswasta atau wi- kan adanya kelebihan media dan rausaha. Menurut Soemanto (1993), hambatan yang mungkin timbul da- wiraswasta adalah keberanian, ke- lam proses pembelajaran. Tiga kele- utamaan serta kepercayaan dalam Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas sebagai Media Pembelajaran Ekonomi 170 memenuhi kebutuhan serta meme- dimiliki seseorang dan membentuk cahkan permasalahan hidup dengan jangkar karir yang baru. Untuk me- kekuatan yang ada pada diri sendiri. numbuhkan jangkar karir bagi siswa Dengan demikian, pengertian wira- dapat dikembangkan melalui GBPP swasta bukan hanya bersifat parti- mata pelajaran. Selain itu, diperlu- kelir saja, melainkan memiliki sifat- kan suatu proses khusus katalisator sifat keberanian, keuletan, dan ke- pembentukan kepribadian yang me- tabahan dalam melaksanakan tugas- nyatu dengan kurikulum SMU. Pro- tugas dengan menggunakan kekuat- ses yang dapat ditawarkan adalah an diri sendiri. pengembangan individu berjenjang Muhammad (1992) menge- yang dimulai dari pengembangan mukakan bahwa ciri seorang wira- kepedulian, pemahaman masalah usaha adalah orang yang memiliki yang senyatanya ada di masyarakat, jiwa kepemimpinan, daya inovasi, knowledge dan keterampilan, pene- sikap terhadap perubahan, working rapan, dan penginstitusian. smart, visi ke depan, dan berani Dalam rangka untuk mena- mengambil risiko. namkan jiwa entrepreneurship ke- Keseluruhan ciri-ciri wira- pada siswa, perlu dirancang metode usaha yang disebutkan di atas tidak pembelajaran yang di dalamnya ter- semuanya harus dimiliki secara integrasi wawasan entrepreneurship. lengkap tetapi kompetensi inti yang Menurut Pusposutardjo (1999), ben- perlu diperoleh dalam pendidikan tuk perubahan rancangan pembe- hanyalah beberapa di antaranya. De- lajaran antara lain sebagai berikut. ngan demikian, untuk menjadi se- 1. Mengubah isi dan bentuk susun- orang usahawan tidak terbatas pada an penyampaian materi ajar men- bidang-bidang keahlian tertentu, me- jadi lebih aktual dan kontekstual lainkan pendidikan yang berorien- dalam arti mencirikan posisinya tasi kewirausahaan dapat diterapkan dalam suatu bentuk wirausaha. pada semua bidang ilmu atau tekno- 2. Mengembangkan proses pembe- logi atau kesenian. Dengan meng- lajaran kelompok dengan pemi- ambil asumsi bahwa pendidikan kiran-pemikiran pemecahan ma- menengah merupakan bagian dari salah yang terbuka, dialogis, ru- perencanaan karir maka kadar nilai musan solusi alternatif. kewirausahaan seorang peserta didik 3. Memberikan informasi mutakhir yang dapat ditumbuhkembangkan tentang sense of the business dari selama proses pembelajaran secara kewirausahaan yang gayut de- potensial akan dibatasi oleh jangkar ngan bidang ekonomi. karirnya. Untuk mengimplementasikan Proses pembelajaran di seko- rancangan pembelajaran yang ter- lah menengah sangat mungkin akan integrasi muatan dan wawasan en- mengubah jangkar karir yang telah trepreneurship, dilakukan dengan Inotek, Volume 14, Nomor 2, Agustus 2010
no reviews yet
Please Login to review.