jagomart
digital resources
picture1_Sosiologi Pdf 37596 | Bahan Kuliah Sosiologi Sastra 0


 230x       Tipe PDF       Ukuran file 1.07 MB       Source: staffnew.uny.ac.id


File: Sosiologi Pdf 37596 | Bahan Kuliah Sosiologi Sastra 0
bahan kuliah sosiologi sastra oleh dr suwardi m hum fbs universitas negeri yogyakarta 1 2011 memandang cermin bening peneliti memang seharusnya seperti sedang memandang cermin melalui cermin yang dikumandangkan watt ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 12 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                          `Bahan Kuliah 
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
              SOSIOLOGI SASTRA 
           
           
           
           
           
           
           
           
           
           
           
                               Oleh 
                          Dr. Suwardi, M.Hum. 
                     FBS Universitas Negeri Yogyakarta 
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                 1 
           
                                         2011 
               
                               MEMANDANG CERMIN BENING 
                  Peneliti  memang  seharusnya  seperti  sedang  memandang  cermin.  Melalui 
              cermin yang dikumandangkan Watt dan Abrams, penelitian sosiologi sastra amat 
              pantas. Sosiologi sastra jelas sebuah lensa cermin, untuk meneropong jagad raya 
              ini. Jagad imajinatif, yaitu sastra, sungguh penuh dengan aneka warna fenomena. 
              Dengan cermin, seluruh fakta yang tersembunyi di balik realitas, akan terangkat. 
              Terlebih lagi, kalau peneliti mampu menghayati ada apa di balik cermin itu. 
                  Cermin bening, telah memantulkan seluruh kejadian. Tanpa diperintah pun, 
              cermin itu telah berkisah banyak tentang kehidupan. Mmasalahnya, tinggal peneliti 
              mau akrab bercermin diri atau tidak. Penelitian sosiologi sastra, sebenarnya sudah 
              cukup  lama  dikenal  di  negeri  ini  bermain-main  dengan  cermin.  Di  berbagai 
              Perguruan  Tinggi,  sosiologi  sastra  sudah  menjadi  mata  kuliah  wajib  lulus. 
              Mahasiswa pun yang tertarik membuat skripsi, tesis, dan disertasi sosiolohi sastra 
              cukup  menggemberikan.  Maksudnya,  hampir  setiap  mahasiswa  terdorong  untuk 
              meneliti  aspek-aspek  sosial,  budaya,  gejala  sosial  perubahan  tokoh,  dan 
              sebagainya. Umumnya, mereka meneliti sosiologi sastra secara tekstual. 
                  Di  jenjang  sekolah  menengah dan sekolah dasar pun, seringkali sosiologi 
              sastra juga terpakai, untuk menemukan cermin buram masyarakat, cermin bening, 
              cermin  biru,  dan  sebagainya.  Penelitian  di  sekolah  menengah  memang  masih 
              jarang. Namun, apresiasi sastra secara sosiologis sering mereka lakukan. Apresiasi 
              oleh  guru  dan  siswa,  sesungguhnya  juga  akan  lebih  manis  jika  diawali  oleh 
              penelitian.  Jadi,  penelitian  sosiologi  sastra  secara  tidak  langsung  akan 
              mengantarkan peneliti dan apresiator lebih akrab dengan aspek-aspek kehidupan 
              masyarakat.  
                  Saya pun banyak  membimbing mahasiswa yang meneliti sosiologi sastra, 
              yang telah memanfaatkan teori cermin. Bukankah kita setiap saat harus bercermin? 
              Untuk apa kita bercermin. Itu semua, karena kita selalu penasaran dengan identitas 
              kita.  Peneliti  sosiologi sastra pun  begitu, selalu dikuntit oleh rasa  penasaran luar 
              biasa. Suatu saat pernah membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) para guru 
              SMP, yang memanfaatkan kacamatan sosiologi sastra. Namun, di antara mereka 
              masih  berkukat  pada  genre  sastra  tertentu,  terutama  novel.  Novel,  tampaknya 
              menjadi  pilihan  strategis.  Menurut  hemat  saya,  ada  tiga  alas  an,  mengapa 
              mahasiswa  cenderung  tertarik  pada  penelitian  sosiologi  novel,  yaitu  (1)  Tebal 
              tipisnya novel, seakan memancing mahasiswa dan siapa saja untuk menggarap, (2) 
              Novel memuat tokoh-tokoh yang dianggap mewakili aspek-aspek sosial, (3) Novel 
              dipandang lebih dekat dengan lingkungan sosial. 
                  Dari  waktu  ke  waktu,  penelitian  sosiolgi  sastra  semakin  subur,  dan  tentu 
              cermin pun semakin hidup. Tentu saja, harapan saya tidak hanya terfokus pada satu 
              genre saja. Banyak genre sastra lain yang menggoda jika diteliti dari sisi sosiologis, 
              terlebih dengan memandang sebuah cermin. Paling tidak melalui penelitian sosiologi 
              sastra, para peneliti akan memperoleh manfaat penting, yaitu: (1) Memahami riak 
              gelombang sosial yang diobsesikan oleh sastrawan, (2) Memahami pengaruh timbal 
              balik antara sastra dan masyarakat, (3) Memahami sejauhmana resepsi masyarakat 
              terhadap karya sastra. Dari penelitian tersebut, setidaknya akan terdeteksi karya-
              karya sastra mana yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sosial. 
                  Sastra  ditulis,jelas  tidak  mungkin  lepas  dari  zaman.  Maka,  peneliti  perlu 
              membawa cermin untuk meneropong zaman yang senantiasa dinamis ini. Aspek-
              aspek zaman yang panas, penuh sensasi, dapat digali lewat penelitian sosiologi 
                                           2 
               
          sastra yang mapan. Peneltiian teater, novel, dongeng, cerita rakyat, puisi, pantun, 
          dan sebagainya akan menggugah semangat masyarakat. Informasi sosial dalam 
          sastra  yang  begitu  berharga,  akan  mengangkat  derajat  struktur  masyarakat. 
          Berbagai dokumen penting di masyarakat pada gilirannya akan terangkum lewat 
          kacamata sosiologis. 
              Yang menjadi masalah, penelitian sosiologi sastra yang serampangan, tanpa 
          dasar epistemology dan cermin bening, kiranya akan menghasilkan penelitian yang 
          kurang  handal.  Buku  ini,  mecoba  memberikan  tawaran  baru  tentang  bagaimana 
          meneliti  sosiologi  sastra  yang  profesional  dan  proporsional.  Antara sosiologi  dan 
          sastrayang semula ada jarak, dapat dijembatani lewat penelitian sosiologi sastra 
          yang memanfaatkan teori sosialsastra secara akurat. Lewat berbagai tokoh pemikir 
          seperti Wordworth, Taine, Coleridge, Escarpit, Lowenthal, dan lain-lain peneltii dapat 
          belajar banyak tentang apa harus mencerminkan apa. 
              Buku ini juga menyajikan metode yang khas tentang cermin estetis. Yang 
          saya maksud khas, mulai dari pengumpulan data sampai analisis, diskenario secara 
          sosiologis.  Penelitian  sosiologi  sastra,  memang  sebaiknya  tidak  menggunakan 
          metode  umum.  Buku  ini  menyediakan  alternatif  pemikrian  metode-metode 
          termaksud,  agar  peneliti  benar-benar  akrab  dengan  sosiologi  sastra.  Tiap  karya 
          sastra,  setahu  saya  membutuhkan  perhatian  khusus  dan  metode  khusus.    Tiap 
          karya  sastra  yang  lahir  dalam  bentuk  baru,  misalnya  avant-garde  dan  common 
          sense, jelas membutuhkan paradigma khusus dalam penelitian sosiologi sastra. 
              Aspek-aspek  sastra  sebagai  cermin  kehidupan  pun  layak  diangkat, 
          menggunakan jurus-jurus metodologis. Tanpa memtode yang tegas, peneliti hanya 
          akan  tergelincir  ke  arah  eforia  sastra  sebagai  cermin,  yang  ditawarkan  oleh 
          beberapa  orang.  Mudah-mudahan,  buku  ini  memberikan  bingkai  penelitian  yang 
          benar-benar sukses. Bahkan pada bagian akhir pun saya paparkan kritik sosiologi 
          sastra, agar para peneliti semakin cermat. Sosiologi sastra sebagai metode, bukan 
          anti kritik, 
              Tegasnya,  lewat  buku  ini  pembaca  akan  memperoleh  keuntungan  ketika 
          meneliti sosiologi sastra. Paling tidak, peneliti akan semakin jelas dan terarah, ketika 
          berhadapan  dengan  karya  sastra.  Sastra,  adalah  potret  hidup  manusia.  Fakta 
          kemanusiaan itu akan lebih bagus ketika dibedah dengan pisau analisis yang benar-
          benar  mantap.  Peneliti  seakan  sedang  bercermin,  ingin  merefleksi  diri,  ketika 
          membedah karya sastra. 
              Akhirnya,  dengan  rendah  hati,  saya  berharap  buku  ini  dapat  membuka 
          wawasan  peneliti,  agar  karya-karya  sosiologi  sastra  semakin  terpercaya.  Yang 
          paling penting, ketika menggunakan buku ini perlu tersenyum, seperti kalau anda 
          bercermin. Bercermin, jelas hendak memotret baik buruk kita, sekaligus zaman. Kita 
          adalah saksi zaman. Kalau kita meneliti sosiologi sastra, berarti kita telah membuka 
          rahasia zaman yang tercermin dalam sastra. Kritik dan saran, saya tunggu, karena 
          buku ini juga saya susun dalam waktu yang berdesak-desakan dengan kepentingan 
          lain. 
              Selamat bercermin, membaca, dan meneliti. Sukses! 
               
               
              Yogyakarta, Juli 2011 
              Penulis 
               
               
               
                                 3 
           
                     
                     
               DAFTAR ISI 
               MEMANDANG CERMIN BENING 
                
               BAB I PENELITIAN SOSIOLOGI, SASTRA, DAN SOSIOLOGI SASTRA 1      
               A. Jembatan Emas Sosiologi dan Sastra………………………………  1 
               B. Apa Kabar Sosiologi Sastra…………………………………………….  3 
               C. Apa dan Bagaimana Sosiologi Sastra………………………………..       5 
               D. Sejarah Sosiologi Sastra………………………………………………..  8 
                
               BAB II KONSEP PENELITIAN SOSIOLOGI SASTRA……………….  12 
               A. Konsep Sosiologi Sastra………………………………………………..  12 
               B. Teori Dasar Sosiologi Sastra………………………………………  16 
               C. Teori Sosial Sastra………………………………………………………  18 
               D. Antara Teori Sastra dan Teori Sosiologi……………………………..  20 
                
               BAB III TOKOH PENELITI SOSIOLOGI SASTRA...................................  24 
               A. Wordsworth..........................................................................................  24 
               1. Alam dan Kreativitas Sosial.................................................................  24 
               2. Keberadaan Manusia............................................................................  25 
               3. Diksi Sosial............................................................................................  28 
               B. Coleridge: Rasa Sosial.........................................................................  30 
               C. Hippolyte Taine: Fakta Sosial..............................................................  34 
               D. Lowenthal: Barometer Sosial………………………………………….. 35 
               E. Robert Escarpit: Fragmentasi Sosial………………………………….  37 
                
               BAB IV EPISTEMOLOGI PENELITIAN SOSIOLOGI SASTRA………….  40 
               A. Epistemologi Universalitas dan Transferabilitas …………………..  40 
               B. Epistemologi Eksistensial………………………………………….             42 
               C. Epistemologi Intuitif………………………………………………………             45 
               D. Epistemologi Dialogis…………………………………………………….             48 
               E. Epistemologi Subyek dan Obyek ………………………………………  51 
               1. Wilayah Subjek dan Objek ………………………………………………  51 
               2. Antara Subjek Individu dan Subjek Sosial……………………………  53 
                
               BAB V METODE PENELITIAN SOSIOLOGI SASTRA.............................  58 
               A. Perspektif Penelitian ...........................................................................  58 
               1. Perspektif Sosiologis...........................................................................  58 
               2. Perspektif Genetika..............................................................................  61 
               B. Cara Pengumpulan Data .....................................................................  64 
               C.  Teknik Klasifikasi Data………………………………………………….  67 
               D. Teknik Analisis Data............................................................................  69 
                
               BAB VI DIALEKTIKA PENELITIAN SOSIAL SASTRA…………………..  73 
               A. Kesadaran Ruang Sosial dan Geografi……………………………….  73 
               B. Sikap dan Perubahan Perilaku Sosial…………………………………  75 
               C. Dari Masyarakat Tradisi ke Modern……………………………………  77 
               D. Sikap Moral dan Ideologi Sosial………………………………………..  81 
                
                                                4 
                
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Bahan kuliah sosiologi sastra oleh dr suwardi m hum fbs universitas negeri yogyakarta memandang cermin bening peneliti memang seharusnya seperti sedang melalui yang dikumandangkan watt dan abrams penelitian amat pantas jelas sebuah lensa untuk meneropong jagad raya ini imajinatif yaitu sungguh penuh dengan aneka warna fenomena seluruh fakta tersembunyi di balik realitas akan terangkat terlebih lagi kalau mampu menghayati ada apa itu telah memantulkan kejadian tanpa diperintah pun berkisah banyak tentang kehidupan mmasalahnya tinggal mau akrab bercermin diri atau tidak sebenarnya sudah cukup lama dikenal bermain main berbagai perguruan tinggi menjadi mata wajib lulus mahasiswa tertarik membuat skripsi tesis disertasi sosiolohi menggemberikan maksudnya hampir setiap terdorong meneliti aspek sosial budaya gejala perubahan tokoh sebagainya umumnya mereka secara tekstual jenjang sekolah menengah dasar seringkali juga terpakai menemukan buram masyarakat biru masih jarang namun apresiasi sosi...

no reviews yet
Please Login to review.