jagomart
digital resources
picture1_Pdf Komunikasi 37476 | 8504 Id Determine Factors Of Rural Youth Involvement On Sustainable Agriculture Activiti


 216x       Tipe PDF       Ukuran file 0.20 MB       Source: media.neliti.com


File: Pdf Komunikasi 37476 | 8504 Id Determine Factors Of Rural Youth Involvement On Sustainable Agriculture Activiti
jurnal penyuluhan maret 2015 vol 11 no 1 faktor faktor yang menentukan keterlibatan pemuda pedesaan pada kegiatan pertanian berkelanjutan determine factors of rural youth involvement on sustainable agriculture activities 1 ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 12 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                     Jurnal Penyuluhan, Maret 2015 Vol. 11 No. 1
                               Faktor-Faktor yang Menentukan Keterlibatan Pemuda 
                                  Pedesaan pada Kegiatan Pertanian Berkelanjutan
                                   Determine Factors of Rural Youth Involvement 
                                        on Sustainable Agriculture Activities
                                                          1           1
                                               Fitri Ningsih , Sofyan Sjaf
                                 1Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, 
                                    Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor
                                                       Abstract
         Sustainable agriculture is one of national goal development in the realization of food self-suffiency in Indonesia. Sustainable 
         agriculture will not be realized without the involvement of youth in agricultural activities, which include the activities of land 
         and seed preparation, maintenance, and harvesting. Agricultural activities must be able to meet the economic needs, maintaining 
         land fertility, and recognized by society as decent job. The purpose of this research was to analyze the factors that determine the 
         involvement of rural youth in sustainable agricultural activities. In order to achieve that, the research methodology used qualitative 
         and quantitative methods. Methodology used for quantitative is survey approach. Quantitative data were processed using 
         regression test, rank Spearman test, and cross tabulation. Meanwhile, methodology that used for qualitative is in-depth interview 
         approach. Data obtained from this method were reduced, presented, and drawn for conclusion. Result of the research showed the 
         involvement of youth in agricultural activities had became decreased due to parental socialization and low cohesiveness peers. 
         Agricultures was considered as a job that is not economically viable. Therefore, it needs attention of various sides to improve the 
         socialization of agriculture, and coordinate the institution to facilitate youth sharing information about agriculture.
         Keywords: rural youth, agricultural activities, sustainable agriculture, development
                                                       Abstrak
         Pertanian berkelanjutan tidak akan terwujud tanpa adanya keterlibatan pemuda pada kegiatan pertanian, yang meliputi: persiapan 
         lahan dan benih, pemeliharaan, dan panen. Kegiatan pertanian harus mampu memenuhi kebutuhan ekonomi, tetap menjaga 
         kesuburan lahan, dan diakui oleh masyarakat sebagai pekerjaan yang layak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-
         faktor yang menentukan keterlibatan pemuda pedesaan pada kegiatan pertanian berkelanjutan. Agar tujuan penelitian tercapai, 
         maka metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Untuk metodologi kuantitatif digunakan pendekatan 
         survei. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan uji regresi, uji rank spearman, dan tabulasi silang. Sementara itu, metode 
         kualitatif menggunakan pendekatan wawancara mendalam. Data yang diperoleh dari metode ini direduksi, disajikan, dan ditarik 
         kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan pemuda pada kegiatan pertanian semakin menurun. Faktor yang 
         membuat rendahnya keterlibatan pemuda pada kegiatan pertanian berkelanjutan adalah sosialisasi orangtua dan kohesivitas 
         teman sebaya yang rendah. Pertanian dianggap sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan secara ekonomi. Oleh karena itu, 
         perlu perhatian berbagai pihak untuk meningkatkan sosialisasi mengenai pertanian, serta suatu wadah yang mampu menfasilitasi 
         pemuda untuk saling berbagi informasi mengenai pertanian. 
         Kata kunci: pemuda pedesaan, kegiatan pertanian, pertanian berkelanjutan, pembangunan
                          Pendahuluan                       lingkungan, kemandirian, dan serta dengan menjaga 
                                                            keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi 
                Dewasa ini, setiap usaha pembangunan yang  nasional”. Senada dengan Ashari dan Saptana 
         melibatkan lingkungan dan sumberdaya alam, pasti  (2007),   Notohaprawiro  (2006)  mendefinisikan 
         akan selalu menyinggung konsep berkelanjutan,  kegiatan pertanian berkelanjutan sebagai sebuah 
         termasuk pertanian. Ashari dan Saptana (2007)  sistem pengelolaan pertanian terpadu yang secara 
         mendefinisikan pertanian berkelanjutan berdasarkan  berangsur-angsur meningkatkan penghasilan tiap 
         UUD 1945, pasal 33 yang berbunyi “perekonomian  satuan lahan dengan tetap mempertahankan 
         nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi  keutuhan dan keanekaragaman ekologi dan hayati 
         ekonomi  dengan  prinsip  kebersamaan,  efisiensi,  sumberdaya alam yang ada dalam jangka panjang, 
         berkeadilan, berkelanjutan, memiliki wawasan memberikan keuntungan ekonomi bagi setiap 
         1Korespondensi penulis
           E-mail: sofyansyaf@gmail.com                                                                   23
                                        Jurnal Penyuluhan, Maret 2015 Vol. 11 No. 1
          orang, menyumbang terhadap peningkatan mutu                   Indikasi terjadinya fenomena lost generation, 
          kehidupan, dan memperkuat pembangunan ekonomi  ternyata mulai muncul di beberapa wilayah pedesaan 
          negara.                                                Indonesia. Data BPS (2010) menunjukkan bahwa 
                 Sehubungan dengan pertanian berkelanjutan,  pertanian bukan lagi menjadi mata pencaharian 
          White (2011) menyatakan bahwa peran pemuda  primadona bagi pemuda. Mata pencaharian yang 
          pada pertanian harus dipertimbangkan. Populasi  paling banyak dilaksanakan adalah perdagangan 
          penduduk dunia semakin bertambah dari tahun ke  (16,8%), disusul dengan industri pengolahan 
          tahun. Keadaan ini berimbas kepada meningkatnya  (15,93%), sedangkan pertanian padi dan palawija 
          kebutuhan pangan dunia. Penduduk yang berusia  berada di urutan ketiga dengan presentase 15,75% 
          muda semakin meningkat, namun peningkatan (BPS, 2010). Data tersebut merupakan data yang 
          ini tidak diikuti dengan peningkatan ketersediaan  pada aras makro, sehingga sangat penting untuk 
          lapangan pekerjaan sehingga pengangguran menganalisis pembuktian kasus tersebut pada tahap 
          semakin meningkat. Lebih dari setengah populasi  mikro. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan 
          negara-negara berkembang adalah penduduk yang  di salah satu desa Kecamatan Pamijahan yaitu Desa 
          tergolong pemuda dan 70% di antaranya hidup  Purwabakti.
          dalam kemiskinan ekstrim, tinggal di daerah                   Menurut White (2011), ketika ingin 
          pedesaan. Keadaan ini semakin buruk karena memahami pemuda sebagai generasi penerus, maka 
          ketertarikan pemuda terhadap pertanian semakin  kita juga harus memahami pentingnya pendekatan 
          berkurang. Padahal menurut pengamatan White  relasional.  Maksudnya, pemuda harus dilihat 
          (2011), pertanian merupakan salah satu pekerjaan  sebagai bagian dari dinamika hubungan pemuda 
          yang sangat dibutuhkan karena sektor ini mampu  dengan orang lain (orang dewasa) dalam struktur 
          menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup  yang lebih besar dari reproduksi sosial. Konsep ini 
          besar, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa  menunjukkan bahwa orang lain yang ada di sekitar 
          ketika pertanian bisa dikembangkan dengan baik,   pemuda akan berpengaruh terhadap tindakan dan 
          maka sektor ini memiliki potensi yang cukup  keputusan pemuda termasuk keputusan untuk 
          besar untuk menyediakan pekerjaan bagi banyak  terlibat di pertanian atau mencari pekerjaan di sektor 
          orang dan ini akan berdampak pada menurunnya  lainnya. Pihak-pihak yang berpengaruh tersebut 
          pengangguran di pedesaan.                              adalah orangtua, teman sebaya, serta masyarakat 
                 Sejalan dengan White (2011), Vellema (2011)  sebagai lingkungan sosial bagi pemuda. Orangtua 
          menyatakan telah muncul indikasi terjadinya merupakan orang yang paling dekat pemuda. 
          fenomena lost generation pada pertanian di pedesaan.   Hampir semua tindakan dan perilaku anak biasanya 
          Indikasi ini diperkuat oleh White yang menyatakan  akan sangat di-pengaruhi oleh pengajaran orangtua, 
          bahwa di Ethiopia, pemudanya tidak mau bertani  termasuk salah satunya pengajaran orangtua terkait 
          karena mereka telah memiliki pendidikan yang  bekerja di sektor pertanian. Begitu juga dengan 
          tinggi, sehingga mereka lebih memilih untuk teman sebaya, sebagai pihak yang sering bergaul 
          menunggu pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan  dan berbagi pikiran dengan pemuda.
          formal yang diperolehnya. Mereka menghabiskan                 Saat ini semakin banyak orangtua yang 
          waktunya untuk mengobrol dengan pemuda lainnya  tidak mengajak anak-anaknya untuk bertani karena 
          atau menghabiskan dengan menonton televisi. Di  berbagai alasan. Bahkan ada orangtua yang secara 
          India juga terjadi hal yang hampir sama, kebanyakan  terang-terangan melarang anak-anaknya untuk 
          dari generasi mudanya tidak mau bertani dan lebih  bekerja di sektor pertanian. Pertanian dianggap 
          memilih bekerja di sektor industri dengan harapan  sebagai sektor yang tidak menjanjikan untuk 
          jaminan ekonomi karena pendapatannya rutin tiap  kehidupan yang lebih layak. Pertanian merupakan 
          bulan. Kasus seperti ini, ternyata juga terjadi di  jenis pekerjaan yang membutuh kerja keras, 
          Indonesia. Pemudanya beranggapan bahwa mereka  menguras waktu, dan tenaga, tetapi penghasilan 
          belum pantas untuk berwirausaha karena tidak  yang diperoleh tidak menentu. Selain pengaruh 
          memiliki kemampuan teknis dalam pertanian dan  dari pihak-pihak tersebut, pemuda juga dipengaruhi 
          lebih tergiur dengan gaji bulanan pada pekerjaan  oleh sistem sosial yang ada di lingkungan tempat 
          formal (White, 2011).                                  tinggalnya, termasuk kearifan lokal yang hanya 
          24
                                       Jurnal Penyuluhan, Maret 2015 Vol. 11 No. 1
         berlaku di wilayah itu saja. Kearifan lokal yang  pemuda adalah penduduk dengan usia mulai 
         dimaksudkan pada tulisan ini adalah sulitnya dari 18 sampai 40 tahun. Berdasarkan penelitian 
         proses pelepasan lahan atau usaha keluarga dalam  Untari et al. (2007) karakteristik individu pemuda 
         mempertahankan lahan yang dimiliki keluarga.  tidak berpengaruh terhadap keterlibatan pemuda 
         Nugraha (2012), menambahkan bahwa faktor lain  di pertanian karena hal yang paling berpengaruh 
         yang bisa mempengaruhi keterlibatan pemuda pada  adalah akses terhadap informasi. Semakin tinggi 
         kegiatan pertanian adalah tingkat penguasaan lahan  akses pemuda terhadap informasi pertanian, maka 
         keluarga.                                              semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku yang 
                 Besarnya peran pemuda terhadap pertanian  ditunjukkan pemuda dalam pelaksanaan pertanian 
         berkelanjutan, membuat bentuk keterlibatannya di  pedesaan.  Berdasarkan  pendefinisian  tersebut, 
         pada kegiatan pertanian juga harus dipertimbangkan.    penulis menyatakan bahwa pemuda yang menjadi 
         Kegiatan pertanian padi sawah didefinisikan Hidayat  unit analisis penelitian ini adalah pemuda yang 
         (2010) sebagai semua rangkaian kegiatan pertanian  berjenis kelamin laki-laki dengan umur 16 sampai 
         mulai dari mempersiapkan lahan, menanam, 30 tahun. Pemuda yang termasuk pada kriteria inilah 
         memelihara, sampai masa panen. Kegiatan tersebut  yang dikategorikan sebagai subjek penelitian dan 
         bisa digolongkan menjadi tiga yaitu kegiatan dilakukan identifikasi bentuk kerterlibatannya pada 
         persiapan lahan dan benih, pemeliharaan, dan  kegiatan pertanian padi sawah.
         panen. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka                  Hidayat (2010) menjelaskan bahwa kegiatan 
         sangat penting untuk menganalisis hubungan pertanian mencakup persiapan lahan, penyemaian 
         bentuk keterlibatan pemuda di sektor pertanian  benih, penanaman, pemupukan, penyiangan 
         dengan kontribusinya untuk terwujudnya pertanian  gulma, pembasmian hama, pengairan, dan panen. 
         berkelanjutan di pedesaan.                             Namun, penelitian yang dilakukan Nugraha (2012), 
                 Berdasarkan latar belakang di atas, maka  lebih berfokus pada keterlibatan pemuda pada 
         rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian  saat panen. Ini disebabkan karena pemuda masih 
         ini sebagai berikut: 1) apa saja bentuk-bentuk  sekolah sehingga orangtua tidak mau membebani 
         keterlibatan pemuda pada kegiatan pertanian di Desa    anak-anaknya dengan kegiatan-kegiatan pertanian 
         Purwabakti?; 2) apakah faktor-faktor yang paling  lainnya. Penulis berpandangan bahwa penelitian 
         menentukan keterlibatan pemuda pada kegiatan  yang hanya berfokus pada masa panen kurang 
         pertanian?; dan 3) bagaimana korelasi antara bentuk  mampu mereplikakan kenyataan yang sebenarnya. 
         keterlibatan pemuda pada kegiatan pertanian padi  Ketika melihat keterlibatan pemuda di sektor 
         sawah dengan pertanian berkelanjutan di pedesaan?   pertanian, maka sebaiknya dilihat bagaimana 
         Atas rumusan masalah tersebut, maka tujuan umum  keterlibatan pemuda pada semua kegiatan pertanian. 
         penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor  Oleh karena itu, keterlibatan pemuda pada kegiatan 
         terkait yang paling menentukan tingkat keterlibatan  pertanian ditinjau dari semua kegiatan tersebut. 
         pemuda pada kegiatan pertanian berkelanjutan.  Rangkaian kegiatan pertanian yang cukup banyak, 
         Sementara itu, tujuan khusus penelitian ini adalah:  akan mempersulit pengukuran keterlibatan pemuda 
         1) menganalisis bentuk-bentuk keterlibatan pemuda  pada setiap tahapan kegiatan pertanian. Oleh karena 
         pada kegiatan pertanian di Desa Purwabakti; 2)  itu, kegiatan pertanian dikelompokkan menjadi tiga 
         menganalisis faktor-faktor yang menentukan bagian utama, yaitu: pertama persiapan lahan dan 
         keterlibatan pemuda pada kegiatan pertanian di  penyemaian benih, meliputi: membajak sawah, 
         Desa Purwabakti; dan 3) menganalisis korelasi  membenamkan gulma, memilah padi untuk benih, 
         keterlibatan pemuda pada kegiatan pertanian dengan  dan meredam benih, kedua pemeliharaan, meliputi: 
         pertanian berkelanjutan di Desa Purwabakti.            kegiatan penanaman, pemupukan, penyiangan 
                 Pemuda menurut Undang-Undang Nomor   gulma, pembasmian hama, dan pengairan, dan 
         40  Tahun  2009 pasal 1 ayat 1, “pemuda adalah  ketiga panen, meliputi: membabat tanaman padi, 
         warga negara Indonesia yang memasuki periode  memisahkan bulir padi dengan batangnya, dan 
         penting pertumbuhan dan perkembangan yang menjemur bulir padi. Pemerintah menyatakan bahwa 
         berusia  16  sampai  30  tahun”.  Definisi  yang  kegiatan pertanian yang diterapkan oleh petani, 
         berbeda dinyatakan oleh White (2011), bahwa  dianjurkan mengandung unsur-unsur pertanian 
                                                                                                                 25
                                       Jurnal Penyuluhan, Maret 2015 Vol. 11 No. 1
         berkelanjutan, mengingat ketersediaan lahan yang  tidak merusak sumberdaya.
         semakin sedikit sedangkan kebutuhan pangan terus              Zamora (1995) dalam penelitian Untari et 
         meningkat akibat jumlah penduduk yang terus  al. (2007) menjelaskan pertanian berkelanjutan 
         bertambah dari tahun ke tahun.                         secara lebih mendetail berupa adanya 5 prinsip 
                 Pertumbuhan penduduk di dunia juga pertanian berkelanjutan, yaitu adanya kelayakan 
         tergolong tinggi bahkan jumlah penduduk dunia  ekonomi. Kelayakan ekonomi berarti para petani 
         telah melebihi angka 7 miliar jiwa pada tahun 2010.  memiliki pendapatan yang positif sebagai upah 
         Peningkatan jumlah penduduk ini tentu saja akan  dari tenaga kerja yang telah dicurahkannya, yang 
         meningkatkan jumlah kebutuhan pangan dunia.  akan dimanfaatkan sebagai biaya untuk menjamin 
         Oleh karena itu, semua kegiatan pertanian harus  kesejahteraan keluarga petani. 
         menggunakan konsep pertanian berkelanjutan. FAO  Sistem pertanian paling tidak menyediakan makanan 
         mendefinisikan  pertanian  berkelanjutan  sebagai  dan kebutuhan dasar lain bagi keluarga petani;  
         berikut: "the management and conservation of  pertanian ekologis dan ramah lingkungan.  Sistem 
         the natural resource base, and the orientation of  pertanian yang ramah lingkungan diintegrasikan 
         technological and institutional change in such a  untuk sistem ekologi yang lebih luas dan terfokus 
         manner as to ensure the attainment and continued  pada pemeliharaan sumberdaya alam dan juga 
         satisfaction of human needs for present and future  keanekaragaman hayati serta menghindari kegiatan 
         generations. Such development such as conserves  yang dapat menyebabkan dampak lingkungan 
         land, water, plant and animal genetic resources,  negatif. Salah satu jenis upaya pengelolaan 
         is environmentally non-degrading, technically lingkungan hidup khususnya bagi masyarakat 
         appropriate, economically viable and socially petani adalah melalui penerapan kembali sistem 
         acceptable”.  Hampir  sama  dengan  pendefinisian  kegiatan pertanian ekologis. Ketergantungan petani 
         FAO,  Notohaprawiro  (2006)  mendefinisikan  per-      akan keberadaan benih, pupuk kimia serta pestisida 
         tanian berkelanjutan sebagai sistem pengelolaan  kimia menyebabkan kehidupan petani sebagai 
         pertanian terpadu yang secara berangsur-angsur  produsen utama bahan makanan pokok tidak pernah 
         mampu meningkatkan penghasilan setiap satuan  bertambah baik.
         lahan dengan mempertahankan keutuhan dan                      Sistem pertanian yang diterima secara 
         keanekaragaman ekologi dan hayati sumberdaya  sosial bisa ditinjau dari sikap menghormati harga 
         alam untuk jangka panjang, memberikan keuntungan  diri dan hak individu dan hak kelompok serta 
         ekonomi kepada petani, menyumbang kepada mutu  memperlakukan mereka secara baik dan adil, 
         kehidupan dan memperkuat pembangunan ekonomi  membuka akses informasi, pasar dan sumberdaya 
         negara.                                                pertanian terkait lainnya terutama lahan. Akses yang 
                 Ketika proses pemeliharaan, penelitian  sama juga disediakan untuk semua jenis kelamin, 
         Ashari dan Saptana (2007) menyatakan bahwa  lembaga sosial, agama, suku serta keadilan bagi 
         penggunaan pupuk kimia seperti urea, TSP, dan SP-      generasi saat ini dan generasi mendatang. Distribusi 
         36 menimbulkan residu zat kimia di dalam tanah  tenaga kerja pada lahan pertanian berkelanjutan, 
         dan air. Begitu pula dengan penggunaan pestisida,  bisa terdistribusi dari tahun ke tahun. Keadilan 
         jumlah dan kadar pestisida yang berlebihan akan  distribusi tenaga kerja di antara anggota keluarga 
         menimbulkan resistensi dan resurjensi berbagai hama    adalah indikator produktivitas manusia dalam lahan 
         dan penyakit. Akibatnya serangan hama dan penyakit     pertanian. Sangat baik jika seluruh anggota keluarga 
         semakin banyak dan sulit untuk dikendalikan.  produktif.
         Keadaan ini diperparah dengan globalisasi ekonomi             Sistem pertanian yang menganut kesesuaian 
         yang mengakibatkan terintegrasinya berbagai budaya mempertimbangkan nilai budaya termasuk 
         berbagai aspek perekonomian suatu negara dengan  kepercayaan agama dan tradisi dalam pembangunan 
         perekonomian dunia, serta meningkatnya persaingan  sistem, rencana, dan program pertanian. Kearifan 
         baik antarpelaku agribisnis maupun antarnegara.  lokal merupakan   unsur kebudayaan   tidak   dapat 
         Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk melindungi  dikatakan mendukung pertanian berkelanjutan jika 
         para petani Indonesia dari persaingan dunia luar,  tidak mengakar dan dipraktekan dalam kehidupan 
         dan usaha untuk meningkatkan hasil pertanian tetapi  masyarakat.
         26
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Jurnal penyuluhan maret vol no faktor yang menentukan keterlibatan pemuda pedesaan pada kegiatan pertanian berkelanjutan determine factors of rural youth involvement on sustainable agriculture activities fitri ningsih sofyan sjaf departemen sains komunikasi dan pengembangan masyarakat fakultas ekologi manusia institut bogor abstract is one national goal development in the realization food self suffiency indonesia will not be realized without agricultural which include land and seed preparation maintenance harvesting must able to meet economic needs maintaining fertility recognized by society as decent job purpose this research was analyze that order achieve methodology used qualitative quantitative methods for survey approach data were processed using regression test rank spearman cross tabulation meanwhile depth interview obtained from method reduced presented drawn conclusion result showed had became decreased due parental socialization low cohesiveness peers agricultures considered ...

no reviews yet
Please Login to review.