Authentication
176x Tipe PDF Ukuran file 0.24 MB Source: media.neliti.com
KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Concept and Implementation of Sustainable Agricultural Development in Indonesia Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 Naskah masuk : 28 Pebruari 2011 Naskah diterima : 1 April 2011 ABSTRACT Sustainable development including that of agriculture is all of the countries commitment to implement. Previous development implementation focused on economic progress resulting in environmental degradation and social problems. Sustainable development approach is basically development activities integrating economic, social, and environmental aspects. However, this concept is not fully implemented by all of the countries as depicted in the agreement. It is indicated by many problems related with environmental degradation and natural resources deprivation. Implementation of sustainable agricultural development deals with some constraints especially in developing countries including in Indonesia. One of the main constraints in Indonesia is interest conflict among sectors leading to separated implementation. Sustainable development concept is a multi- dimensional approach implemented through integrated program among sectors both at central and regional levels. Key words : agricultural development, sustainable, synergy, ecosystem. ABSTRAK Pembangunan berkelanjutan termasuk pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan komitmen negara-negara dunia yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Pelaksanaan pembangunan pada masa lalu yang hanya menekankan tujuan kemajuan ekonomi telah berdampak kepada kerusakan lingkungan dan timbulnya masalah sosial. Pendekatan pembangunan berkelanjutan pada hekekatnya adalah kegiatan pembangunan yang memadukan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Namun demikian dalam implementasi-nya konsep ini belum dilaksanakan oleh semua negara sesuai kesepakatan. Hal ini tercermin dari masih banyaknya ditemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan dan degradasi sumber daya alam. Masih banyak dijumpai permasalahan dalam implementasi pembangunan pertanian berkelanjutan terutama di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, salah satu penyebab yang menonjol adalah adanya ego sektoral yang menyebabkan pelaksanaan menjadi tersekat. Konsep pembangunan berkelanjutan bersifat multi dimensi sehingga dalam implementasinya harus merupakan program terpadu lintas sektor dan multi disiplin pada tingkat pusat dan/atau daerah. Kata kunci : pembangunan pertanian, berkelanjutan, sinergisitas, eko sistem PENDAHULUAN bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, dan sumber pendapatan, serta Pembangunan pertanian berperan pelestarian lingkungan melalui praktek usaha strategis dalam perekonomioan nasional. Pe- tani yang ramah lingkungan. ran strategis tersebut ditunjukkan oleh peran- Pembangunan pertanian di Indonesia nya dalam pembentukan kapital, penyediaan diarahkan menuju pembangunan pertanian KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah 13 yang berkelanjutan (sustainable agriculture), (sustainable agriculture) menjadi prinsip dasar sebagai bagian dari implementasi pembangun- pembangunan pertanian seluruh dunia, terma- an berkelanjutan (sustainable development). suk di Indonesia. Pembangunan pertanian (termasuk pemba- Pendekatan dan praktek pertanian ngunan perdesaan) yang berkelanjutan meru- konvensional yang dilaksanakan di sebagian pakan isu penting strategis yang menjadi besar negara maju dan negara sedang perhatian dan pembicaraan disemua negara berkembang termasuk Indonesia merupakan dewasa ini. Pembangunan pertanian berke- praktek pertanian yang tidak mengikuti prinsip- lanjutan selain sudah menjadi tujuan, tetapi prinsip pembangunan berkelanjutan (Untung juga sudah menjadi paradigma pola pemba- K., 2006). Pertanian konvensional dilandasi ngunan pertanian. oleh pendekatan industrial dengan orientasi Konsep pembangunan berkelanjutan pertanian agribisnis skala besar, padat modal, mulai dirumuskan pada akhir tahun 1980-an padat inovasi teknologi, penanaman benih/ sebagai respon terhadap strategi pembangun- varietas tanaman unggul secara seragam an sebelumnya yang lebih terfokus pada spasial dan temporal, serta ketergantungan tujuan utama pertumbuhan ekonomi tinggi, pada masukan produksi, termasuk peng- dan yang terbukti telah menimbulkan degra- gunaan berbagai jenis agrokimia (pupuk dan dasi kapasitas produksi maupun kualitas pestisida), dan alat mesin pertanian. lingkungan hidup akibat dari eksploitasi Menurut perhitungan ekonomi me- sumber daya yang berlebihan. Awalnya kon- mang penerapan pertanian konvensional di- sep ini dirumuskan dalam Laporan Bruntland anggap sebagai alternatif teknologi yang tepat (Bruntland Report) sebagai hasil kongres untuk menyelesaikan masalah kekurangan Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pem- pangan dan gizi serta ketahanan pangan yang bangunan (World Commission on Environment dihadapi penduduk dunia. Namun belakangan and Development) Perserikatan Bangsa- ini disadari praktek pertanian konvensional Bangsa pada tahun 1987. Secara sederhana tersebut ternyata pada sebagian wilayah dinyatakan bahwa pembangunan berkelan- menimbulkan dampak negatif terhadap ling- jutan ialah pembangunan yang mewujudkan kungan seperti banyak dilaporkan oleh ber- (memenuhi) kebutuhan hidup saat ini tanpa bagai lembaga penelitian dan lembaga mengurangi kemampuan generasi mendatang swadaya masyarakat serta pakar ekonomi dan untuk mewujudkan kebutuhan hidupnya. lingkungan. Sebagaimana diungkapkan oleh Pelaksanaan pembangunan ekonomi yang Salim, E. (2011), eksploitasi sumber daya berkeadilan sosial dilakukan tanpa mengor- alam oleh kegiatan pembangunan perkebunan bankan lingkungan, sehingga pembangunan dan pertambangan telah melebihi kapasitas yang dilaksanakan saat ini harus sudah daya dukung ekologis (caryying capacity), memikirkan pula kebutuhan hidup generasi sehingga terjadi eksploitasi sumber daya alam berikutnya. yang berlebihan. Berbagai dampak ekologi, Mengingat pentingnya pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan berkelanjutan disemua aspek kehidupan masyarakat semakin meragukan masyarakat manusia, maka pada tahun 1992, semua dunia akan keberlanjutan ekosistem pertanian pemimpin dunia bertemu dalam konferensi dalam menopang kehidupan manusia pada dunia di Rio de Janeiro, Brasil yang mem- masa mendatang. bahas konsep pembangunan berkelanjutan Globalisasi ekonomi telah berdampak untuk semua aspek kehidupan sosial, eko- pada suatu keharusan bahwa pada pola pen- nomi, budaya dan lingkungan yang terkenal dekatan pembangunan pertanian ke depan, dengan nama Agenda 21. Salah satu agenda diarahkan kepada “Paradigma Pembangunan 21 yang berkaitan langsung dengan sektor Pertanian Berkelanjutan” yang berada dalam pertanian adalah program Sustainable konteks pembangunan manusia. Paradigma Agriculture and Rural Development (SARD). pembangunan pertanian ini, bertumpu pada Pesan moral untuk mewujudkan kondisi ling- kemampuan bangsa untuk mewujudkan kungan yang lebih baik untuk semua generasi kesejahteraaan masyarakat dengan kemam- ini diterima secara universal oleh pemimpin puan sendiri, dengan memperhatikan potensi dunia, sehingga pertanian berkelanjutan FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 13 - 25 14 kelestarian lingkungannya (Sumodiningrat, Conservation of Nature), telah banyak 2000). Makalah ini mendiskusikan tentang dimunculkan berbagai definisi tentang pem- konsep, komitmen dan implementasi pemba- bangunan berkelanjutan oleh para pakar ngunan pertanian berkelanjutan di Indonesia. maupun organisasi keilmuan. Namun definisi yang secara umum diterima oleh masyarakat KONSEP UMUM PEMBANGUNAN internasional adalah definisi yang disusun oleh PERTANIAN BERKELANJUTAN Bruntland Commission, yakni pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa menurun- Usaha masyarakat internasional untuk kan atau merusak kemampuan generasi men- menanggulangi kemorosotan kondisi lingkung- datang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya an hidup dalam konteks pembangunan eko- (WCED, 1987 dalam Dahuri, 1998). nomi dan pembangunan sosial telah dimulai di Lain halnya dengan kebanyakan Stockholm, Swedia pada tahun 1972. Kemu- definisi pembangunan berkelanjutan yang dian United Nations Environment Programme disusun oleh sebagian besar kelompok mitra (UNEP) pada tahun 1982 menyelenggarakan konservasionis (deep ecologists), definisi sidang istimewa memperingati 10 tahun gerak- diatas tidak melarang aktivitas pembangunan an lingkungan dunia (1972-1982) di Nairobi, ekonomi, tetapi menganjurkannya dengan Kenya, sebagai reaksi ketidakpuasan atas persyaratan bahwa laju (tingkat) kegiatan penanganan lingkungan hidup selama ini yang pembangunan tidak melampaui daya dukung cenderung tidak lagi atau mengabaikan keles- (caryying capacity) lingkungan alam. Dengan tarian alam. Pada sidang tersebut disepakati demikian, generasi mendatang cukup memiliki pembentukan Komisi Dunia untuk Lingkungan asset sumber daya alam dan jasa-jasa ling- dan Pembangunan (World Commission on kungan (enviromental services) yang sama, Environment and Development-WCED). Pada atau kalau dapat lebih baik dari generasi yang tahun 1992 dilanjutkan sidang pembangunan hidup sekarang. berkelanjutan di Rio de Janeiro, Brasil dan Menurut Kerangka Segitiga Konsep terakhir pada tahun 2002 dilakukan di Pembangunan Berkelanjutan (pada Gambar Johannesburg, Afrika Selatan. 1), suatu kegiatan pembangunan (termasuk Istilah pembangunan berkelanjutan pertanian dan agribisnis) dinyatakan berkelan- yang dalam bahasa Inggris disebut jutan, jika kegiatan tersebut secara ekonomis, “sustainable development” diperkenalkan ekologis dan sosial bersifat berkelanjutan dalam World Conservation Strategy (Strategi (Srageldin, 1996 dalam Dahuri, 1998). Berke- Konservasi Dunia) diterbitkan oleh United lanjutan secara ekonomis berarti suatu kegiat- Nations Environment Programme (UNEP) an pembangunan harus dapat membuahkan pada tahun 1980. Konferensi PBB mengenai pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital lingkungan dan pembangunan (United Nations (capital maintenance) dan penggunaan Conference on Environment and Development sumber daya serta investasi secara efisien. – UNCED) yang diselenggarakan di Rio de Berkelanjutan secara ekologis mengandung Janeiro tahun 1992 telah menetapkan prinsip- arti bahwa kegiatan tersebut harus dapat prinsip dasar dan program aksi untuk me- mempertahankan integritas ekosistem, meme- wujudkan pembangunan berkelanjutan. Kemu- lihara daya dukung lingkungan dan konservasi dian KTT Johannesburg selain mencanangkan sumber daya alam termasuk keanekaragaman kembali komitmen politik seluruh lapisan hayati (biodiversity). Sementara itu berkelan- masyarakat internasional, juga telah mele- jutan secara sosial, mensyaratkan bahwa takan dasar-dasar yang patut dijadikan acuan suatu kegiatan pembangunan hendaknya dalam melaksanakan pembangunan berkelan- dapat menciptakan pemerataan hasil-hasil jutan di semua tingkatan dan sektor atau pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial aspek pembangunan. dan pengembangan kelembagaan. Walau Sejak awal 1980-an bertepatan de- banyak variasi definisi pembangunan berke- ngan dikeluarkannya Dokumen Strategi Kon- lanjutan, termasuk pertanian berkelanjutan, servasi Bumi (World Conseravtion Strategy) yang diterima secara luas ialah yang bertumpu oleh IUCN (International Union for the pada tiga pilar : ekonomi, sosial, dan ekologi KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah 15 - Pertumbuhan yang berkesinambungan - Efisiensi modal/capital A. EKONOMI C. SOSIAL B. EKOLOGI - Pemerataan - Integritas ekosistem - Mobilisasi sosial - Sumber daya Alam - Partisipasi - Keanekaragaman Hayati - Pemberdayaan - Daya dukung lingkungan Gambar1.Kerangka Segitiga Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Enviromentally Sustainable Development Triangle-World Bank, Serageldin and Steer, 1994 dalam Dahuri, 1998) (Munasinghe, 1993). Dengan perkataan lain, Dimensi sosial, adalah orientasi kerak- konsep pertanian berkelanjutan berorientasi yatan, berkaitan dengan kebutuhan akan pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keber- kehidupan sosial yang harmonis (termasuk lanjutan kehidupan sosial manusia (people), tercegahnya konflik sosial), reservasi kera- dan keberlanjutan ekologi alam (planet). gaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, Dimensi ekonomi berkaitan dengan termasuk perlindungan terhadap suku minori- konsep maksimisasi aliran pendapatan yang tas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan, peme- dapat diperoleh dengan setidaknya memper- rataan kesempatan berusaha dan pendapatan, tahankan asset produktif yang menjadi basis partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial dalam memperoleh pendapatan tersebut. budaya merupakan indikator-indikator penting Indikator utama dimensi ekonomi ini ialah yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksana- tingkat efisiensi dan daya saing, besaran dan an pembangunan. pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas Dimensi lingkungan alam, menekan- ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan as- kan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam pek pemenuhan kebutuhan ekonomi manusia yang mencakup sistem kehidupan biologis baik untuk generasi sekarang ataupun dan materi alam. Termasuk dalam hal ini mendatang. FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 13 - 25 16
no reviews yet
Please Login to review.