jagomart
digital resources
picture1_Pertanian Pdf 37420 | Snlb 1605 395 401 Hidayat


 195x       Tipe PDF       Ukuran file 0.19 MB       Source: eprints.ulm.ac.id


Pertanian Pdf 37420 | Snlb 1605 395 401 Hidayat

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 12 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                 Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 395-401        ISBN: 978-602-6483-33-1 
                        
                               DINAMIKA PENGETAHUAN LOKAL PETANI BANJAR DALAM SISTEM 
                                        PERTANIAN MODERN DI LAHAN RAWA PASANG SURUT 
                        
                             Local Knowledge Dynamics of Banjarese Farmers in Modern Agricultural 
                                                             System in Tidal Swampland 
                                                                                  
                                                                                  
                                                                       Taufik Hidayat * 
                                     Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat , Jalan A. Yani Km.36  
                                       Kotak Pos 1028 Telp/Fax. (0511) 4772254, Banjarbaru, Kalimantan Selatan,  Indonesia 
                                                            *Surel korespondensi: taufikkdg@yahoo.com  
                        
                        
                       Abstract.  Local knowledge is always a process of change and evolve depending on outside forces that exist. Local 
                       knowledge  of  evolution  was  mainly  driven  by  contestation  with  science  is  introduced  in  the  farming  systems  in 
                       tidalswamp land. This study aimed to analyze the existence of local knowledge in the management of tidal swamp land 
                       when contestation with science that became the basis of today's modern agriculture system. This research is a case 
                       study on tidal marsh land types A, B, C and D. Data collected by triangulation methods through in-depth interviews, life 
                       history  and  secondary  data obtained  from  reports  and  historical records.  The results  showed  that  the contestation 
                       proces, it turns out science in tidal swamp land type A few can be applied especially in high yielding variety. Local 
                       knowledge society of the local rice  farming  systems still  exist,  but  social  institutions  have been  dominated  by  the 
                       presence of peasant farmers' groups that the government introduced as a supporting institution in modern agricultural 
                       systems. In the tidal swampland types B, C and D occurred in the application of scientific dominance of agricultural 
                       technology such as the use of chemical fertilizers, pesticides and lime for agriculture (dolomit). So was the case with 
                       local institutions of farmers (handil) has been replaced by institutional role farmer groups. Form of hybridization that 
                       occurs between science and local knowledge in the form of high yielding variety-local rice farming systems called 'sawit 
                       dupa' numerous in the tidal swampland type B.  Social system response may take the form of receipt of their science in 
                       agricultural systems through the adjustment process together (coadaptation) or otherwise suffered rejection because of 
                       not correspond well with the biophysical environments and social systems.  
                        
                       Keywords: agriculture, contestation, local knowledge, science, swampland 
                        
                        
                       1.  PENDAHULUAN                                              pengetahuan      empiris,    terutama     menyangkut 
                                                                                    persepsi tentang lingkungan. 
                             Pemanfaatan lahan rawa pasang surut yang                    Bagi masyarakat berbagai pengetahuan yang 
                       merupakan lahan marginal sebagai areal pertanian             mereka miliki dalam pengelolaan lahan rawa pasang 
                       memerlukan       pengetahuan       dan    keterampilan       surut  merupakan  modal  utama  untuk  mampu 
                       spesifik.    Penanganan  dan  pengelolaan  yang              mengembangkan  sistem  pertanian  di  lahan  rawa 
                       dilakukan terhadap lahan rawa pasang surut inilah            pasang  surut.    Petani  yang  ‘ahli’  adalah  mereka 
                       yang  membentuk  berbagai  pengetahuan,  baik                yang mampu menangkap dan membaca gejala dan 
                       menyangkut  tanaman,  tanah,  air,  mikroorganisme           tanda-tanda  alam  dan  mengimplementasikannya 
                       dan infrastuktur yang dibangun.  Begitu juga halnya          dalam  kegiatan  pertanian.    Pengetahuan  tentang 
                       dengan  sistem  sosial  yang  dikembangkanpun                ‘perilaku alam’ di lahan rawa pasang surut diperoleh 
                       disesuaikan  dengan  kondisi-kondisi  spesifik  yang         melalui   pengalaman  dan  pemahaman  dalam 
                       ada di lahan rawa pasang surut.  Oleh karena itu,            berinteraksi  dan  mengelola  lahan  tersebut  untuk 
                       pengetahuan lokal petani Banjar yang terbentuk ini           kegiatan    pertanian.       Oleh     karena     itulah, 
                       menyangkut berbagai aspek dalam sistem pertanian             pengetahuan lokal  dalam  pengelolaan  lahan  rawa 
                       yang  dikembangkan  termasuk  nilai  dan  norma              pasang     surut   mengandung  makna  sebagai 
                       dalam kehidupan petani tersebut.  Keterlekatannya            perwujudan  hubungan  timbal  balik  yang  saling 
                       dengan  nilai-nilai  dan  kepercayaan  masyarakat            menguntungkan antara manusia dengan alam. 
                       sering menjadikan pengetahuan lokal sebagai mitos                 Pengetahuan  lokal  ini  ternyata  tidak  hanya 
                       dan  tidak  rasional  menurut  pandangan  sains.             berfungsi  sebagai  basis  dalam  praktik-praktik 
                       Padahal dalam pandangan Kalland (2005), justeru              pertanian  saja  tetapi  mencakup  aspek-aspek 
                       pengetahuan       lokal    memiliki    sifat   sebagai       kehidupan sosial yang lebih luas lagi. Pengetahuan 
                                                                                    lokal  dalam  kehidupan  sosial  petani  Banjar  juga 
                       © 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat                      395 
                             Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 395-401        ISBN: 978-602-6483-33-1 
                    
                   terkait  dengan  status  dan  peranan  petani  dalam          membantu  peneliti  untuk  melakukan  emansipasi 
                   sistem     sosialnya.        Misalnya,     salah    satu      atau  penyadaran  yang  menjadi  dasar  dalam 
                   pertimbangan dalam memilih atau menunjuk kepala               paradigma  teori  kritis.  Pada  dasarnya  tipe  studi 
                   padang  adalah  karena  ia  memiliki  pengetahuan             kasus kolektif ini menurut Stake (2000), merupakan 
                   yang luas dan mendalam tentang kondisi lingkungan             perluasan dari studi kasus istrumental (instrumental 
                   setempat.    Ini  berarti  bahwa  pengetahuan  yang           case study) dan bukan kumpulan beberapa kasus.  
                   dimiliki seseorang dalam konteks pengelolan lahan             Dinamika pengetahuan lokal petani pada berbagai 
                   rawa pasang surut tidak hanya mengandung  makna               tipe  lahan  rawa  pasang  surut  terkait  erat  dengan 
                   sarana untuk memenuhi kebutuhan ekonomi saja,                 bentuk  koevolusi  sistem  sosial  dan  ekosistem  
                   tetapi sekaligus sebagai penentu dalam kehidupan              setempat.  Begitu juga halnya dengan interaksinya 
                   sosial.                                                       dengan sains dan teknologi pertanian modern. 
                         Sejarah  perkembangan  pertanian  modern  di                  Dalam penelitian ini dilakukan triangulasi data, 
                   lahan rawa pasang surut  diawali dengan program               yakni  penggunaan  beragam  sumber  data  yang 
                   peningkatan      produksi     padi    yang     dilakukan      meliputi  komunikasi dialogis, riwayat hidup topikal, 
                   pemerintah  melalui  pengembangan  padi  unggul.              serta  data  sekunder  dalam  bentuk  penelusuran 
                   Penerapan  sains  dalam  sistem  pertanian  padi              dokumen,  laporan,  catatan  sejarah  dan  lainnya. 
                   unggul ini dintroduksi melalui kegiatan penyuluhan            Teknik    pengumpulan        data    yang    digunakan 
                   pertanian  agar  petani  setempat  mau  menerapkan            disesuaikan  dengan  strategi  studi  kasus    berupa 
                   teknologi pertanian yang baru tersebut.  Introduksi           komunikasi  dialogis/dialektis  dan  emansipatoris 
                   yang  dilakukan  melalui  kegiatan  penyuluhan                antara  peneliti  dengan  tineliti.    Dalam  upaya 
                   pertanian ini dalam praktiknya lebih mengarah pada            emansipasi  atau  penyadaran  dan  saling  berbagi 
                   terbentuknya      hegemoni      pemerintah     terhadap       pengalaman,  maka  model  komunikasi  yang 
                   masyarakat petani setempat. Modernisasi pertanian             dibangun bersifat konvergen. Komunikasi konvergen 
                   dimaknai      dalam    arti   sempit,    yakni    hanya       sebagai  suatu  proses  di  mana  masing-masing 
                   menyangkut produktivitas saja.  Aspek-aspek sosial            partisipan  memberikan dan berbagi informasi satu 
                   yang  melingkupi  kehidupan  masyarakat  petani               sama lain untuk memperkaya pemahaman bersama 
                   justeru  tidak  mendapat  perhatian  yang  cukup.             (Eiler  1994).    Dalam  pemahaman  yang  serupa, 
                   Pembentukan  kelompok  tani  yang  lebih  ditujukan           Rogers  (1986)  menyebutkan  bahwa  konvergensi 
                   pada upaya peningkatan produktivitas padi justeru             adalah kecenderungan pada dua orang atau lebih 
                   menghilangkan peranan  handil  sebagai  organisasi            individu untuk bergerak kesatu pemikiran, atau bagi 
                   dan kelembagaan sosial masyarakat setempat yang               individu  bergerak  kepada  yang  lainnya,  dan 
                   telah  eksis  sejak  ratusan  tahun  yang  lalu  (Maliki      menyatukan fokus dan perhatian bersama.  Teknik 
                   1999, Gany 2002). Dengan kata lain, aspek teknis              pengumpulan data ini  memungkinkan peneliti  dan 
                   lebih  mendapatkan  perhatian  lebih  dibandingkan            tineliti  memaknai  berbagai  aspek  kehidupan  yang 
                   dengan aspek sosial dan ekonomi dalam kehidupan               terjadi dalam kehidupan masyarakat terutama dalam 
                   masyarakat.                                                   aplikasi  pengetahuan  lokal  pada  praktik-praktik 
                         Kondisi biofisik lahan rawa pasang surut yang           pertanian di lahan rawa pasang surut.  Unit analisis 
                   spesifik   dan  sistem  sosial  masyarakat  yang              dalam penelitian ini adalah komunitas petani. 
                   mengembangkan  pengetahuan  lokalnya  dalam                         Teknik  pengumpulan  data  berupa  riwayat 
                   mencapai  keselarasan  hidup  dengan  alam  ini               hidup topikal juga digunakan untuk menggali data, 
                   penting  untuk  dikaji  terutama  dalam  konteks  era         terutama  pada  tahapan  atau  fase  masuknya 
                   globalisasi.    Karena  itulah  penelitian  ini  bertujuan    modernisasi  pertanian  dalam  kehidupan  individu 
                   untuk  menganalisis  eksistensi  pengetahuan  lokal           atau  tineliti  yang  dipilih  pada  masing-masing  tipe 
                   ketika  berhadapan  dengan  sains  dan  teknologi             lahan  rawa  pasang  surut  tipe  (A,  B,  C,  dan  D).  
                   modern dalam bidang pertanian.                                Selain  informan  petani,    juga  dilakukan  dialog 
                                                                                 dengan penyuluh pertanian  atau petugas pertanian 
                   2.  METODE                                                    dan pejabat dinas pertanian pada level kabupaten 
                                                                                 dan propinsi.   
                         Penelitian  dilaksanakan  di  Kabupaten  Barito               Informan  penelitian  juga  mempertimbangkan 
                   Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan.  Penelitian ini           aspek gender dengan pertimbangan bahwa dalam 
                   menggunakan  pendekatan  kualitatif  dan  strategi            kegiatan usahatani di laha rawa pasang surut wanita 
                   penelitian  yang  digunakan  adalah  studi  kasus             juga  berperan  penting,  seperti  dalam  kegiatan 
                   kolektif (collective case study).  Tipe studi kasus ini       pembibitan,  tanam  dan  pemeliharaan.    Pemilihan 
                   merupakan kajian atas sejumlah kasus pada lahan               informan  dilakukan  secara  sengaja  (purposive) 
                   rawa  pasang  surut  tipe  A,  B,  C,  dan  D  yang           dengan metode snowball sampling.  Menurut Patton 
                   © 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat                         396 
                                   Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 395-401        ISBN: 978-602-6483-33-1 
                          
                         (2006),  pengambilan  informan  dengan  metode  ini               sedang      yang     bersifat     substitusi    cenderung 
                         merupakan        pendekatan       untuk     menempatkan           menghasilkan  koeksistensi,  serta  yang  bersifat 
                         informasi yang kaya dari informan kunci atau kasus                komplementer  cenderung  menghasilkan  bentuk 
                         kritis.                                                           hibridisasi.    Dalam  pandangan  Evers  dan  Gerke 
                               Pengumpulan  data  lainnya  berupa  data                    (2003),  agar  pengetahuan  luar  menjadi  suatu 
                         sekunder  yang  bertujuan  untuk  menganalisis                    pengetahuan yang dapat diterima oleh masyarakat 
                         perkembangan kegiatan modernisasi pertanian yang                  maka  perlu  adanya  penyesuaian  dengan  kondisi 
                         pernah  dilakukan  melalui  berbagai  dokumen  dan                lokal.    Pendapat  ini  lebih  mengarah  pada  proses 
                         laporan  atau  bentuk  lainnya  yang  terdapat  pada              kontestasi yang menghasilkan proses koeksistensi 
                         instansi pemerintah (terutama dinas pertanian, BPS                dan hibridisasi.  Disi lain Nygren (1999) menyatakan 
                         dan Balai Penyuluhan Pertanian).                                  bahwa       banyak       ahli     pembangunan          yang 
                                                                                           beranggapan bahwa pengetahuan lokal merupakan 
                         3.  HASIL DAN PEMBAHASAN                                          penghambat  kemajuan,  sehingga  mendorong 
                         3.1   Kontestasi Pengetahuan Lokal dan                            terciptanya     proses     dominasi      sains    terhadap 
                                Sains  Dalam Pertanian Modern                              pengetahuan  lokal.    Dominasi  sains  terhadap 
                                                                                           pengetahuan lokal terjadi melalui proses hegemoni, 
                               Pertanian  di  lahan  rawa  pasang  surut                   dimana pertanian modern dianggap sebagai tahap 
                         Kalimantan  Selatan  sudah  dikembangkan  sejak                   lebih  lanjut  dari  pertanian  yang  didasarkan  atas 
                         ratusan tahun yang lalu oleh petani Banjar dengan                 pengetahuan        lokal.    Terkait    dengan       proses 
                         komoditas  utama  padi  sawah.    Jenis  padi  sawah              hibridisasi,    Escobar      (1999)      melihat     bahwa 
                         yang dikembangkan merupakan padi varietas lokal                   pengetahuan        lokal    dalam      kontestasi      akan 
                         yang  spesifik  tumbuh  baik  di  lahan  rawa  pasang             membentuk suatu hibrid melalui proses hibridisasi 
                         surut dengan toleransi tinggi terhadap kemasaman                  budaya (cultural  hybridization).    Proses  hibridisasi 
                         tanah.  Produktivitas padi lokal ini hanya 2,0-3,5 ton            seperti  ini  lebih  melihat  adanya  perpaduan  antara 
                         perhektar  dan  tergolong  rendah  dibandingkan                   dua kepentingan yang berbeda.  
                         dengan  produktivitas  padi  unggul  di  wilayah                        Secara  teoritis  bentuk  hibrid  ini  merupakan 
                         agroekosistem  lainnya  (terutama  pada  lahan                    hasil reproduksi dari proses kontestasi pengetahuan 
                         beririgasi seperti di Jawa yang dapat mencapai 4,0-               melalui hibridisasi kebudayaan yang dapat diterima 
                         6,0 ton perhektar).  Di sisi lain, pengusahaan padi               oleh  semua  pihak.  Dengan  kata  lain  pihak  yang 
                         lokal  ini  juga  hanya  dilakukan  sekali  setahun               memiliki  basis  pemikiran  dan  basis  kepentingan 
                         mengingat umurnya yang relatif panjang, mencapai                  ekonomi/material yang berbeda  pada akhirnya akan 
                         9-11 bulan.  Tanaman padi bukan hanya sekedar                     membentuk  satu  regim  politik  tunggal  menuju 
                         sebagai      komoditas      pertanian     semata,     tetapi      kesatuan pandangan  politik tentang alam. Proses 
                         menyangkut  sistem  sosial  yang  dikembangkan.                   hibridisasi ini dapat terjadi jika masing-masing pihak 
                         Teknis  budidaya  yang  dikembangkan  merupakan                   menganggap  bahwa  pihak  lain  di  luar  dirinya 
                         implementasi        kehidupan       sosial     masyarakat         memiliki kelebihan dan keunggulan tersendiri.  Oleh 
                         setempat  untuk  memanfaatkan  sumberdaya  alam                   karena  itu  untuk  menciptakan  berlangsungnya 
                         yang  ada.    Berbagai  pengetahuan,  teknologi  dan              proses  hibridisasi  ini  maka  perlu  adanya  gerakan 
                         kearifan  yang  dikembangkan  masyarakat  sangat                  emansipasi yang mampu membebaskan perangkap 
                         terkait  dengan kondisi spesifik lahan rawa pasang                pemikiran      bahwa  pengetahuan  lokal  adalah 
                         surut di wilayah ini.  Sistem pertanian padi seperti ini          irrasional.  Advokasi untuk membuka rasionalitas ini 
                         dalam  konteks  pembangunan  pertanian  dianggap                  diperlukan dalam menunjukkan bahwa pengetahuan 
                         tidak    efisien     dan    perlu     ditingkatkan,     baik      lokal  merupakan  bagian  yang  tidak  terlepaskan 
                         menyangkut        produktivitasnya      maupun  indeks            (embedded)  dalam  kehidupan  sosial  masyarakat 
                         pertanamanannya agar dapat diusahakan dua kali                    dan  bahwa  banyak  sains  dan  praktik  pertanian 
                         setahun dengan produktivitas yang tinggi.                         modern yang berakar dari pengetahuan lokal. 
                               Kontestasi  yang  terjadi  antara  sains  dan                     Kondisi agroeksistem lahan rawa pasang surut 
                         pengetahuan lokal  dalam  pengelolaan  lahan  rawa                tipe  A  yang  kurang  sesuai  untuk  pengembangan 
                         pasang surut, ini  menghasilkan proses  dominasi,                 padi unggul merupakan faktor utama petani Banjar 
                         koeksistensi,  dan  hidbridisasi.    Bentuk  kontestasi           hanya  menerapkan  sistem  pertanian  padi  lokal.  
                         yang  terjadi  menunjukkan  kecenderungan  yang                   Sistem sosial masyarakat yang terbentuk cenderung 
                         berbeda-beda tergantung pada sifat dan kedudukan                  tetap mempertahankan sistem pertanian padi lokal 
                         kedua  entitas  pengetahuan  tersebut.  Sains  dan                yang selama ini diterapkan petani Banjar.  Beberapa 
                         teknologi yang bersifat mengeliminasi pengetahuan                 paket teknologi dalam sistem budidaya padi unggul 
                         lokal  cenderung  menghasilkan  bentuk  dominasi,                 yang  dianggap  sesuai  dengan  kondisi  setempat 
                         © 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat                                397 
                           Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 395-401        ISBN: 978-602-6483-33-1 
                   
                  sudah diterima petani Banjar, seperti  penggunaan        justeru  terjadi  dalam  penerapan  teknologi  pupuk 
                  peralatan  sabit  untuk  panen  dan  mesin  perontok     kimia,  pestisida  dan  penggunaan  kapur  pertanian 
                  padi.    Pengembangan       model     surjan    yang     terhadap  penggunaan  bahan-bahan  organik  yang 
                  mengkombinasikan  antara  tanaman  padi  dengan          dahulu  digunakan  petani  Banjar  dalam  usahatani 
                  kelapa    merupakan  bentuk  perpaduan  model            padi lokal.   
                  pengelolaan tata air dengan diversifikasi di bidang            Menyangkut       aspek      organisasi     dan 
                  pertanian  yang  merupakan  program  pertanian           kelembagaan  sosial,  keberadaan  sistem  gotong 
                  modern.                                                  royong,  pola  kepemilikan  lahan,  dan  tolong 
                         Dalam  konteks  komunikasi  yang  tercipta        menolong tetap ada walaupun masuknya pola baru 
                  dalam  proses  kontestasi  ini,  Habermas  (2006),       sistem  upah,  sistem  sewa  dan  kredit  usahatani 
                  mengaitkannya  dengan  aspek  kepentingan  yang          melalui lembaga keuangan resmi.  Dominasi terjadi 
                  diusung  oleh  pihak  memiliki  kekuasaan,  sehingga     pada lembaga handil yang telah hilang peranannya 
                  disebutnya  sebagai  proses  dominasi  struktural.       dengan  munculnya  kelembagaan  kelompok  tani.  
                  Kontestasi  yang  menghasilkan  proses  dominasi         Kelembagaan baru ini muncul sebagai konsekuensi 
                  selalu  dimuati  oleh  kepentingan  menguasai  dan       dari  modernisasi  pertanian  yang  lebih  berorientasi 
                  menundukkan,  dan  disebut  sebagai  komunikasi          pada produktivitas pertanian.  Kelembagaan baru ini 
                  instrumental yang terwujud dalam bentuk tindakan         sebenarnya dimaksudkan untuk membantu petani, 
                  strategis.    Komunikasi  yang  diciptakan  dalam        tetapi dalam kenyataannya akibat pendekatan dan 
                  kondisi  ini  akan  menutup  ruang  berpendapat          intervensi  yang  arusnya  lebih  banyak  dari  atas, 
                  masyarakat  (public  sphere)  sehingga  masyarakat       inisitatif petani justru mengalami pemarjinalan (Gany 
                  ‘dipaksa’ menerima apa yang diberikan oleh pihak         2002).    Bahkan  pada  tahap  selanjutnya  dapat 
                  penguasa.  Pihak  yang  mendominasi  berupaya            mengikis  pengetahuan  lokal      yang  dimiliki  oleh 
                  mereproduksi pengetahuan yang menggiring kearah          petani (Shiva 1997). 
                  pandangan bahwa pengetahuan lokal yang dimiliki                Sains  yang  menjadi  basis  dalam  pertanian 
                  oleh masyarakat ternyata tidak mampu menghadapi          padi unggul pada lahan rawa pasang surut tipe C 
                  berbagai tantangan dan perubahan lingkungan yang         hanya  dominan  pada  penggunaan  pupuk  kimia, 
                  terjadi.                                                 pestisida,  kapur.    Sebaliknya  pengetahuan  lokal 
                        Khusus     untuk    aspek    organisasi    dan     petani  Banjar  terkait  dengan  varietas  lokal  dan 
                  kelembagan sosial, kelompok tani menjadi dominan         penggunaan  peralatan  olah  tanah  (tajak)  lebih 
                  dan  menggeser  peranan  handil  sebagai  lembaga        dominan dari varietas unggul maupun teknologi alat 
                  lokal  petani  Banjar.  Transfer  pengetahuan  lebih     olah tanah traktor tangan.  Peralatan panen berupa 
                  banyak  didominasi  melalui  proses  penyuluhan          ani-ani  dan  perontokan  dengan  cara  diinjak  juga 
                  pertanian, dan peranan kepala handil juga semakin        masih  tetap  eksis  walaupun  dengan  masuknya 
                  berkurang.  Gotong royong dalam bentuk ‘handipan’        sains  dan  teknologi  sabit  bergerigi  beserta  mesin 
                  pada kegiatan penanaman padi masih tetap eksis           perontok hingga mesin panen (combine harvester).  
                  malaupun sistem upah sudah dikenal di wilayah ini.       Hibridisasi terjadi dalam bentuk pola tanam unggul-
                  Begitu juga halnya dengan pola kepemilikan lahan         lokal  (sawit  dupa),  sistem  pengairan  dengan pintu 
                  seperti  hak  milik,  gadai,  dan  sakap  masih  tetap   air, dan diversifikasi pertanian dengan sistem surjan. 
                  eksis  walaupun  berkembang  pola  baru  dengan          Pada aspek kelembagan sosial, kelompok tani juga 
                  sistem  sewa.    Masuknya  sistem  kredit  untuk         mendominasi keberadaan kelembagaan handil dan 
                  pembiayaan       usahatani     juga    tetap    tidak    penyuluhan pertanian juga lebih banyak dilakukan 
                  menghilangkan      eksistensi  peminjaman      modal     melalui media kelompok tani.  Walaupun demikian, 
                  dengan keluarga dekat.                                   eksistensi dari kegiatan sosial lainnya seperti gotong 
                        Pada lahan rawa pasang surut tipe B, C, dan D      royong  tetap  berlangsung  meskipun  berkembang 
                  masuknya sains tentang budidaya padi unggul tetap        sistem  upah.    Pola  kepemilikan  lahan  yang  baru, 
                  tidak  menghilangkan  eksistensi  pengetahuan  lokal     yakni  sistem  sewa  juga  tidak  menghilangkan 
                  petani Banjar tentang budidaya padi lokal.  Begitu       eksistensi pola sakap dan gadai.  Terdapat bentuk 
                  juga  dengan  peralatan  yang  digunakan  dalam          perpaduan  antara  kegiatan  kelompok  tani  dengan 
                  kegiatan    pertanian     tetap   eksis    walaupun      kelompok arisan menjadi bentuk lumbung kelompok 
                  berkembang  sains  dan  teknologi  peralatan  olah       yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sarana 
                  tanah, panen dan pascapanen.  Di sisi lain, terjadi      produksi, terutama pengadaan pupuk kimia.  Pola-
                  perpaduan pengetahuan lokal dengan sains dalam           pola  hibrid  seperti  inilah  yang  sebenarnya  dapat 
                  bentuk pola tanam baru penanaman padi dua kali           dijadikan  teladan  bagi  pengembangan  sains  yang 
                  setahun (unggul-lokal yang disebut pola ‘sawit dupa’     tetap     mengakomodasi        pengetahuan      lokal 
                  = satu kali mewiwit/tanam dua kali panen). Dominasi      masyarakat  setempat.    Untuk  itulah  perlunya 
                  © 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat                 398 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Prosiding seminar nasional lahan basah tahun jilid isbn dinamika pengetahuan lokal petani banjar dalam sistem pertanian modern di rawa pasang surut local knowledge dynamics of banjarese farmers in agricultural system tidal swampland taufik hidayat prodi agribisnis fakultas universitas lambung mangkurat jalan a yani km kotak pos telp fax banjarbaru kalimantan selatan indonesia surel korespondensi taufikkdg yahoo com abstract is always process change and evolve depending on outside forces that exist evolution was mainly driven by contestation with science introduced the farming systems tidalswamp land this study aimed to analyze existence management swamp when became basis today s agriculture research case marsh types b c d data collected triangulation methods through depth interviews life history secondary obtained from reports historical records results showed proces it turns out type few can be applied especially high yielding variety society rice still but social institutions have be...

no reviews yet
Please Login to review.