Authentication
166x Tipe PDF Ukuran file 0.46 MB Source: berkas.dpr.go.id
Pusat Penelitian BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 12/II/Puslit/Juni/2018 URGENSI TES PSIKOLOGI UNTUK MEMPEROLEH SIM 13 Elga Andina Abstrak Tes psikologi merupakan ketentuan pembuktian tes kesehatan rohani yang diamanahkan UU LLAJ. Meskipun telah direncanakan, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menunda pelaksanaan tes psikologi sebagai salah satu persyaratan permohonan SIM. Tes ini diharapkan dapat menekan jumlah kecelakaan lalu lintas. Akan tetapi, pelaksanaan tes psikologi perlu mempertimbangkan: (1) validitas dan reliabilitas alat ukur; dan (2) penambahan biaya. Penelitian menyebutkan bahwa faktor psikologis berpengaruh terhadap kualitas pengemudi di jalanan, sehingga tes psikologi perlu dilakukan. Tes yang diberikan harus dapat mengukur kompetensi dan bukan sekadar potensi, oleh karena itu tes psikologi tidak boleh hanya sekadar tes tertulis tapi juga harus menilai perilaku mengemudi secara konkrit dengan teknik observasi ketika ujian praktik. Konsekuensi mekanisme tes psikologi yang menyeluruh ini adalah alokasi anggaran yang memadai yang perlu didorong oleh Komisi V sebagai mitra kerja Pemerintah. Pendahuluan calon untuk menentukan pengemudi Direktorat Lalu Lintas Polda yang cakap secara jasmani rohani, Metro Jaya menunda pelaksanaan sehingga kelak hanya mereka yang tes psikologi sebagai salah satu memiliki keterampilan teknis dan syarat permohonan Surat Izin mental yang berhak mengemudi. Mengemudi (SIM) baru maupun Dengan begitu, diharapkan angka perpanjangan. Padahal, tes sederhana kecelakaan dapat ditekan. berbasis komputer itu semula akan World Health Organization diberlakukan pada tanggal 25 Juni (WHO) mencatat sedikitnya 25 2018. Penundaan dilakukan karena juta orang meninggal di jalan PUSLIT BKD Polda Metro Jaya menyatakan belum karena kecelakaan (WHO, 2017: 2). dapat menyediakan sistem yang Negara berpenghasilan rendah dan dibutuhkan. menengah memiliki risiko kematian Pelaksanaan tes psikologi lebih tinggi dibandingkan negara ditujukan untuk melakukan seleksi kaya. Lebih dari 90% kematian di jalan terjadi di negara miskin, yang jumlah kendaraannya hanya 48% dari keseluruhan jumlah kendaraan di dunia (WHO, 2009: vii). Di Indonesia sendiri diperkirakan 15.3 kematian dari 100.000 orang disebabkan kecelakaan lalu lintas (WHO, 2015: 266). Seperempat dari kecelakaan di Indonesia tersebut berakibat kematian. Tabel 1. Statistik Status Korban Kecelakaan Lalu Lintas Periode Fatalitas Meninggal Total* 14 08/10/2016- 6.355 24.828 05/01/2017 06/01/2017- 6.172 24.784 05/04/2017 Sumber: korlantas.polri.go.id/statistik-2/, 06/04/2017- 6.435 24.415 diakses 29 Juni 2018. 04/07/2017 Grafik 1. Jenis Kendaraan yang Mengalami 05/07/2017- Kecelakaan Lalu Lintas di Tahun 2018 02/10/2017 6.724 27.056 03/10/2017- 6.121 24.790 Tes psikologi merupakan 31/12/2017 implementasi dari persyaratan 01/01/2018- kesehatan rohani yang dituntut 31/03/2018 6.061 24.872 dalam UU No. 22 Tahun 2009 Sumber: korlantas.polri.go.id/statistik-2/, tentang Lalu Lintas dan Angkutan diakses 25 Juni 2018. Jalan. Pelaksanaan tes psikologi *jumlah total status korban kecelakaan: ditujukan untuk menyeleksi calon meninggal + luka berat + luka ringan pengemudi yang cakap secara jasmani rohani sehingga nantinya Data statistik Korps Lalu Lintas hanya mereka yang memiliki Kepolisian Republik Indonesia keterampilan teknis dan mental (Korlantas Polri) sampai dengan yang berhak mengemudi. Ketentuan 29 Juni 2018 juga menunjukkan tes psikologi ini didukung oleh kecelakaan lalu lintas didominasi Komisi V DPR RI, karena dapat oleh pengendara sepeda motor, membantu mengetahui sejauh mana yaitu sebanyak 32.345 kendaraan kecenderungan pola perilaku calon (korlantas.polri.go.id, 2018). Jumlah ini pengguna jalan (nasional.sindonews. meningkat dari periode sebelumnya com,20/06/2018. Untuk mendalami yang sebelumnya 31.8354. Ironisnya, permasalah ini, tulisan ini akan sepeda motor merupakan kendaraan mengulas mengenai urgensi tes yang paling banyak digunakan psikologi untuk memperoleh SIM masyarakat Indonesia. dengan pengukuran yang tepat. keadaan mabuk dan menabrak ojek Urgensi Tes Psikologi Banyak negara maju yang online, mengakibatkan pengemudi tidak menggunakan persyaratan ojek harus kehilangan kakinya. tes psikologi ini dalam prosedur Alavi, dkk (2017) yang meneliti permohonan SIM, seperti di dampak faktor kognitif dan psikis Amerika dan Belgia yang hanya terhadap pelanggaran lalu lintas, menyelenggarakan tes praktik dan menemukan bahwa permasalahan teori. Tes psikologi diberlakukan di kejiwaan berpengaruh terhadap Swiss bagi mereka yang telah 3 kali pelanggaran lalu lintas, sehingga gagal pada ujian teori dan praktik. faktor psikologis pengemudi perlu Negara tetangga kita Malaysia dan dievaluasi sebelum mendapatkan Singapura juga tidak mensyaratkan SIM. Penelitian serupa dilakukan tes psikologi. Sementara itu, di Ghanavati, dkk (2018) terhadap Perancis, tes psikologi menjadi pengemudi bus di Iran, yang 15 kewajiban pengemudi yang menyimpulkan bahwa siklus membawa kendaraan publik. bioritmik emosi dan intelektual Kesamaan negara-negara tersebut berhubungan dengan insiden adalah pemohon SIM harus perilaku tidak aman. Oleh karena itu, melalui proses belajar mengemudi kepribadian menjadi penting untuk yang panjang dan bersertifikat memprediksi perilaku berkendara untuk memastikan pemohon telah yang aman. mempelajari keterampilan yang Meskipun begitu, ada beberapa memadai. faktor yang perlu dipertimbangkan Kondisinya berbeda di negara sebelum mengimplementasikan tes kita yang belum menumbuhkan psikologi. budaya berkendara yang aman. Pertama, masalah validitas dan Perilaku mengemudi yang tidak reliabilitas tes. Kepala Seksi Surat aman disebabkan rendahnya Izin Mengemudi Polda Metro Jaya perhatian pengemudi (Moser, Fahri Siregar merinci aspek yang 2011: 16). Pengalih perhatian ingin diukur melalui tes psikologi, pengemudi dapat bersifat fisik, yaitu: aspek kecerdasannya, stabilitas seperti makan, menelpon, membaca, emosi, kemampuan konsentrasi, dan aktivitas penumpang. Adapun kemampuan penyesuaian diri pengalih perhatian yang bersifat terhadap lingkungan, ketahanan mental, meliputi: emosi, beban kerja, serta pengendalian diri. pikiran, dan stres (antara lain: karena Tujuan tersebut dimanifestasikan terlambat atau mengejar tenggat). dalam tes psikologi yang berdurasi Hal ini diakui oleh Kepala Seksi 15 menit, dilaksanakan berbasis Kemitraan Korlantas Polri, bahwa komputer dengan komposisi 24 emosi tidak stabil dari pengemudi pertanyaan untuk pemohon baru yang umumnya masih remaja serta dan 18 pertanyaan untuk pemohon berkendara di bawah pengaruh perpanjangan SIM. Pertanyaannya alkohol, menjadi salah satu penyebab adalah, seberapa jauh validitas dan kecelakaan lalu lintas di Indonesia reliabilitas tes singkat tersebut? (tempo.com,8/10/2017). Kasus Tes yang valid dan reliabel sangat terbaru diberitakan tanggal 12 penting agar dapat memotret April 2018, ketika seorang wanita faktor psikologis yang diharapkan mengemudikan BMW dalam di atas. Psikotes kepribadian pada hakikatnya hanya mengukur potensi, psikologi perlu melibatkan psikolog akan tetapi belum tentu perilaku dengan menggunakan alat ukur yang yang termanifestasikan sama dengan tepat. Penelitian Alavi dkk (2017) potensi tersebut. Perilaku seseorang menyebutkan beberapa alat ukur di jalanan tidak saja dipengaruhi untuk mengetahui kapasitas mental faktor internal, tapi juga eksternal pengemudi yang dapat dilihat pada seperti kehadiran pengguna jalan Tabel 2. lain. Selain alat ukur yang telah Kedua, akan ada tambahan disebutkan, teknik observasi juga biaya. Tes psikologi akan memberikan dapat menjadi bantuan untuk beban biaya tambahan kepada mengetahui gambaran kepribadian pemohon SIM. Ritual permohonan pemohon. Tes tertulis sebaiknya SIM tidak dapat dibilang mudah. disandingkan dengan observasi yang Tidak jarang pemohon harus berulang dapat dilakukan ketika pemohon kali mengikuti paket tes sebelum melaksanakan tes praktik, untuk 16 mendapat SIM. Hal ini meningkatkan mendapatkan gambaran kualitas biaya permohonan, bahkan kepribadian yang lebih luas. menyebabkan banyak pemohon Konsekuensinya adalah perlu ada mengambil jalan pintas meminta pengkajian mengenai alat ukur yang bantuan calo. tepat dan pengalokasian anggaran agar tidak membebankan pemohon. Pengukuran Psikologis Pengemudi Penutup Untuk melakukan pengukuran Tes psikologi merupakan psikologi dalam prosedur ketentuan pembuktian tes kesehatan permohonan SIM, perlu komitmen rohani yang diamanahkan UU pemerintah untuk menjadikan LLAJ. Tes psikologi merupakan kebijakan ini bukan sekadar cara menyaring pengguna jalan formalitas, akan tetapi sebagai yang aman, dengan implikasi fondasi untuk meningkatkan bahwa pengguna jalan yang tidak keamanan di jalan raya. Artinya, aman harus ditekan dan tidak proses permohonan tidak hanya dibiarkan mendapatkan SIM. bersifat administratif, tapi teknis. Artinya prosedur permohonan SIM Dengan begitu, setiap tes dapat perlu dilakukan secara teliti dan mencerminkan kompetensi pemohon sungguh-sungguh, tidak hanya yang sebenarnya. Pengukuran bersifat formalitas. Tabel 2. Contoh Alat Ukur Psikologi untuk Pengemudi Alat Ukur Tujuan Item Manchester Driving Behavior Mengukur perilaku 50 Questionnaire (MDBQ) mengemudi Tes Kepribadian Kepribadian Kuesioner penyalahgunaan rokok Adiksi terhadap dan zat rokok/narkoba/ miras Wawancara psikologi Kepribadian Sumber: Alavi, dkk, 2017
no reviews yet
Please Login to review.