Authentication
216x Tipe PDF Ukuran file 0.26 MB Source: dewey.petra.ac.id
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal Menurut De Vito komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantab dan jelas (DeVito, 2011, p.252). Berdasarkan teori diatas, Devito mengungkapkan bahwa sebuah komunikasi interpersonal dapat langsung antar pramuniaga dan pelanggan, anak, dan ayah, dua orang dalam satu wawancara, dan lain-lain. komunikasi interpersonal dilakukan tidak hanya sekedar berbicara saja tetapi ada relationship yang dibangun antara komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi interpersonal yang dijelaskan oleh Devito bahwa antar kommunikator dan komunikan memungkinkan untuk berdialog, dimana masing-masing yang terlibat dalam komunikasi tersebut menjadi pembicara dan pendengar yang baik, sehingga terdapat interaksi diantara mereka. Menurut Effendy komunikasi interpersonal juga dapat diartikan sebagai bagaimana komunikasi antar komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percakapan (Effendy, 2000, p.8). Jadi jika disimpulkan, pengertian dari komunikasi interpersonal adalah sebuah pertukaran informasi antara dua orang yang terhubung serta akan memperoleh umpan balik serta memiliki tujuan untuk membangun hubungan. Pengertian komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh Effendy memiliki kesamaan dengan yang diungkapkan oleh Devito komunikasi interpersonal sama- sama dilakukan untuk membangun sebuah hubungan. Komunikasi interpersonal sendiri memiliki dua jenis, yaitu : 1. Komunikasi diadik dimana komunikasi antar pribadi yang berlangsung antara dua orang, yang seorang ialah komunikator (penyampai pesan) dan yang seorang lagi ialah komunikan (penerima pesan). Dalam komunikasi diadik ini, komunikator memusatkan perhatiannya kepada komunikan seorang itu. 10 Universitas Kristen Petra 2. Komunikasi triadic, dimana komunikasi ini terdiri dari tiga orang, seorang komunikator dan dua orang komunikan. Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik termasuk lebih efektif karena komunikator dapat menguasai frame of references dari komunikan itu sendiri, juga umpan balik yang berlangsung. 2.1.1 Model Komunikasi Interpersonal Pesan yang akan disampaikan / saluran Umpan balik Sumber / Sumber / enkoder Gangguan enkoder Penerima/ Penerima/ dekoder dekoder Umpan balik Pesan yang akan disampaikan/disalurkan Gambar 2.1 Model komunikasi Interpersonal Sumber : Komunikasi Antar Manusia (Devito. 2011, p.24). Sesuai dengan model komunikasi di atas menunjukan bahwa dari sumber pesan akan menyampaikan pesannya kepada penerima pesan melalui saluran. Selanjutnya penerima pesan akan memberikan tanggapan bisa berupa feedback atau feedforward. Pada gambar diatas menunjukkan bahwa sumber pesan bisa juga menjadi penerima pesan, dan sebaliknya. Terlihat juga ada gangguan dalam proses komunikasi 11 Universitas Kristen Petra interpersonal. Peneliti akan mengamati proses komunikasi interpersonal antara ibu dan anak sesuai dengan elemen-elem di bawah ini. 2.1.2 Elemen-elemen dalam komunikasi interpersonal Beberapa elemen dalam komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut (Devito, 2011, p. 25-28): 1. Sumber – penerima. Setiap orang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara) dan juga sekaligus melakukan fungsi penerima (atau pendengar). Istilah sumber – penerima menegaskan 2. Enkoding – Dekoding. Dalam ilmu komunikasi Encoding merupakan kegiatan memproduksi pesan, contoh : berbicara atau menulis. Decoding merupakan kebalikan dan berhubungan dengan kegiatan untuk memahami pesan, contoh : mendengarkan atau membaca. 3. Kompetensi Komunikasi. Mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar tertent di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain. pengetahuan tentang tata cara perilaku nonverbal - misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik – juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi. 4. Pesan dan saluran. Pesan dalam komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan pesan melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari pancaindra kita. Sinyal ini bisa berupa sesuatu yang didengarkan (auditory) dilihat (seeing), diraba atau 12 Universitas Kristen Petra disentuh (touching), dibau (smelling), dirasakan (tasting), atau kombinasi dari beberapa jenis sinyal. Pesan dalam hal ini bisa berupa umpan balik dan umpan maju. Umpan balik adalah informasi yang dikirim kembali ke sumbernya. 5. Umpan balik dan umpan maju. Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari diri sendiri maupun orang lain, misalnya pembicara sedang berbicara, ia mendengar dan dan dirinya sendiri. Sedangkan umpan maju dapat berasal dari diri sendiri maupun orang lain, misalnya pembicara sedang berbicara, ia mendengar dari dirinya sendiri. Artinya ia menerima umpan balik dari dirinya sendiri. Sedangkan feedforward adalah informasi yang disedikan sebelum mengirim pesan utama. Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. 6. Gangguan (noise). Hambatan adalah segala sesuatu yang medistrosi pesan, segala sesuatu yang dapat menghambat penerimaan dan penerimaa pesan. Semua komunikasi mengandung gangguan dan walaupun kita tidak dapat meniadakannya sama sekali kita dapat mengurangi gangguan dan dampaknya. Gangguan dalam komunikasi interpersonal antara lain : a. Gangguan fisik Gangguan fisik adalah interfensi eksternal dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain dari sumber atau penerima. Contohnya adalah desingan mobil yang lewat. Suara-suara berisik yang menggangu dilingkungan sekitar dan lainnya. b. Gangguan psikologis Gangguan psikologis adalah interferensi kognitif atau mental. Contohnya yaitu bias dan prasangka pada sumber dan penerima, pola pikir yang tertutup, emosi yang ekstrim (marah, sedih, dan sebagainya). c. Gangguan sematik 13 Universitas Kristen Petra
no reviews yet
Please Login to review.