Authentication
235x Tipe DOCX Ukuran file 0.53 MB Source: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.id
MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF MASALAH PENELITIAN KUALITATIF Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif Dosen pengampu: Hieronimus Sujati M.Pd. Oleh : Dian Maya Saputri NIM. 16108241130 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018 A. Pengertian Masalah Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik. Masalah berhubungan dengan kesenjangan yang harus diisi atau sekurangnya dipersempit. Masalah adalah kesenjangan antara harapan (dass sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what shoud be) dengan yang ada (what it is) [ CITATION Sur94 \l 1057 ]. Sejatinya ketika seseorang akan melakukan penelitian, salah satu sub materi penting yang harus dikuasai adalah pembahasan mengenai masalah. Setiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu instansi selalu diawali oleh adanya permasalahan yang ingin dicari penyelesaiannya. Salah satu cara yang paling berpeluang tinggi menghasilkan solusi-solusi terbaik adalah dengan melakukan penelitian. Seperti yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang dimaksudkan atau diadakan dalam rangka pemecahan suatu permasalahan seperti yang dikemukakan oleh Azwar (2016, hal. 1). Keberadaan suatu masalah merupakan salah satu komponen penting yang harus dipenuhi ketika ingin melakukan suatu penelitian. Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Pada dasarnya penentuan masalah bergantung pada paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti, yaitu apakah ia sebagai peneliti, evaluator, ataukah sebagai peneliti kebijakan[ CITATION Lin85 \l 1057 ]. Faktor-faktor yang berhubungan tersebut dapat berupa konsep, data empiris, pengalaman, atau bahkan unsur-unsur lain. Jika unsur-unsur tersebut diletakkan berpasangan maka akan menghasilkan sejumlah tanda tanya ,kesukaran yaitu sesuatu yang tidak dipahami atau juga tidak dapat dijelaskan pada waktu tersebut. Untuk melakukan penelitian maka diperlukan penelaahan dari berbagai faktor. Menurut Sedarmayanti & Hidayat (2011), masalah adalah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan apa yang disebut dengan permasalahan penelitian adalah suatu pembatasan fokus perhatian pada ruang lingkupnya sampai menimbulkan pertanyaan dalam diri orang-orang yang mencari permasalahan. Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban.[ CITATION Lin85 \l 1057 ] Kesenjangan masalah menimbulkan kebutuhan untuk menutupnya dengan mencari jawaban atas pertanyaan yang menimbulkan kesenjangan. Kegiatan menutup kesenjangan dilakukan dengan penelitian. Dengan kata lain, penelitian mencari satu jawaban yang belum diketahui, memenuhi keutuhan yang belum tersedia, dan menyediakan yang belum ada. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan. Menurut jenisnya, masalah dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama, masalah deskriptif. Masalah deskriptif adalah masalah yang mendeskripsikan satu variabel pada satu kelompok tanpa menghubungkan dengan variabel lain atau membandingkannya dengan kelompok lain. Kedua, masalah korelasi. Masalah korelasi adalah masalah yang memuat hubungan antara satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel yang lain. Ketiga masalah perbandingan. Masalah perbandingan adalah masalah yang memuat perbandingan satu atau lebih kelompok dalam hal satu variabel. Masalah ini tidak dapat dipisahkan dengan sumber masalah. Menurut [CITATION Sur94 \p 61-63 \l 1057 ] sumber sumber masalah yang dapat diidentifikasi meliputi: 1. Bacaan Terutama Hasil Penelitian Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi sumber identifikasi masalah. Tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak daripada yang dijawabnya, karena yang demikian ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan. 2. Diskusi, Seminar, Pertemuan Ilmiah Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah dapat menjadi sumber masalah penelitian karena para peserta dapat melihat hal-halyang dipersoalkan secara profesional hinggga muncul masalah. 3. Pernyataan Pemegang Otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan) Pertanyaan pemegang otoritas dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas pemerintahan ataupun ilmu pengetahuan. Contoh prnyataan pemegang otoritas pemerintahan adalah pernyataan menteri pendidikan mengenai daya serap siswa SMU. Contoh pernyataan otoritas ilmu pengetahuan adalah pernyataan ahi pendidikan mengenai penjurusan di SMU 4. Pengamatan Sepintas Pengamatan Sepintas dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli kesehatan menemukan masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan air minum. 5. Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan dengan sejarah perkembangan dan kehidupan pribadiatau profesional. 6. Perasaan Intuitif Perasaan intuitif dapat menjadi sumber masalah Misalnya, masalah muncul ketika pagi hari setelah bangun tidur atau setelah beristirahat. Selama idur atau istirahat terjadi konsolidasi atau pengenadapan bberbagai informasi berkaitan dengan masalah. B. Mengidentifikasi dan Memfokuskan Masalah 1. Mengidentifikai Masalah Identifikasi masalah merupakan upaya untuk meneglompokkan, mengurutkan, sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan bidang- bidang ilmu dan atau profesi peneliti [CITATION Nan10 \p 271 \l 1057 ] Sebagai contoh, peneliti pada bidang kurikulum dan pembelajaran, akan memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah teori kurikulum dan pembelajaran dan aplikasinya pada berbagai jenjang dan bidang studi. Menurut Yatim (1996) masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara das dan sollen (yang ideal) dengan das sain (yang senyatanya), yakni kesenjangan antara apa yang seharusnya (menjadi harpan) dengan apa yang ada dalam kenyataan. Kesenjanga tersebut dapat mengacu kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan tersebut. Masalah yang perlu dijawab melalui penelitian cukup banyak dan bervariasi, misalnya maslah dalam bdidang pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan, yaitu masalah kualitas, pemerataan, relevansi, dan efisien pendidikan. Dari berbagai permasalahan yang ada di atas, peneliti perlu mengidentifikasi, memilih, dan merumuskannya. Secara umum sumber masalah penelitian dapat digali dari beberapa sumber, yaitu sebagai berikut. a. Bacaan Jurnal penelitian merupakan laporan hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahka semua masalah yang ada karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab. Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah, misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendiskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi ipoleksosbudhankam atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat di media cetak. b. Pertemuan Ilmiah Masalah dapat diperoleh dari pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi, lokakarya, konferensi, dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasaahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian. c. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas) Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figur yang dianut oleh orang-orang yang ada diawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat formal dan nonformal. Misalnya, pernyataan Mendiknas tentang rendahnya kualitas lulusan SMU, rendahnya angka lulusan sekolah kejuruan yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan, dan sebagainya. Ini merupakan contoh pernyataan yang disampaikan oleh pemegang otoritas formal yang dapat dijadikan sumber masalah. Sedangkan yang nonformal misalnya
no reviews yet
Please Login to review.