Authentication
169x Tipe DOCX Ukuran file 0.06 MB Source: repository.utu.ac.id
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang sangat penting, karena salah satu tujuan pembangunan. Selain itu, tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak. Kondisi peternakan di Indonesia telah mengalami pasang surut. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter tahun 1997, telah membawa dampak terpuruknya perekonomian nasional, yang diikuti penurunan beberapa usaha peternakan. Dampak krisis secara bertahap telah pulih kembali dan mulai tahun 1998-1999 pembangunan peternakan telah menunjukkan peningkatan. Kontribusi peternakan terhadap PDB pertanian terus meningkat sebesar 6,35% pada tahun 1999. Bahkan tahun 2002 meningkat mencapai 9,4% tertinggi diantara sub sektor pertanian. Peran strategis peternakan juga berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan. Pemerintah telah menetapkan tiga sasaran utama program penanggulangan kemiskinan, yakni; menurunnya persentase penduduk yang berada di garis kemiskinan menjadi, terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau, dan terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu. Pembangunan peternakan tidak terlepas dari berbagai masalah dan tantangan. Globalisasi ekonomi merupakan salah satu ancaman dan sekaligus peluang bagisektor peternakan. Menjadi ancaman jika Indonesia tetap menjadi importir input dan teknologi peternakan untuk menggerakkan proses produksi dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dalam negeri. Ketergantungan pada impor jika tidak ditunjang oleh usaha-usaha kemandirian 2 yang produktif, akan mendorong ketergantungan semakin sulit dipecahkan. Indonesia mempunyai peluang untuk mengisi pangsa pasar dunia karena Indonesia dianggap sebagai negara produsen yang aman karena produk ternak yang masih murni dan bebas dari penyakit mulut dan kuku. Peternakan merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai usaha di masa depan. Kebutuhan masyarakat akan produk- produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna meningkatkan kualitas hidup. Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Peternakan mempunyai arti penting dalam usaha perbaikan dan peningkatan mutu makanan. Memperbaiki dan meningkatkan mutu makanan berarti melengkapi makanan dengan zat lemak dan protein hewan. Hasil peternakan merupakan persediaan lemak dan protein yang terpenting. Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 sebelum masehi yang dimulai dengan domestikasi kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya (wol). Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil 3 kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, unta, dan lain-lain. Subsektor peternakan terbagi menjadi ternak besar, yaitu sapi (perah/potong), kerbau, dan kuda, dan ternak kecil yang terdiri dari kambing, domba serta ternak unggas (ayam, itik, dan burung puyuh). Kegiatan usaha yang menarik dikaji di subsektor peternakan adalah usaha agribisnis ayam ras pedaging. Ayam pedaging disebut juga ayam broiler merupakan salah satu komoditi peternakan yang cukup menjanjikan karena produksinya yang cukup cepat untuk kebutuhan pasar dibandingkan dengan produk ternak lainnya. Selain itu, ayam ras pedaging mempunyai keunggulan pertumbuhan yang sangat cepat dengan penambahan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, serta konsumsi pakan yang kecil, sehingga ayam ras pedaging siap dipotong pada usia muda dan menghasilkan kualitas daging berserat lunak dengan biaya yang hemat. Perkembangan yang pesat dari ayam ras pedaging ini juga merupakan upaya penanganan untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam. Ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Masa panen ayam broiler hanya memakan waktu 5-6 minggu, dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan tersebut, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Dalam upaya pemenuhan protein hewani yang dibutuhkan masyarakat dan peningkatan pendapatan peternak, maka pemerintah dan peternak telah berupaya mendayagunakan sebagian besar sumber komoditi ternak yang 4 dikembangkan, diantaranya adalah ayam pedaging (broiler). Sebagaimana diketahui ayam broiler merupakan ternak penghasil daging yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan ternak potong lainnya. Hal inilah yang mendorong banyak peternak mengusahakan peternakan ayam broiler ini. Perkembangan tersebut didukung oleh semakin kuatnya industri hilir seperti perusahaan pembibitan (breeding farm), perusahaan pakan ternak (feed mill), perusahaan obat hewan dan peralatan peternakan. Konsumsi ayam untuk Indonesia tahun 2012 sekitar 7,4 kg/kapita/tahun jauh dibawah Malaysia yang 36 kg/kapita/tahun. Ditargetkan tahun 2013 konsumsi ayam sekitar 8,6 kg/kapita/tahun. Jika prediksi peningkatan konsumsi ayam ini benar, maka produksi DOC 2013 akan naik sebesar 19%, yaitu dari 1,9 miliar ekor (broiler) menjadi 2,2 miliar (http://blog pasar unggas.com. Bisnis unggas selalu menggairahkan. Diakses tanggal 20 Mei 2014). Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu sentra peternakan ayam broiler. Sejak beberapa tahun terakhir peternak ayam broiler didaerah ini semakin maju dan berkembang. Sektor ini mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat dapat mempengaruhi pendapatannya, disamping itu untuk pengembangan usaha kedepan diperlukan akses integrasi pasar yang lebih luas, sehingga memberi dampak terhadap meningkatnya produksi peternakan ayam broiler tersebut.
no reviews yet
Please Login to review.