Authentication
254x Tipe DOCX Ukuran file 0.04 MB Source: eprints.mercubuana-yogya.ac.id
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP PRODUKSI KARBONDIOKSIDA (CO2) DAN ETILEN (C H ) BUAH PISANG KEPOK 2 4 Dwiyati Pujimulyani, Pandu Satya Permana, Ch. Lilis Suryani Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Mercu Buana Yogyakarta pandusatyapermana93@gmail.com Abstrak : Pisang kepok merupakan buah yang terkenal di Indonesia. Hampir setiap wilayah di Indonesia mempunyai komoditas buah pisang kepok. Buah pisang kepok merupakan buah yang banyak dimanfaatkan sebagai buah segar maupun bahan pangan olahan. Akan tetapi banyak permasalahan yang menyebabkan turunnya mutu buah pisang selama penanganan masa panen. Suhu penyimpanan memiliki peran yang penting dalam menjaga kualitas Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap laju respirasi dan produski gas etilen pada buah pisang. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah, kadar etilen dan CO . 2 Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor. Faktor yang pertama adalah suhu penyimpanan, yaitu suhu 15°C, 35°C dan suhu ruang. Faktor yang kedua adalah usia pisang, yaitu pisang dengan waktu simpan 1 hari dan pisang dengan waktu simpan 3 hari. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS analisis ANNOVA untuk melihat perbedaan pada masing – masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gas etilen berkisar antara 21,05 – 139,23 ppm, kadar gas CO berkisar 5721- 115560 ppm. 2 Berdasarkan hasil pengujian ditentukan bahwa penyimpanan pada suhu 15°C merupakan suhu yang dapat memperlambat kematangan buah. Kata Kunci : Pisang kepok, penyimpanan, suhu, etilena merupakan buah yang memikiki banyak 1. Pendahuluan manfaat untuk tubuh. Kandungan vitamin 1.1. Latar Belakang B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 Pisang di Indonesia memiliki banyak jenis mg per 100 g. Selain berfungsi sebagai dan varietas. Jenis pisang anata lain pisang koenzim untuk beberapa reaksi dalam mas, pisang raja, pisang canvendish, pisang metabolisme, vitamin B6 berperan dalam tanduk, pisang ambon, pisang kepok, dst. sintetis dan metabolisme protein, khususnya Pisang kepok merupakan varietas yang serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif paling banyak digunakan sebagai bahan sebagai neurotransmitter dalam kelancaran pangan olahan dibandingkan varietas pisang fungsi otak. Vitamin B6 juga berperan dalam yang lain metabolisme energi yang berasal dari Pada proses penyimpanan buah karbohidrat. Peran vitamin B6 ini jelas pisang dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. mendukung ketersediaan energi bagi otak Sehingga suhu penyimpanan menjadi hal untuk aktivitas sehari-hari (Suyanti dan yang diperhatikan. Buah pisang juga Ahmad, 1992). Para eksportir dan pedagang besar buah banyak mengeluhkan bahwa buah-buahan 2. Tinjauan Pustaka dari hasil pertanian di lapangan sebesar 40% 2.1 Pisang Kepok dan hanyalah 70% yang dapat dijual ke Tanaman pisang kepok (Musa konsumen. Penurunan kualitas dari buah paradisiaca L.) merupakan tanaman dalam tersebut antara lain disebabkan oleh faktor golongan terna monokotil tahunan berbentuk internal dan faktor eksternal dari perlakuan pohon yang tersusun atas batang semu. buah setelah pemanenan. Faktor eksternal Batang semu ini merupakan tumpukan yang berpengaruh antara lain sudah tergores pelepah daun yang tersusun secara rapat dan serta tumbukan dan goncangan selama teratur. Percabangan tanaman bertipe transportasi. Faktor internal adalah produksi simpodial dengan meristem ujung gas etilen dan laju respirasi. memanjang dan membentuk bunga lalu Proses pematangan yang terjadi buah. Bagian bawah batang pisang 23 selama penyimpanan buah pisang juga akan menggembung berupa umbi yang disebut meningkatkan laju respirasi, produski gas bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari etilen, akumulasi gula dan perombakan kuncup pada bonggol yang selanjutnya klorofil (Krishnamoorthy, 1981). Laju tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah respirasi digunakan sebagai acuan sebagai pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat laju kemunduran mutu bahan pangan. Laju partenokarpi (Anonim b, 2009). Daun respirasi merupakan bentuk yang baik untuk pisang letaknya tersebar, helaian daun daya simpan buah, laju respirasi dianggap berbentuk lanset memanjang yang sebagai ukuran laju metabolisme. panjangnya antara 30-40 cm. Daun yang Pisang merupakan buah klimakterik paling muda terbentuk di bagian tengah dan juga masuk kedalam kategori buah tanaman, keluarnya menggulung dan terus dengan laju respirasi sedang. Oleh karena itu tumbuh memanjang. Kemudian secara hal-hal yang berkaitan dengan produksi gas progesif membuka. Helaian daun bentuknya CO dan gas etilen pada saat proses lanset memanjang, mudah koyak, 2 pematangan di dalam ruang penyimpanan panjang1,5-3m, lebar 30-70 cm, permukaan sangat perlu untuk diperhatikan. bawah daun berlilin, tulang tengah penopang Dari latar belakang inilah perlu jelas disertai tulang daun yang nyata, muncul permasalahan pengaruh suhu tersusun sejajar dan menyirip penyimpanan pada buah klimaterik khususnya buah pisang kepok. 2.2 Pematangan Pisang Selama terjadi proses pematanga 1.2. Tujuan buah pisang terjadi perubahan fisik maupun Penelitian ini bertujuan untuk kimia. Perubahan yang terjadi adalah mengetahui suhu penyimpanan yang tepat perubahan tekstur, warna dan rasa. guna memperlambat pematangan buah Perubahan tekstur yang terjadi adalah dari pisang kepok. Faktor yang diteliti adalah keras kemudian menjadi semakin lunak. kadar gas karbon dioksida dan etilen. Faktor Perubahan warna mulai dari hijau berubah pengaruh yang diamati adalah suhu menjadi kuning. Perubahan yang terjadi penyimpanan dan waktu simpan buah lainnya adalah perubahan rasa dari pisang. perubahan pati menjadi gula. Proses pematangan buah pisang merupakan proses pengakumulasian gula dengan merombak pati menjadi senyawa Intensitas respirasi dianggap sebagai ukuran yang lebih sederhana. Tidak seperti buah laju metabolisme. Laju metabolisme yang pada umumnya yang mengakumulasi gula tinggi biasanya disertai oleh umur simpan secara langsung dari pengiriman asimilat yang pendek. Hal tersebut merupakan hasil fotosintesis di daun yang umumnya petunjuk laju kemunduran mutu dan nilainya dikirim ke organ lain dalam bentuk sukrosa sebagian bahan makanan (Anderson dan Beardall, 1991). Menurut Quazi dan Freebairn (1970), dan 2.4. Hipotesis Krishnamoorthy (1981), pada saat proses Suhu penyimpanan dan waktu buah pematangan buah terjadi peningkatan pisang kepok setelah dipanen diduga respirasi, produksi etilen serta terjadi berpengaruh produksi karbon dioksida dan akumulasi gula, perombakan klorofil dan etilena. senyawa lain sehingga buah menjadi lunak. Pelunakan buah disebabkan juga oleh 3. Metode Penelitian degradasi protopektin tidak larut menjadi 3.1. Alat dan Bahan pektin yang larut atau oleh hidrolisis pati Penelitian ini menggunakan bahan dan hidrolisis lemak (Matto etal., 1975). baku buah pisang kepok yang diperoleh dari daerah Turi, Daerah Istimewa yogyakarta. 2.3. Respirasi Alat yang digunakan adalah GC (Gas Respirasi sangat mempengaruhi Chromatograph) shimadzu tipe 8A. Media kegiatan metabolisme di dalam suatu dan alat pembantu yang digunakan adalah jaringan hidup, hal ini sejalan dengan suntikan gas 10 ml. dan wadah penyimpanan pendapat Pantastico (1986) yang berupa toples plastik dengan. Toples mengatakan bahwa respirasi merupakan berbentuk balok dengan dimensi panjang 28 suatu ukuran laju jalanya metabolisme, cm, lebar 23 cm dan tinggi 7 cm. Media sehingga laju respirasi suatu produk setelah pengambil sampel menggunakan syiringe dipanen dapat menjadi suatu petunjuk gas lock system kapasitas 1 ml. Media seberpa lama suatu produk hasil panen dapat penyimpan menggunakan almari pengering bertahan setelah proses pemenanan. dan kulkas. Penyimpanan manggis yang dilakukan dengan cara mengatur suhu penyimpanan 3.2 Tempat dan Waktu dan jumlah O -CO di dalam media Tempat pelaksanaan penelitian 2 2 penyimpanan terbukti dapat memperlambat dilakukan di Laboratorium Analisis tingkat laju respirasi manggis. Laju respirasi Instrumental, Departemen Teknik Kimia, setiap buah berbeda-beda, tergantung dari Fakultas Teknik UGM. Penelitian seberapa besar buah dapat bereaksi dengan dilaksanakan pada bulan Januari 2019. suhu lingkungannya dan besar kecilnya jumlah etilen yang diproduksi buah setelah 3.3 Cara Penelitian dipanen. Penelitian ini diawali dengan Menurut Pantastico (1989), sebagian perisapan bahan baku yaitu pisang kapok besar perubahan-perubahan fisikokimiawi yang masih di pohon untuk siap dipanen. yang terjadi dalam buah yang sudah dipanen Pisang kapok yang sudah berumur 1 hari berhubungan dengan metabolisme oksidatif, dari waktu panen kemudian ditimbang termasuk di dalamnya respirasi. Laju dengan berat 1 kg menggunakan alat uji respirasi merupakan petunjuk yang baik neraca 3 lengan dan dimasukkan pada toples untuk daya simpan buah sesudah di panen. yang sudah dimodifikasi, supaya gas yang
no reviews yet
Please Login to review.