jagomart
digital resources
picture1_Power Point - Penggunaan Kapur Tohor  Cao Dan Sodakaustik Naoh Pada Pengelolaan Air Asam Tambang


 321x       Tipe PPTX       Ukuran file 0.10 MB    


File: Power Point - Penggunaan Kapur Tohor Cao Dan Sodakaustik Naoh Pada Pengelolaan Air Asam Tambang
studi efektivitas penggunaan kapur tohor cao dan soda kaustik naoh pada pengelolaan air asam tambang jurnal saintek itm volume 33 nomor 1 hanswily sinaga f1d118025 air asam tambang aat merupakan ...

icon picture PPTX Power Point PPTX | Diposting 10 Jan 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
       STUDI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KAPUR TOHOR  (CaO) DAN 
         SODA KAUSTIK (NaOH) PADA  PENGELOLAAN AIR ASAM 
                         TAMBANG
    Jurnal Saintek ITM, Volume 33, Nomor 1 
                                        HANSWILY SINAGA
                                           F1D118025
     Air asam tambang (AAT) merupakan masalah utama yang memberikan 
     pencemaran signifikan pada industri pertambangan dan penyebab utama 
     AAT adalah keberadaan mineral pirit dan sulfida pada batuan. Menurut 
     Sayoga  (2014),  air  asam  tambang  terbentuk  sebagai  hasil  oksidasi 
     mineral sulfida mengandung sulfur pada lingkungan berair.
     Dalam prosesnya, AAT akan melarutkan logam yang ada pada batuan 
     sulfida dan bersifat racun, dan jika dilepas ke badan air dapat mencemari 
     air  permukaan dan berbahaya untuk kehidupan biota akuatik, vegetasi 
     dan kehidupan liar lainnya. Pencemaran AAT tidak akan berhenti dengan 
     selesainya  kegiatan  tambang,  namun  dapat  bertahan  dan  terus 
     berlangsung hingga puluhan sampai ratusan tahun selama mineral sulfida 
     pada batuan masih ada. AAT juga berpotensi menurunkan kualitas tanah, 
     habitat  akuatik,  dan  peningkatan  logam  terlarut  dalam  airtanah.  Oleh 
     sebab itu AAT harus dikelola.
       Pada penelitian ini dilakukan pengujian penggunaan kapur tohor  (CaO) dan 
       soda kaustik (NaOH) pada pengelolaan air asan tambang (AAT)
       Material    untuk    uji  laboratorium      Selanjutnya  sample  air  dibagi 
       berupa  batubara  dengan  nilai  kalor      atas   sembilan  bagian  untuk 
       rerata  5.700  kkal/kg  dan  tanah          dimasukkan ke dalam gelas ukur 
       penutup  (overburden)  diambil  dari        1  liter.  Gelas  ukur  pertama 
       tambang batubara di kecamatan Tebo          digunakan  untuk  uji  kandungan 
       Ilir  Kabupaten  Tebo  Provinsi  Jambi.     TSS,  empat  gelas  ukur  berikut 
       Pembuatan  sampel  AAT  dilakukan           ditambahkan kapur tohor dengan 
       dengan     menyiapkan       overburden      berat masing-masing 1 gr, 3 gr, 5 
       kering  5  kg  dan  batubara  berukuran     gr  dan  7  gr.  Empat  sampel lain 
       5-10  cm  sebanyak 30 kg. Masukkan          ditambahkan       soda     kaustik 
       material  ke  dalam  ember  plastik,        dengan volume masing-masing 1 
       tambahkan  30  liter  air  bersih    dan    ml, 3 ml, 5 ml dan 7 ml. Waktu 
       aduk merata hingga seluruh material         pengadukan      yang     dilakukan 
       terendam air. Lakukan pengukuran pH         kepada  semua  sampel  yang 
       air  berkala  selang  15  menit  hingga     diberikan bahan kimia bervariasi 
       nilai pH konstan.                           dari 5-480 menit.
       Hasil  pengukuran  pH  pada  sampel  awal  untuk  selang  waktu  15  menit 
       menunjukkan terjadinya penurunan yang signifikan dari pH awal 7,6 hingga 
       mencapai 3,8 selama 4 jam material batubara, overburden dan air tercampur. 
       Setelah 4 jam hingga 120 jam sampel didiamkan, terjadi juga penurunan pH 
       namun lambat.
       Pengelolaan  AAT  dengan  kapur  Pengelolaan  AAT  dengan  soda 
       tohor (CaO)                                     kaustik (NaOH)
       Pengujian  laboratorium  terhadap  AAT          Skala  laboratorium  juga  dilakukan 
       dengan  pemberian  kapur  tohor  (CaO)          pemberian NaOH dengan dosis dan 
       dengan  dosis  dan  waktu  pengadukan           waktu  pengadukan  yang  berbeda. 
       yang  berbeda  menunjukkan  nilai  pH           Untuk pemberian dosis NaOH 1 ml/l 
       cenderung  naik  menuju  netral.  Pada          nilai  pH  hanya  mencapai  4  dan 
       pemberian dosis CaO 1 gr/l maka nilai           tidak  bergerak  naik  lagi  meskipun 
       pH  mencapai  6  pada  pengadukan  di           diberi    pengadukan  hingga  480 
       menit ke 90. Untuk  pemberian dosis 3           menit. Pada pemberian dosis 3 ml/l 
       gr/l  nilai  pH  mencapai  6  pada  menit       nilai   pH  mencapai  6,1  pada 
       pengadukan ke 20, pemberian dosis 5             pengadukan  5  menit,  pemberian 
       gr/l dan 7 gr/l nilai pH mencapai 6 pada        dosis 5 ml/l nilai pH mencapai 8,4 di 
       pengadukan       menit     ke    5.   Dapat     pengadukan         5     menit,      dan 
       disimpulkan  semakin  besar  jumlah             pemberian  dosis  7  ml/l    nilai  pH 
       kapur  tohor  yang  diberikan  maka             mencapai  10,2  di  pengadukan  5 
       semakin cepat pH AAT menuju normal.             menit.
     Pemberian soda kaustik sebesar 0,3% dan pengadukan > 5 menit cukup untuk 
     menetralkan  AAT  hingga  memenuhi  baku  mutu  yang  dipersyaratkan  agar 
     dapat dibuang ke badan air sungai terdekat. Keadaan tersebut berbeda jika 
     kita menggunakan kapur tohor (CaO), dimana memerlukan jumlah 0,5% dari 
     volume AAT agar mencapai baku mutu yang dipersyaratkan. Diperlukan jumlah 
     CaO yang lebih besar untuk menetralkan AAT dibanding NaOH.
     Konsentrasi TSS (Total Suspended 
     Solid)  Pada  Pemberian  CaO  dan 
     NaOH 
     Untuk mengetahui dampak pemberian         Dengan demikian pemberian kapur 
     CaO dan NaOH terhadap keberadaan          tohor    yang      banyak     akan 
     padatan  toal  di  sampel  air  asam,     meningkatkan      padatan     tidak 
     maka       dilakukan      pengukuran      terlarut (lumpur) di sampel air dan 
     parameter    TSS  setelah  pemberian      tentunya tidak baik. Hal ini berbeda 
     CaO dan NaOH selama 15 menit dan          untuk  pemberian  soda  kaustik 
     30  menit.  Setelah  pemberian  CaO       dimana     potensi    terbentuknya 
     dengan     pengadukan     15    menit     lumpur sangat kecil. Hal lain yang 
     konsetrasi  TTS  menurun  drastis  dan    didapat  adalah  waktu  berperan 
     semakin menurun hingga pengadukan         penting  menurunkan  konsentras 
     30 menit. Sedangkan pemberian soda        TSS dan 30 menit sudah cukup agar 
     kaustik     menunjukkan        adanya     konsentrasi  TSS  memenuhi  baku 
     penurunan  nilai  TTS  yang  tidak        mutu yang dipersyaratkan. 
     signifikan. 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Studi efektivitas penggunaan kapur tohor cao dan soda kaustik naoh pada pengelolaan air asam tambang jurnal saintek itm volume nomor hanswily sinaga fd aat merupakan masalah utama yang memberikan pencemaran signifikan industri pertambangan penyebab adalah keberadaan mineral pirit sulfida batuan menurut sayoga terbentuk sebagai hasil oksidasi mengandung sulfur lingkungan berair dalam prosesnya akan melarutkan logam ada bersifat racun jika dilepas ke badan dapat mencemari permukaan berbahaya untuk kehidupan biota akuatik vegetasi liar lainnya tidak berhenti dengan selesainya kegiatan namun bertahan terus berlangsung hingga puluhan sampai ratusan tahun selama masih juga berpotensi menurunkan kualitas tanah habitat peningkatan terlarut airtanah oleh sebab itu harus dikelola penelitian ini dilakukan pengujian asan material uji laboratorium selanjutnya sample dibagi berupa batubara nilai kalor atas sembilan bagian rerata kkal kg dimasukkan gelas ukur penutup overburden diambil dari liter per...

no reviews yet
Please Login to review.