Authentication
268x Tipe PDF Ukuran file 0.49 MB Source: fisip.unjani.ac.id
71 KEPEMIMPINAN NASIONAL UNTUK GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITAL Oleh : Agus Subagyo Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unjani Cimahi agus.subagyo@lecture.unjani.ac.id Abstrak Artikel ini membahas tentang kepemimpinan nasional yang diharapkan oleh generasi milenial pada era digital. Model, sosok dan profil kepemimpinan nasional yang seperti apa yang cocok, layak dan diinginkan oleh kaum milenial di Indonesia, khususnya menyongsong revolusi industri 4.0. dimana arus informasi, teknologi, digitalisasi, dan otomatisasi serba cepat, mudah dan instan. Generasi milenial di era digital mengidamkan karakter pemimpin nasional yang akrab dengan sentuhan teknologi informasi dan komunikasi, ramah terhadap media sosial, dan memiliki sikap kreatif serta inovatif. Kunci utama dalam meraih kemenangan pada pilpres untuk menjadi presiden adalah merebut hati dan pikiran generasi milenial yang jumlahnya sangat besar. Keyword : Kepemimpinan Nasional, Generasi Milenial, Era Digital. KEPEMIMPINAN NASIONAL UNTUK GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITAL Pendahuluan daya dikerahkan oleh semua kekuatan politik untuk memenangkan kontestasi Berbicara tentang kepemimpinan, pemilihan dengan harapan dapat merebut baik kepemimpinan nasional maupun kemenangan sehingga dapat menduduki kepemimpinan daerah, selalu menarik posisi pemerintahan dan mengendalikan karena sangat terkait dengan kontestasi semua unit organisasi pemerintahan. dan kompetisi yang dilakukan oleh berbagai aktor politik, partai politik, Berkaitan dengan kepemimpinan maupun elit politik dalam sebuah wahana nasional, sudah lazim di era reformasi pesta demokrasi bernama “pemilihan bahwa presiden dan wakil presiden dipilih umum”, baik Pemilihan Presiden dan secara langsung oleh rakyat. Siapapun Wakil Presiden (Pilpres), Pemilihan yang akan menjadi pemimpin nasional Legislatif (Pileg), maupun Pemilihan harus mampu merebut hati rakyat, dicintai Kepala Daerah (Pilkada). Segala sumber rakyat dan disayangi oleh rakyat. Untuk 72 disukai, dicintai, dan disayangi oleh Y) yang berada pada usia 17 – 38 tahun, rakyat, maka seorang calon pemimpin yang tentunya berbeda karakter, keinginan, nasional harus mampu menampilkan sikap perilaku maupun harapannya dengan yang sopan, perilaku yang simpatik, generasi baby boomers maupun generasi berprestasi, kompeten, memiliki integritas, X. Generasi milenial yang dinamis, serba merakyat, sederhana, dan torehan prestasi ingin cepat, mudah, instan, kreatif, dan yang banyak, serta rekam jejak yang baik inovatif menginginkan sosok dan model maupun tidak tercela. Seorang pemimpin kepemimpinan nasional yang visioner, nasional yang memiliki dedikasi, loyalitas, energik, supel, apa adanya, dan serba prestasi, integritas, dan kompeten akan bersentuhan dengan teknologi informasi berpeluang dipilih oleh rakyat. komunikasi. Kaum milenial lebih suka pemimpin nasional yang serba digital, Rakyat Indonesia sebagai tidak gagap teknologi alias gaptek, harus pemegang kedaulatan tertinggi akan berperilaku “zaman now’, dan kekinian. memandatkan suaranya kepada para calon pemimpin nasional yang berpihak kepada Untuk menggaet hati dan jiwa rakyat, melindungi masyarakat, dan generasi milenial, para calon pemimpin mensejahterakan orang kecil / miskin. nasional harus berpenampilan yang Keinginan rakyat kepada para pemimpin menjauhi hal yang berbau “jadul”, nasional tidaklah muluk-muluk, dimana meninggalkan era manual, menuju era rakyat hanya menginginkan komitmen digital, serba online, serba dunia maya, pemimpin nasional yang amanah, dan akrab dengan media sosial. Untuk menjauhi korupsi, dan berjanji untuk mendekati generasi milenial, perlu media meningkatkan kesejahteraan masyarakat. yang berbasis pada peralatan digital, media Rakyat akan memberikan “hukuman” online, media sosial, dan media daring kepada para pemimpin nasional yang merupakan sebuah keharusan. Semua zholim melalui pemilihan umum, rakyat program, kegiatan, visi, misi, maupun pula yang akan memberikan platform pemimpin nasional harus “penghargaan” kepada pemimpin nasional memanfaatkan media online, media sosial yang menorehkan prestasi dan media daring agar supaya dikenal oleh mensejahterakan masyarakat. kaum milenial. Kaum milenial akan mudah mengenali para calon pemimpin Terlebih lagi, saat ini masyarakat nasional yang menggunakan media sosial pemilih sebagian besar merupakan baik dalam sosialisasi, kampanye, maupun generasi milenial (sebutan untuk generasi 73 memperkenalkan berbagai kegiatannya bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. sehari-hari. Artinya, model kepemimpinan nasional harus memenuhi kriteria milenial yang Oleh karena itu, kunci untuk serba on line, bertumpu pada aspek digital, memenangkan kompetisi merebut dan meninggalkan cara kerja manual. kepemimpinan nasional saat ini adalah merebut hati dan pikiran generasi milenial Pemimpin nasional yang mampu yang merupakan pemilih potensial pada mempengaruhi dan memukau generasi pilpres 2019 maupun pilpres 2024, dan milenial yang akan berpotensi bahkan pada pilpres 2029 generasi memenangkan kontestasi politik, milenial diprediksikan akan mencalonkan sebagaimana pendapat Robbin bahwa diri sebagai pemimpin nasional dan di kepemimpinan adalah praktek menerapkan tahun 2030 – an akan lahir pemimpin kemampuan mempengaruhi suatu nasional dari generasi milenial, yang kelompok tertentu untuk mencapai tujuan tentunya, tampilan, kinerja, perilaku yang diinginkan (Robbins, 2002). Generasi maupun visi nya berbeda dengan generasi milenial merupakan suatu kelompok baby boomers maupun generasi X. Di generasi muda yang potensial digalang tengah manfaat dari bonus demografi, dalam kontestasi politik sehingga mampu akan lahir pemimpin nasional di masa mendukung kepemimpinan nasional. mendatang yang potensial memiliki Ngalim Purwanto menyatakan bahwa komitmen tinggi terhadap perubahan, kepemimpinan merupakan sekumpulan inovasi, kreasi dan digitalisasi sifat, kepribadian, dan kewibawaan yang kepemimpinan yang prospektif. diterapkan untuk meyakinkan orang lain atau kelompok lain agar supaya Dengan demikian, sangat menarik mendukung secara suka rela setiap untuk membahas tentang kepemimpinan program dan kebijakan yang dibuat nasional yang cocok untuk generasi (Purwanto, 1991). Generasi milenial harus milenial pada era digital. Era digital akan diyakinkan agar mendukung mendorong generasi milenial untuk lebih kepemimpinan nasional karena mereka dinamis dengan visi perubahan, yang akan merupakan motor penggerak perubahan. melahirkan tuntutan akan kepemimpinan nasional yang berbasis pada teknologi informasi, internet, dan media sosial, sebagai sarana interaksi, informasi maupun Milenial dan Digital : Kerangka Teoritis transformasi dalam kehidupan 74 Generasi Milenial (dikenal dengan (Kumparan, 2017). Diantara berbagai sebutan Generasi Y) adalah generasi tersebut, memang berbeda kelompok demografi setelah Generasi X karakteristiknya dan beragam orientasi (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti hidupnya. Yang jelas, setiap generasi ada untuk awal dan akhir dari kelompok ini. kelemahan dan kelebihannya masing- Para ahli dan peneliti biasanya masing, sehingga tidak bisa dikatakan menggunakan awal 1980-an sebagai awal bahwa satu generasi lebih bagus dari kelahiran kelompok ini dan pertengahan generasi lainnya. Semua generasi tahun 1990-an hingga awal 2000-an berkembang sesuai dengan semangat sebagai akhir kelahiran. Milenial pada jaman, situasi dan kondisi di era nya umumnya adalah anak-anak dari generasi masing-masing. Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai Sedangkan era digital adalah istilah "Echo Boomers" karena adanya 'booming' yang di gunakan dalam kemunculan (peningkatan besar) tingkat kelahiran di digital, jaringan internet khususnya tahun 1980-an dan 1990-an. Untungnya di teknologi informasi komputer. Media baru abad ke 20 tren menuju keluarga yang Era Digital sering digunakan untuk lebih kecil di negara-negara maju terus menggambarkan teknologi digital. Media berkembang, sehingga dampak relatif dari ini memiliki karakteristik dapat "baby boom echo" umumnya tidak sebesar dimanipulasi, bersifat jaringan atau dari masa ledakan populasi paskah internet, selain internet seperti media Perang Dunia II (tn). cetak, telivisi, majalah, koran dan lain-lain bukanlah termasuk dalam kategori media Apabila dilihat dari pembagian baru. Media massa Beralih ke media baru generasi di dunia sekarang ini, terdapat atau internet karena ada pergeseran budaya generasi-generasi yang muncul sebelum dalam sebuah penyampaian informasi. generasi milenial. Mulai dari greatest Kemampuan media era digital ini lebih generation (1910-1924), silent generation memudahkan masyarakat dalam menerima (1925-1945), baby boomers generation informasi lebih cepat dalam hal ini internet (1946-1964), dan X generation (X Gen) yang membuat media massa berbondong- (1965-1979). Setelah itu, lahirlah Y bondong pindah haluan (Muhtarom, 2016). Generation (milenial generation) (1980- 1994), Z generation (1995-1912), dan Generasi yang mulai bersentuhan alpha generation (2013-sekarang) dengan teknologi informasi, komunikasi, komputer, internet, gawai, dan smartphone
no reviews yet
Please Login to review.