130x Filetype PDF File size 0.61 MB Source: repository.radenfatah.ac.id
28 BAB II KERANGKA TEORITIS A. Pengertian 1. Community Based Tourism (CBT) Dalam wacana etimologi Community Based diambil dari bahasa inggris yang terdiri dari tiga suku kata community, based dan Tourism. ‘Community’ diartikan dalam kamus bahasa indonesia adalah komunitas, masyarakat, komunita, persamaan, himpunan36; sedangkan ‘Based’ adalah berbasis, pendekatan, pengelolaan37; kemudian ‘Tourism’ berarti kepariwisataan, pariwisata38. Dapat disimpulkan secara umum community based tourism adalah pariwisata berbasis masyarakat. Sebagai pemahaman atas community based tourism itu seperti Sunaryo menyatakan Community Based Tourism atau pariwisata berbasis masyarakat merupakan terlibatnya masyarakat dalam upaya pengembangan pariwisata sehingga masyarakat memperoleh manfaat dari adanya obyek wisata dengan cara pendampingan masyarakat lokal untuk 39 mengembangkan obyek wisata . Garrod dalam karyanya yang berjudul ‘Local Partisipation in the Planning and Management of Eco Tourism A Resived Model Approach’ menyatakan bentuk pariwisata yang memberikan kesempatan kepada 36 Kamiso, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, Surabaya: Karya Agung, h. 64. 37 Kamiso, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, Surabaya: Karya Agung, h. 32. 38 Kamiso, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, Surabaya: Karya Agung, h. 294. 39 Sunaryo, B, 2013, Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Yogyakarta: Gava Media, h. 139. 29 masyarakat lokal untuk mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan pembangunan pariwisata, masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam usaha- usaha pariwisata juga mendapat keuntungan, dan menuntut pemberdayaan secara politis dan demokratis serta distribusi keuntungan kepada komunitas yang 40 kurang beruntung diperdesaan . Seperti keduanya, Endah memahami Community Based Tourism (CBT) yaitu bentuk pariwisata yang memberikan kesempatan pada masyarakat lokal untuk mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan pembangunan pariwisata, masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam usaha-usaha pariwisata juga mendapatkan keuntungan dari obyek wisata tersebut, dan menuntut pemberdayaan secara politis dan demokratis serta distribusi keuntungan pada kelompok yang kurang beruntung di perdesaan41. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Community Based Tourism (CBT) seperti dalam gambar berikut: 40 Garrod, Brain, 2001, Local Partisipation in the Planning and Management of EcoTourism A Resived Model Approach, University of the West of England. Bristol, h. 4. 41 Endah, Sri Nurhidayati, 2007, Community Based Tourism (CBT) Sebagai PendekatanPembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Jurnal Pariwisata UNAIR, 20 No 3. 30 GAMBAR 2.1 Definisi Community Based Tourism (CBT) Sinergisitas masyarakat dan pemerintah Community based Tourism Keikutsertaan semua dalam manajemen pariwisata Membangun partisipasi untuk keuntungan bersama dari objek wisata 2. Sustainable Tourism Secara etimologi Sustainable Tourism diambil dari bahasa inggris yang terdiri dari dua suku kata Sustainable dan Tourism. ‘Sustainable’ diartikan 42 dalam kamus bahasa indonesia adalah berkelanjutan ; sedangkan ‘Tourism’ 43 berarti kepariwisataan, pariwisata . Dapat disimpulkan secara umum Sustainable Tourism adalah pariwisata berkelanjutan. Definisi yang lebih teknis dapat dipahami pertama kali dikemukakan oleh the World Commision for Environment and Development (WCED), yaitu komisi 42 Kamiso, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, Surabaya: Karya Agung, h. 64. 43 Kamiso, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, Surabaya: Karya Agung, h. 294. 31 dunia untuk lingkungan dan pembangunan yang didirikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan pariwisata berkelanjutan dapat diartikan sebagai proses pembangunan pariwisata yang berorientasi pada kelestarian sumber daya yang dibutuhkan untuk pembangunan pada masa mendatang44. Haryanto dalam penghargaan Piagam Pariwisata Bekelanjutan 1995 memahami bahwa pariwisata harus didasari kriteria yang berkelanjutan yang intinya adalah bahwa pembangunan ekologi jangka panjang harus didukung dan pariwisata harus layak secara ekonomi serta adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat lokal, artinya pembangunan berkelanjutan adalah upaya yang terpadu dan terorganisir untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan45. Mahdayani menyatakan untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan diperlukan rasa tanggung jawab dan tidak mengakibatkan kerusakan alam dan budaya serta menghormati adat istiadat destinasi wisata. Wisata berkelanjutan juga dipandang sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan daerah dengan mengoptimalkan potensi kawasan pariwisata dan serta 44 Chamdani, Usman, 2018, Dimensi-dimensi Pariwisata Berkelanjutan, Yogyakarta: Deepublish, h. 67. 45 Haryanto, Joko Tri, 2014, Model Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi Daerah Studi Kasus Provinsi DIY, Kawistara, Vol.3.
no reviews yet
Please Login to review.