Authentication
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh tumbuhan tersusun atas sel. Sel dianggap sebagai satuan organik terkecil dalam tumbuhan (Puspitawati, 2003). Setiap sel memiliki bahan semi cair yang memiliki susunan kimiawi dan sangat rumit. Komponen protoplasmik dapat dibedakan atas sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma terdiri dari substansi yang hidup, bening, transparan, lebih kental dari air (mengandung banyak air) Lapisan luar sitoplasma disebut dengan membran plasma, yang melekat pada dinding sel dan teramat tipis. Membran plasma melingkupi bahan hidup dalam sel yang mengendalikan pertambahan serta pengurangan bahan-bahan dalam protoplasma. Membran ini mampu mengatur secara selektif, aliran materi dari lingkungan sel ( keluar masuk sel). Perbedaan PA dapat antara sel dengan lingkungan akan mempengaruhi besar volume dari suatu sel. Namun suatu saat membran plasma ini dapat terlepas dari dinding sel karena kehilangan tekanan turgornya. Tekanan turgor sel manurun jika konsentrasi cairan di luar sel lebih tinggi (PA rendah) dari pada konsentrasi cairan di dalam sel (PA tinggi). Keadaan ini menyebabkan terjadinya gerakan molekul ke arah yang lebih pekat (PA rendah). Cairan dalam sel keluar sehingga sel menjadi kisut yang sering disebut dengan nama plasmolisis. Untuk melawan agar pelarut tidak masuk dalam laruta, dibutuhkan tenaga yang dinamakan tekanan osmosis (TO). Dimana dapat diartian PA=PO. Dari gambaran di atas, maka penulis melakukan percobaan dan menyusun sebuah laporan dengan judul “PENENTUAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN” dan untuk mengetahui berapa besar konsentrasi larutan sukrosa yang dapat menyababkan 50% sel terplasmolisis dari seluruh jumlah sel. Dengan dilakukan percobaan eksperimental pada sel epidermis bawang merah yang diberi perlakuan perendaman dalam larutan sukrosa pada berbagai konsentrasi dan mengontrol waktu perendaman. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang potongan jaringan kentang ? 2. Berapakah konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan kentang? 3. Berapakah nilai potensial air jaringan kentang ? 4. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel bawang mereah yang terplasmolisis? 5. Bagaimanakah mengetahui konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari jumlah sel bawang merah teplasmolisis? 6. Berapakah nilai tekanan osmosis cairan sel bawang merah dengan metode plasmolisis? C. Tujuan 1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang potongan jaringan kentang. 2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan kentang. 3. Menghitung nilai potensial air jaringan kentang. 4. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel bawang merah yang terplasmolisis. 5. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari jumlah sel bawang merah mengalami plasmolisis. 6. Menghitung tekana osmosis sel cairan sel dengan metoda plasmolisis. BAB II KAJIAN TEORI A. Sel Tumbuhan Tubuh tumbuhan tersusun atas sel. Sel dianggap sebagai satuan organik terkecil dalam tumbuhan (Puspitawati, 2003). Setiap sel memiliki bahan semi cair yang memiliki susunan kimiawi dan sangat rumit. Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel dan di sebelah dalamnya terdapat zat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel, zat itu disebut protoplas (protoplasma). Pada sel tumbuhan terdapat diding membran plasma di sebelah dalam didnding sel dan membungkus protoplas, serta memiliki fungsi sebagai lapisan pelindung (Salisbury dan Ross, 1995). Komponen protoplasmik dapat dibedakan atas sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma terdiri dari substansi yang hidup, bening, transparan, lebih kental dari air, kemampuannya membias cahaya tidak terlalu berbeda, sehingga tak terlihat nyata. Dalam arti luas, istilah sitoplasma dipakai sebagai zat protoplasma yang mengelilingi inti dan organel lain. Lapisan luar sitoplasma disebut dengan membran plasma, yang melekat pada dinding sel dan teramat tipis. Membran plasma melingkupi bahan hidup dalam sel yang mengendalikan pertambahan serta pengurangan bahan-bahan dalam protoplasma. Di dalam sel tumbuhan, terdapat struktur seperti gelembung yang disebut vakuola. Vakuola merupakan suatu daerah yang berisi cairan sel dan bungkus oleh membran vakuola. Vakuola mengandung cairan sel yang berupa air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya. Meskipun terlihat sebagai bagian daripada vakuola, membran ini sebenarnya merupakan lapisan pembatas bagian dalam sitoplasma. Cairan sel yang ada di dalam vakuola terdiri dari 98% air, protein, gula, asam organic, dan senyawa lain yang semuanya terlarut (koloid). Fungsi vakuola untuk mengatur tekanan hidrostatis sel dan menyimpan cadangan makanan dan benda-benda ergastik. Warna jingga pada bagian abaksil daun Rhoe discolor disebabkan oleh adanya pigmen sel yang terlarut dalam cairan vakuola. Pigmen-pigmen antosianin ini merupakan senyawa kompleks yang terdiri atas pigmen dan gula. Pigmen-pigmen vakuola larut dalam air dan akan berdifusi ke luar sel jika membran sel rusak karena pemanasan atau cara-cara lain B. Pengangkutan Zat Melalui Membran Pengangkutan melalui membran sel dapat terjadi secara pasif maupun secara aktif. Pengangkutan secara aktif memerlukan energi hasil metabolisme seperti ATP (Adenosin Tri Phospat) karena prosesnya terjadi melawan arah gradien konsentrasi Proses ini terjadi tanpa memerlukan energi hasil metabolisme. Sedangkan pada proses pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti atau searah gradien konsentrasi, artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi menuju larutan yang memiliki konsentrasi rendah. Pada proses transpor secara pasif, tidak memerlukan energi hasil metabolisme seperti pengangkutan secara aktif. Adapun contoh dari pengangkutan secara pasif yaitu: 1. Difusi Difusi merupakan gerakan berpindahnya molekul atau ion dari konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih. Hal ini dapat terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi suatu bahan di satu titik dengan titik yang lain (Salisbury dan Ross, 1995). Karena adanya perbedaan konsentrasi tersebut, proses difusi dapat berlangsung. Suatu perbedaan akan timbul jika terjadi perbedaan konsentrasi dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Semakin besar perbedaan konsentrasinya, maka semakin besar pula kecepatan difusi yang terjadi. Jika keseimbangan telah tercapai, partikel tersebut dapat bergerak secara bebas seperti semula, namun tidak dapat terjadi lagi. Karena zat yang memasuki daerah tertentu dan meninggalkan daerah tertentu dalam jumlah yang sama, maka akan terjadi kesetimbangan dinamis. Sifat penting dari proses difusi adalah bahwa partikel sebagai zat bebas berdifusi satu sama lainnya. selain dipengaruhi oleh gerakan acak partikel dan perbedaan gradien konsentrasi, proses difusi juga dipengaruhi oleh perbedaan sifat
no reviews yet
Please Login to review.