jagomart
digital resources
picture1_Bab I Ii Iii


 217x       Tipe DOC       Ukuran file 0.20 MB       Source: eprints.unram.ac.id


File: Bab I Ii Iii
bab i pendahuluan 1 1 latar belakang obyek kajian karya sastra dapat berupa karya sastra tulis maupun sastra lisan sastra tulis adalah sastra yang teksnya berisi cerita yang sudah ditulis ...

icon picture DOC Word DOC | Diposting 22 Jul 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                         BAB I
                       PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang 
             Obyek kajian karya sastra dapat berupa karya sastra tulis maupun sastra
          lisan. Sastra tulis adalah sastra yang teksnya berisi cerita yang sudah ditulis atau
          dibukukan, sedangkan sastra lisan adalah cerita yang bersifat kelisanan, dan
          diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi berikutnya. Sastra lisan yang
          cukup terkenal dalam masyarakat adalah cerita rakyat.
             Cerita rakyat adalah bagian dari hasil kebudayaan yang selalu berkaitan
          dengan persoalan kehidupan manusia, karena cerita rakyat, selalu membicarakan
          prilaku   kehidupan   manusia   dengan   segala   aspeknya.   Cerita   rakyat   dapat
          dipandang   sebagai   evaluasi   dari   kehidupan   manusia   dan   juga   dapat
          menggambarkan tingkat keinginan kebudayaan, gambaran tradisi yang berlaku,
          dan tingkat kehidupan yang telah dicapai oleh suatu masyarakat pada suatu masa
          serta harapan yang dicita-citakan.
             Sastra   lisan   di   Indonesia   dapat   dijumpai   dalam   karya   sastra   yang
          diekspresikan   oleh   berbagai   suku   bangsa   dalam   bentuk   folklor   lisan   dan
          digolongkan pada sastra daerah. Sastra daerah merupakan hasil atau sumber
          kebudayaaan daerah yang memiliki nilai-nilai luhur mengenai tatanan kehidupan
          suatu masyarakat pada waktu tertentu untuk dijadikan cerminan kebudayaan dan
          komunikasi antar generasi. Sastra daerah juga merupakan manifestasi dari
          kehidupan masyarakat kini dan yang akan datang.
                           1               1
             Cerita rakyat La Hila juga termasuk ke dalam karya sastra lisan. Karya
          sastra lisan berupa cerita rakyat merupakan kreatifitas para punjangga zaman dulu
          yang secara substansi selalu mengacu pada ajaran-ajaran dharma sehingga dapat
          dipakai sebagai landasan bertingkah laku oleh generasi pewarisnya. Cerita rakyat
          secara umum selalu menyimpan nilai-nilai kearifan yang terselubung dan perlu
          penyikapan bagi para pendengar sastra lisan, sehingga makna yang ada di
          dalamnya dapat dicerna atau ditangkap mendekati kebenarannya. Biasanya nilai
          yang tertuang tersebut berupa norma-norma kehidupan dalam bentuk etika sopan
          santun yang perlu dipedomani sebagai wahana kehidupan di masyarakat.
             Konstruksi kebudayaan sastra lisan daerah Bima sangat beragam jenis dan
          isinya. Isinya menunjukkan kekayaan rohani dalam bentuk nilai-nilai moral,
          gagasan, cita-cita dan pedoman hidup masyarakat Bima pada umumnya, dan
          khsususnya masyarakat Donggo kala pada masa lampau, sehingga menjadi
          cerminan untuk masa sekarang maupun yang akan datang, baik tentang manusia
          sebagai pribadi, manusia dengan manusia, maupun manusia dengan tuhan dalam
          hubungan dengan alam dan lingkungan hidupnya.
             Cerita rakyat La Hila terdapat pada masyarakat Desa Kala, Kecamatan
          Donggo, Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Cerita tersebut terkait
          dengan adanya sebuah tatanan peradaban manusia, tentang sosial budaya, politik,
          serta   nilai-nilai   yang   terjadi   pada   zamannya.  La   Hila  merupakan   tokoh
          monumental bagi masyarakat Donggo dan Bima umumnya. 
             Dalam perkembangannya, cerita rakyat tersebut mulai hilang dalam
          masyarakat, hal itu menjadi catatan, mengingat cerita rakyat  La Hila  dahulu
                                           2
          dipercaya  oleh masyarakat Donggo karena benar-benar terjadi. Hal ini dibuktikan
          dengan adanya komplek La Hila di atas tanah babuju (dataran tinggi) di desa
          Kala, kecamatan Donggo. Peninggalan yang ada dalam komplek itu berupa
          makam, kolam di pinggir sungai tempat La Hila mandi, batu berlubang tempat La
          Hila menumbuk bahan keramasnya, bambu yang dipercayai sebagai jelmaan La
          Hila. Dulu di tanah babuju itu dijadikan tempat dilantik dan disumpahnya para
          ncuhi (kepala wilayah atau raja-raja) di daerah Bima. Bukti lain dari cerita La
          Hila adalah nyanyian kalero. Kalero merupakan nyanyian tertua di Bima, yang
          berisi ratapan, pujian, pengharapan dan penghormatan terhadap arwah. Cikal
          bakal kalero ini ketika ibu La Hila meratapi anaknya yang menghilang. Budaya
          kalero sekarang sudah mulai menghilang di tengah-tengah masyarakat Donggo.
             Berdasarkan pengamatan penulis sampai saat ini, cerita rakyat La Hila
          merupakan cerita rakyat yang sangat hidup di derah Bima tetapi tidak memiliki
          bukti nyata atas keberadaannya. Cerita rakyat La Hila ini diduga mengkiaskan
          tentang pergulatan politik pada jamannya. Pada dasarnya Cerita rakyat La Hila
          sebagai bagian dari kebudayaan Bima dapat diteliti dari berbagai segi. Namun dari
          berbagai keterbatasan, maka peneliti hanya menganalisis struktur dan nilai moral,
          kemudian melihat kemungkinan cerita rakyat La Hila dapat dijadikan sebagai
          bahan pembelajaran sastra di SMP.  
             Pengambilan cerita rakyat La Hila untuk dijadikan obyek penelitian ini
          dikarenakan cerita La Hila termasuk folklore lisan yang diduga sarat dengan nilai-
          nilai yang berkaitan dengan nilai yang berlaku pada masyarakat. Faktor lain yang
          menjadi alasan pengambilan cerita rakyat La Hila sebagai obyek penelitian adalah
                                           3
          karena cerita ini tidak pernah dikaji oleh peneliti khususnya oleh peniliti sastra
          dan budaya.  Cerita rakyat ini  juga  masih kurang dikenal oleh masyarakat,
          sehingga ada kekhawatiran cerita rakyat ini akan hilang dan tidak dikenal lagi
          oleh generasi berikutnya. Selain itu, selama ini pandangan orang luar terhadap
          masyarakat   Donggo   sangatlah   negatif,   misalnya   orang   Donggo   bodoh,
          terbelakang,   tidak   beradab.   Pandangan   negatif   tersebut   tentu   merugikan
          masyarakat Donggo, untuk itu perlu penelitian untuk merekonstruksikan identitas
          masyarakat Donggo lewat  cerita rakyat La Hila.
             Kekhawatiran akan hilang atau punahnya cerita ini ada beberapa bukti
          yang mendukung, yaitu masyarakat pemilik cerita yang mengetahui cerita rakyat
          ini tinggal sedikit jumlahnya. Pergeseran kebudayaan dan arus globalisasi yang
          menghalalkan masuknya budaya asing mempercepat proses kepunahan tersebut.
          Oleh sebab itu, penelitian tentang cerita rakyat La Hila mengenai struktur, perlu
          dilakukan   yang   selanjutnya   dari   struktur   tersebut   makna   atau   pesan   yang
          terkandung di dalamnya dapat diketahui. Sebab bukan tidak mungkin pesan yang
          tersimpan dalam teks masih relevan atau dapat digunakan sebagai alternatif
          penyelesaian masalah-masalah pada masa sekarang. Dari latar belakang yang
          penulis paparkan tersebut tepatlah kiranya penulis berusaha melakukan sebuah
          penelitian berkaitan dengan cerita rakyat berjudul  La Hila, berkaitan dengan
          struktur, nilai moral serta model pembelajarannya. 
                                           4
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Bab i pendahuluan latar belakang obyek kajian karya sastra dapat berupa tulis maupun lisan adalah yang teksnya berisi cerita sudah ditulis atau dibukukan sedangkan bersifat kelisanan dan diturunkan secara dari generasi ke berikutnya cukup terkenal dalam masyarakat rakyat bagian hasil kebudayaan selalu berkaitan dengan persoalan kehidupan manusia karena membicarakan prilaku segala aspeknya dipandang sebagai evaluasi juga menggambarkan tingkat keinginan gambaran tradisi berlaku telah dicapai oleh suatu pada masa serta harapan dicita citakan di indonesia dijumpai diekspresikan berbagai suku bangsa bentuk folklor digolongkan daerah merupakan sumber kebudayaaan memiliki nilai luhur mengenai tatanan waktu tertentu untuk dijadikan cerminan komunikasi antar manifestasi kini akan datang la hila termasuk kreatifitas para punjangga zaman dulu substansi mengacu ajaran dharma sehingga dipakai landasan bertingkah laku pewarisnya umum menyimpan kearifan terselubung perlu penyikapan bagi pendengar mak...

no reviews yet
Please Login to review.