jagomart
digital resources
picture1_Makalah Sinergisitas Pendidikan Karakter Dan Solusi Krisis Moral


 369x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.02 MB    


Makalah Sinergisitas Pendidikan Karakter Dan Solusi Krisis Moral

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 22 Dec 2021 | 4 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
            Sinergisitas Pendidikan Karakter dan Solusi Krisis Moral
                        Oleh : Suhendi
                     (Aktivis Indramayu Institute) 
          Fenomena krisis moral tampaknya kian menggeroti sendi-sendi kehidupan bangsa.
       Betapa tidak, maraknya tidak kekerasan, pelecehan seksual, tawuran hingga narkoba, menjadi
       potret buram yang terus menggejala di tengah masyarakat. Belum lagi berbagai kasus korupsi
       yang terasa kian sistemik dan melibatkan berbagai kalangan baik eksekutif, legislatif maupun
       yudikatif.
          Semua itu tentu memunculkan keprihatinan kita yang mendalam. Terlebih lagi jika
       mengingat banyaknya kasus tersebut yang justru melibatkan generasi muda. Tak ayal kita pun
       menjadi   miris   menatap   masa   depan   bangsa   jika   tidak   segera   dicarikan   solusi   atas
       permasalahan tersebut.         
          Tak dapat dipungkiri masa depan bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para
       generasi mudanya. Karena itu, setiap generasi muda, baik yang masih berstatus pelajar,
       mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor-faktor
       penting yang sangat diandalkan oleh bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa
       dan juga mempertahankan kedaulatan bangsa. 
          Namun apa jadinya jika generasi muda tidak bisa diandalkan dalam mewujudkan cita-
       cita bangsa? Fenomena penyimpangan yang terjadi pada generasi muda akhir-akhir ini sangat
       mengkhawatirkan. Mulai dari merokok dan pelecehan seksual, kekerasan, penyalahgunaan
       narkoba bahkan pelanggaran hukum sehingga mereka hidup dalam kesadaran moral yang
       rendah.
          Peran generasi muda, khususnya mahasiswa adalah sebagai agen perubahan (agent of
       change)  dan agen kontrol sosial  (agent of social control).  Sebagai kaum intelektual,
       mahasiswa seharusnya bisa menjadi penyambung lidah antara masyarakat dengan elit politik,
       sehingga timbul ide-ide kreatif dan inovatif yang bisa menyelesaikan permasalahan yang ada.
       Mahasiswa seharusnya bisa menciptakan perubahan  bukannya mengikuti arus perubahan dan
       terjebak kedalam hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga, mahasiswa hanya menjadi beban
       pemerintah karena pemerintah harus menciptakan lapangan pekerjaan baru
          Pendidikan   karakter  (character   education)  sebagai   solusi   untuk   membentuk
       kepribadian karena pendidikan karakter lebih menyeimbangkan antara spiritual, intelektual
       dan emosional (SQ, IQ dan EQ). Seperti yang kita ketahui bahwa kunci sukses seseorang
       ternyata tidak hanya disebabkan tingginya intelektual saja, ada faktor lain yang membawa
       seseorang menuju kesuksesan yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Sehingga
       dengan pendidikan karakter akan tercipta generasi yang unggul dan berakhlak mulia dengan
       menjunjung tinggi nilai-nilai agama. 
          Mengingat begitu pentingnya pendidikan karakter, untuk itu perlu diterapkannya
       pendidikan karakter sejak dini, karena karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa
       dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara
       sadar hari demi hari dengan melalui proses yang tidak instan. Membangun karakter anak
       merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebuah usaha
       bersama dengan masing-masing sektor memberikan kontribusi berbeda untuk pengembangan
       totalitas kepribadian atau karakter individu.
          Sekolahan mempunyai peran yang penting dalam membentuk karakter karena anak-
       anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan guru dan teman kelas. Ucapan dan
       perintah guru lebih dipatuhi oleh murid-muridnya dari pada ucapan orang tuanya. Untuk itu,
       sebagai pendidik yang menjadi tokoh dan panutan, guru harus memiliki standar kualitas
       tertentu, yang mencakup tanggnung jawab, wibawa, amanah, jujur, mandiri dan disiplin.
       Guru harus menciptakan situasi belajar yang demokratis agar anak bertanggung jawab dan
       bermoral. Guru harus mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada disiplin
       ilmu yang diajarkan. Tidak hanya itu, guru juga harus menerapkan nilai-nilai pendidikan
       karakter pada kegiatan ekstra sekolah seperti OSIS, Pramuka, kantin kejujuran, sekolah hijau,
       kesenian tradisional, dan masih banyak lagi.
          Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak.
       Pendidikan dalam keluarga dapat memberikan pengaruh besar kepada karakter seorang anak.
       Mengutip apa yang diungkapkan Dorothy Law Nollte bahwa jika anak dibesarkan dengan
       celaan, maka ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar
       berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia akan menjadi rendah diri. Jika
       anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia cenderung menyesali diri. 
          Sebaliknya jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri.
       Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka yang muncul sikap percaya diri. Jika anak
       dibesarkan dengan kelembutan,  akan terbangun sikap  menghargai.  Jika anak dibesarkan
       dengan rasa aman, maka akan timbul kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
       maka akan mampu menghargai diri sendiri. Demikian juga bila anak dibesarkan dengan kasih
       sayang dan persahabatan, maka kelak ia akan menemukan kasih dalam kehidupannya.
          Peran masyarakat adalah ikut berpatisipasi menciptakan lingkungan yang mendukung
       pendidikan karakter. Karena masyarakat memiliki sumber daya yang dibutuhkan sekolah dan
       sekaligus masyarakat juga sebagai pemilik sekolah disamping pemerintah (Wasliman 2009). 
          Peran pemerintah tentunya juga sangatlah penting karena pemerintah berkewajiban
       mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
       keimanan dan ketaqwaan dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
       yang diatur dalam undang-undang. Pemerintah perlu menata kembali kurikulum pendidikan
       yang berbasis pendidikan karakter yang menekankan pada 18 nilai-nilai dasar pendidikan
       karakter yaitu, religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
       ingin   tahu,   semangat   kebangsaan,   cinta   tanah   air,   menghargai   prestasi,
       bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
       tanggung jawab. 
          Pada akhirnya jelas diperlukan adanya sinergisitas dan kerjasama yang baik antara
       pemerintah, pihak sekolah, keluarga dan masyarakat khususnya dalam penerapan pendidikan
       karakter yang terintegrasi.  Secara demikian  pendidikan karakter bisa menjadi solusi atas
       krisis moral yang terjadi pada generasi muda saat ini.
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Sinergisitas pendidikan karakter dan solusi krisis moral oleh suhendi aktivis indramayu institute fenomena tampaknya kian menggeroti sendi kehidupan bangsa betapa tidak maraknya kekerasan pelecehan seksual tawuran hingga narkoba menjadi potret buram yang terus menggejala di tengah masyarakat belum lagi berbagai kasus korupsi terasa sistemik melibatkan kalangan baik eksekutif legislatif maupun yudikatif semua itu tentu memunculkan keprihatinan kita mendalam terlebih jika mengingat banyaknya tersebut justru generasi muda tak ayal pun miris menatap masa depan segera dicarikan atas permasalahan dapat dipungkiri indonesia sangatlah ditentukan para mudanya karena setiap masih berstatus pelajar mahasiswa ataupun sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor penting sangat diandalkan dalam mewujudkan cita juga mempertahankan kedaulatan namun apa jadinya bisa penyimpangan terjadi pada akhir ini mengkhawatirkan mulai dari merokok penyalahgunaan bahkan pelanggaran hukum sehingga mereka hidup...

no reviews yet
Please Login to review.