Authentication
169x Tipe PPT Ukuran file 0.37 MB
Unsur Intrinsik • Judul buku : Azab dan Sengsara • Pengarang : Merari Siregar • Tema : Kehidupan Seorang Gadis • Tokoh : 1. Mariamin adalah seorang gadis yang cantik dan baik hati. 2. Aminudin adalah seorang anak yang berbudi pekerti luhur sopan santun dan sangat pintar. 3. Sutan Baringin adalah seorang yang berwatak keras dan sombong. 4. Nuria adalah seorang yang lembut, penyayang dan baik hati. 5. Bapaknya Aminuddin 6. Ibunya Aminuddin 7. Istri Aminuddin 8. Baginda Mulia 9. Marah Sait(Pakrol Bambu/Pengacara) • Latar : 1. Di sebuah gubuk di tepi sungai di kota Sipirok 2. Di sebuah gubuk di tengah-tengah sawah 3. Sungai di kota Sipirok 4. Rumah Mariamin yang besar 5. Di Medan (Deli) di rumah Kasibun(suami Mariamin) 6. Di kebun tempat Aminuddin bekerja 7. Kampung A yang dikepalai oleh Bapaknya Aminuddin 8. Pekuburan Mariamin di sebrang jalan kampung A • Amanat Allah S.W.T menjadikan laki-laki dan perempuan dan mempersatukan mereka itu dengan maksud, supaya mereka itu berkasih-kasihan; si perempuan menyenangkan hati suaminya dan si suami menghiburkan hari istrinya. Maka seharusnyalah mereka sehidup semati, artinya; kesengsaraan sama di tanggung, kesenangan sama dirasa. Itulah kewajiban seorang suami istri. • Alur Alur novel ini campuran, yaitu alur maju dan alur mundur • Sudut Pandang 1. Orang pertama tunggal yang ditandai dengan kata: a. Adinda b. Kakanda c. Anakanda 2. Orang kedua yang di tandai dengan kata: a. Anggi (adik) b. Angkang (Kakak) • Gaya Penulisan Gaya penulisan novel ini adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia dan dicampuri oleh bahasa Melayu. SINOPSIS Senja itu, di tepi kota Sipirok. Seorang gadis yang cantik jelita sedang duduk di atas sebuah batu besar. Aminuddin adalah seorang anak kepala kampung di kampung A, harta ayahnya berlimpah dan sawahnya sangan luas, ayah dan ibunya sangatlah menyayangi Aminuddin, selain ia anak satu-satunya, ia juga anak yang berbudi pekerti luhur, sopan santun dan sangat pintar. Aminuddin dan Mariamin adalah bersaudara, ibu Aminuddin adalah saudara perempuan Sutan Baringin (bapaknya Mariamin), tetapi mereka sekarang agak jauh, karena Sutan Baringin yang tadinya adalah seorang yang hartawan lagi bangsawan , kini telah tiada, dan kekayaannya yang berlimpah, kini telah lenyaplah sudah. Hal ini disebabkan oleh kelakuan Sutan Baringin yang suka sekali berperkara. Pada suatu petang, mereka berdua pergi ke sawah. Pada saat itu langit terlihat sangat gelap, alamat akan adanya badai besar. Aminudinpun mengajak Riam pulang, tetapi karena pekerjaan Riam mengiangi padi belum selesai, maka Riam hendak menyelesaikan dahulu, akhirnya karena Aminudin tidak tega meninggalkan Riam, iapun membantu menyelesaikan pekerjaan Riam sampai selesai. Semenjak kejadian itu Mariamin pun berhutang kepada Aminudin dan iapun mengenal makna ‘Hutang emas dapat dibayar, hutang budi dibawa mati’. Ayah Mariamin dan ibu Aminudin adalah saudara sekandung, mereka hidup dengan bergelimpangan harta, ayah mereka seorang bangsawan dan sangat kaya di kota Sipirok. Ketika sudah dewasa Sutan Baringin dinikahkan oleh ibunya dengan seorang gadis bernama Nuria (ibunya Mariamin),
no reviews yet
Please Login to review.