Authentication
212x Tipe PDF Ukuran file 0.13 MB
I MADE S. UTAMA, PPBT-UNUD Postharvest Physiology 1 STRESS PADA mengganggu proses fisiologis normal dari organisme. PRODUK Dengan demikian “Stress” adalah gangguan, hambatan atau percepatan proses metabolisme PASCAPANEN normal sehingga dipandang tidak menyenangkan atau suatu keadaan negatif. Terjadinya kerusakan lebih lanjut ditentukan KEALAMIAHAN STRESS oleh tingkat tingginya stress, waktu dari BERHUBUNGAN DENGAN PRODUK tanaman dihadapkan pada kondisi stress, dan PASCAPANEN tingkat resistansi dari tanaman terhadap stress itu sendiri. Dengan demikian, berdasarkan Tanaman telah mengalami evolusi sejak definisi tersebut, secara jelas bahwa kehidupan manusia belum ada, beradaptasi kebanyakan kondisi lingkungan pascapanen terhadap kondisi lingkungan yang luas untuk yang direkomendasikan oleh para ahli menunjukkan atau mewakili kondisi stress. bisa bertahan hidup. Akan tetapi, kondisi dan o lamanya tanaman dapat bertahan hidup Seperti penyimpanan buah apel pada suhu 0 C sebelum terjadinya kerusakan dan kematian yang secara jelas menunjukkan kondisi stress adalah sangat bervariasi antar spesies. bagi produk tersebut, namun sebaliknya suhu Contohnya, berbagai spesies dari daerah tersebut adalah menunjukkan suhu tropis (seperti pisang) memperlihatkan penyimpanan optimum untuk pengawetan atau kerusakan nyata pada suhu rendah yang mana memperpanjang masa simpan buah. Dengan untuk spesies dari daerah temperate adalah demikian, definisi stress menjadi suatu dipandang tidak merusak. Seperti pula, bagian pertanyaan, apakah stress didefinisikan relatif atau organ yang berbeda dari tanaman yang ditujukan untuk tanaman atau sebaliknya sama dapat memperlihatkan perbedaan kondisi relatif ditujukan untuk penggunaan tanaman secara nyata yang menyebabkan terjadinya atau organ tanaman tersebut oleh manusia. kerusakan. Dari pandangan Ahli fisiologi pascapanen, Pada kondisi bertahan hidup yang kisarannya Stress adalah faktor eksternal yang luas, terdapat kisaran kondisi yang sempit menyebabkan perubahan yang tidak padamana tanaman atau bagian tanaman dapat diinginkan atau merusak terhadap mutu jika menjalankan fungsinya secara optimal. Bila tanaman atau bagian tanaman dihadapkan tanaman ditempatkan pada kondisi diluar dari terhadap stress pada lama waktu dan intensitas kondisi optimalnya yang sempit, dia akan mencukupi. Dengan demikian, seperti kondisi merupakan subjek dari bentuk-bentuk stress. penyimpanan buah apel yang direkomendasi Walau sekarang ini merupakan bahan tulisan mewakili suatu stress, namun dia juga dari beberapa buku, definisi yang tepat dari mewakili kondisi optimum untuk stress untuk bahan biologis masih mempertahankan mutu produk bagi ahli membingungkan. Umumnya, stress dilihat fisiologi pascapanen. sebagai faktor lingkungan yang mampu memicu atau merangsang suatu “strain Ketika bagian tanaman masih melekat pada potensial” atau tekanan potensial yang tanaman induknya, bagian tanaman tersebut menyebabkan kerusakan dalam sistem berlanjut disuplai energi, nutrisi, hormon, air kehidupan. Lebih spesifik, stress adalah faktor dan bahan penting lainnya. Ketersediaan eksternal pada keadaan tertentu cenderung bahan-bahan penting atau esensial tersebut meningkatkan kemampuan bagian tanaman I MADE S. UTAMA, PPBT-UNUD Postharvest Physiology 2 tersebut bertahan pada lingkungan atau kondisi kerusakan beku). Kerusakan stress secara stress di lapangan dan dapat bertahan dengan tidak langsung disebabkan oleh strain elastik “strain resistansi” yang diproduksi. Bagian jika diberikan waktu cukup maka dapat tanaman yang telah dipisah dari induknya saat memproduksi strain plastik secara tidak panen, dia masih melakukan aktivitas langsung. Kerusakan stress lainnya adalah metabolismenya, Namun sebaliknya sebagai akibat rangsangan timbulnya stress menghambat kemampuan bagian tanaman kedua, yang dapat menyebabkan strain yang tersebut untuk bertahan pada kondisi stress mengalami kerusakan. Suhu tinggi dapat tertentu. menginduksi desikasi atau pengeringan adalah sebagai contoh kerusakan oleh stress kedua Produk tanaman yang telah dipanen, tidak (suhu tinggi mengakibatkan peningkatan hanya menjadi subjek stress mekanis saat evaporasi, sehingga mengakibatkan stress dilepaskan dari tanaman induknya tetapi juga yang memulai terjadinya kerusakan) subjek dari satu seri stress selama periode pascapanennya. Sebagai konsekwensinya, Selama periode pascapanen, ada sejumlah periode pascapanen dapat dipandang sebagai stress potensial meliputi; suhu, air, gas, radiasi, peiode manajemen stress. Pada konteks ini, kemikal, mekanikal, gravitaional, herbivory, stress di definisikan relatif terhadap dan stress patological. Sehingga penting penggunaan akhir produk. pemahaman tidak hanya tentang pengaruh stress terhadap tanaman dan komponen- Pentingnya manajemen stress selama periode komponen mutunya tetapi juga bagaimana pascapanen membutuhkan pemahaman respon tanaman tersebut terhadap stress. bagaimana tanaman atau bagian tanaman tersebut merespon stress. Stress, mengakibatkan adanya strain atau tekanan, STRESS SUHU bentuk perubahan fisik dan kimia yang dihasilkan oleh stress, yang terdiri dari dua Stress-suhu tinggi jenis. Strain elastik; adalah pergerakan stress yang dapat balik (reversible) , sedangkan Suhu tinggi merupakan faktor tunggal paling strain plastic; adalah tidak dapat balik kritis dan sangat penting dalam menjaga mutu (irreversible) yang menyebabkan kerusakan produk pasca panen. Untuk tanaman yang permanen pada jaringan. Manifestasi fisik dari utuh, konversi dari air dalam tanaman dari stress dapat dilihat, sebagai contoh, seperti stadia cair ke gas dan kemudian hilang atau perubahan bentuk fisik sel atau berhentinya menguap atau mengalami transpirasi dari aliran protoplasma. Pengalihan metabolisme tanaman itu sendiri adalah merupakan cara dapat sebagai contoh perubahan kimia yang utama dari tanaman untuk menjaga suhunya dirangsang oleh stress. tetap dalam kisaran bbiologis yang aman. Dengan evaporasi atau transpirasi tanaman ubi Stress dapat memproduksi pengaruh yang jalar dapat tumbuh pada kondisi dimana suhu merusak terhadap jaringan. Saat stress o tunggal di mulai, secara langsung maupun permukaan tanah melebihi 50 C pada siang tidak langsung, atau stress sekunder kerusakan hari yaitu dengan cara kemampuannya menjaga suhu daunnya maksimum tetap di dapat terjadi. Kerusakan stress secara langsung bawah 33oC. adalah akibat dari strain plastik dan sering dikaraterisasikan oleh adanya manisfestasi Namun pengendalian suhu dengan transpirasi kerusakan yang cepat (seperti contohnya membutuhkan penggantian air yang berlanjut. I MADE S. UTAMA, PPBT-UNUD Postharvest Physiology 3 o o Hal ini bisa terjadi bila tanaman atau bagian 52 C dan 45 C. Umumnya jaringan yang masih tumbuh dilapangan. Ketika bagian berada dalam stadia istirahat adalah lebih tanaman dipisahkan dari sistem perakaran saat stabil dibandingkan dengan bagian tanaman pemanenan atau dihalangi dari penyerapan air, yang berada pada stadia yang tumbuh aktif. maka tanaman akan kehilangan potensinya Kadar air yang rendah adalah lebih untuk menekan peningkatan suhu yang terjadi. menguntungkan (Gambar 1). Gandum yang Sebagai konsekwensinya, suhu lingkungan kadar airnya 9% dapat bertahan pada suhu o atmosfer sekitar, energi panas dari matahari sekitar 90 C sedangan biji-bijian lainnya yang yang menghantam produk, panas yang timbul lebih lembab dapat bertahan jauh di bawah dari hasil metabolisme produk itu sendiri suhu tersebut. sering menyebabkan peningkatan peningkatan suhu yang progresif dalam produk yang Kerusakan atau pelukaan yang terjadi pada dipanen tersebut. Jika suhu tidak dikurangi, tanaman atau bagian tanaman karena stress maka akan terjadi kehilangan mutu yang suhu tinggi adalah tergantung suhu (Gambar signifikan. Sehingga, satu perhatian utama 2). Suhu dimana produk akan mengalami untuk untuk kebanyakan produk tanaman kematian bervariasi tergantung lama waktu setelah panen adalah bagaimana cara ekspose, dimana waktu merupakan fungsi mengilangkan panas tersebut. Ahli fisiologi exponential. pascapanen dan keteknikan pertanian telah menemukan untuk berbagai produk tentang Kerusakan yang terjadi pada tanaman karena pengaruh suhu terhadap mutu selama stress suhu tinggi dapat dilihat dari berbagai penempatan pada suhu tinggi. Juga telah tingkatan. Contohnya, kerusakan utama secara ditemukan cara yang paling baik dan disukai langsung terjadi karena rusaknya membran sel, untuk penghilangan atau pengeluaran panas likuidifikasi lemak atau lipid, dan adanya yang ada dalam produk, dan juga telah denaturasi protein dan asam nukleat. ditentukan suhu optimum produk untuk Integritas struktur dan fungsi membran adalah penyimpanannya. penting atau esensial untuk fungsi normal sel, dengan demikian gangguan yang terjadi dapat Bagian tanaman yang dipisah dari pohon mengakibatkan gangguan berikutnya sebagai induknya mempunyai hambatan ketersedian respon skunder. Baik gangguan membran mineral, karbohidrat, hormon dan bahan 0 penting lainnya. Akibatnya, tanggapan potensi produk terhadap suhu tinggi mengalami hambatan juga. Pada kebanyakan kasus, ) 20 (% produk pascapanen yang telah terlepas akan r e t jauh lebih peka terhadap stress suhu tinggi a 0 4 dibandingkan dengan tanaman utuh. Non-Viable Non-Viable seed Viable seed seed 0 Mount of w6 Suhu tertinggi dimana produk bisa bertahan hidup adalah bervariasi menurut spesies, kultivar, stadia perkembangan, kondisi, dan 80 bagian tanaman itu sendiri. Sebagai contoh -30 -10 10 30 50 70 90 o bakteri termofilik dapat tumbuh dan Temperature ( C) berkembang pada suhu diatas suhu didih air. Gambar 1. Hubungan kadari air jagung dan Kontras dengan apel dan tomat yang hanya kematian dengan suhu ekstrem. Kandungan mempunyai suhu maksimum berturut-turut 49- air tinggi meningkatkan kepekaan baik pada stress suhu rendah dan tinggi. I MADE S. UTAMA, PPBT-UNUD Postharvest Physiology 4 kemungkinan karena menurunnya aktifitas enzim pectolitic. Pisang disimpan pada suhu o 40 C gagal mengalami pemasakan sementara o 0 pada 35 C produksi volatil sangat berkurang. 6 Pengaruh majemuk suhu tinggi selama periode Beta vulgaris pascapanen adalah menurunnya lama simpan C) O produk setelah panen dan/atau menurunnya mutu. URE ( 50 T A Kerusakan sekunder seperti desikasi atau PER Brassica pengeringan adalah hal yang umum. Suhu M oleracea TE 40 tinggi mengakkibatkan laju respirasi Pisum sativum meningkat sangat tinggi. Peningkatan ini disebabkan oleh pengaruh langsung dari difusi secara konstan dari air dan meningkatnya 30 gradien tekanan uap air antara produk dengan lingkungan sekitarnnya. Suhu daun 5oC di 0.1 1 10 100 1000 atas suhu atmosfer adalah ekivalen dengan LOG TIME (Min) peningkatan gradien tekanan uap air yang menyebabkan pengurangan sebanyak 30% kelembaban relatif udara sekitarnya. Dengan Gambar 2. Hubungan antara suhu dan log demikian tanaman beringin yang ditempatkan lamanya exposure yang dibutuhkan untuk pada suhu 39oC selama 4-12 hari, akan menimbulkan kematian. menyebabkan desikasi daun, sehingga mengurangi mutu tanaman. maupun denaturasi protein adalah kerusakan Tanaman dapat merespon stress panas dengan disebabkan oleh eksposure yang akut terhadap merubah toleransinya terhadap panas itu suhu tinggi. Namun mekanisme kerusakan sendiri. Cara penghindaran ini dapat yang pasti belum diketahui. Kerusakan dilakukan dengan mengurangi laju respirasi, diperkirakan disebabkan oleh pemecahan meningkatnya pembentukan senyawa yang metabolat, ketidakseimbangan metabolisme, dapat memantulkan energi radiasi, atau faktor-faktor lainnya. meningkatnya transpirasi, dan cara lainnya. Tanaman dapat berubah dalam toleransinya Pengaruh utama atau primer secara tidak terhadap suhu tinggi dengan cara merubah langsung dari stress suhu tinggi adalah komposisi kimianya dan kandungan air. terhambatnya sintesis pigmen, permukaan Sebagai contoh, banyak spesies memberikan terbakar (sun scald pada anggur, cery dan respon terhadap stress panas dengan cara tomat), dan lesion dan pemecahan protein. mensintesis satu set protein yang baru dikenal Untuk tomat, suhu tinggi dapat merubah sebagai heat shock protein, sementara dia pembentukan pigmen selama pemasakannya. menekan sintesis kebanyakan protein normal. Pada suhu 32-38oC hanya pigmen kuning Protein-protein tersebut terbentuk selama berkembang dengan terbentuknya pigmen exposure terhadap perlakuan 39-41oC, lycopene, pigmen merah akan dihambat. menyediakan perlindungan termal terhadap Lembeknya buah tomat selama pemasakan shock panas berikutnya dengan suhu 45-48oC, dapat juga dihambat oleh suhu tinggi, yang biasanya menyebabkan kematian.
no reviews yet
Please Login to review.