Authentication
420x Tipe DOCX Ukuran file 0.59 MB
BAB V. IKAN DAN HASIL PERIKANAN LAIN Banyak sekali komoditi pangan yang dihasilkan dari perairan antara lain ikan, udang kerang, tiram, kepiting, teripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya. Ikan pada umumnya lebih banyak dikenal daripada hasil perikanan lainnya karena jenis tersebut yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi. Sebagai bahan pangan, kedudukan ikan menjadi sangat penting karena mengandung protein cukup tinggi sehingga sering digolongkan sebagai sumber protein. A. Jenis Menurut tempat hidupnya dikenal tiga golongan ikan yaitu ikan laut, ikan darat, dan ikan migrasi. Ikan laut adalah ikan yang hidup dan berkembang biak di air asin (laut, samudera, selat). Golongan ikan laut ini dapat dibagi lagi menjadi 2 yaitu ikan pelagik dan ikan demersal. Ikan pelagik adalah ikan yang terutama hidup di daerah permukaan, misalnya ikan tongkol, mackerel, lemuru, ikan terbang atau herring . Golongan ikan yang terutama hidup di daerah dasar atau tempat yang lebih dalam disebut ikan demersal, misalnya cod, kakap dan hiu. Ikan darat adalah ikan yang biasa hidup dan berkembang biak di air tawar seperti sungai, danau, kolam, sawah dan rawa. Contoh ikan darat yang banyak dikenal antara lain ikan mas, mujair, tawes, gurame, lele, sepat, dan gabus. Golongan ikan yang hidup di laut tetapi bertelur/berkembang biak disungai-sungai disebut ikan migrasi, misalnya ikan salem. Bentuk bermacam-macam mulai dari bentuk peluru torpedo, panah, pipih sampai berbentuk ular. Ikan yang berbentuk peluru torpedo misalnya ikan tuna, salem, cod dan herring. Ikan perang berbentuk seperti panah, ikan tambak berbentuk pipih dan yang seperti ular adalah ikan belut. Meskipun bentuk ikan bermacam-macam, tetapi pada umumnya berbentuk simetris jika dilihat dari penampang melintangnya. Daging merah ikan terdapat di sepanjang tubuh bagian samping di bawah kulit, sedangkan daging putih terdapat di seluruh bagian tubuh ikan. 52 Gambar 10. Ikan air asin dan ikan air tawar B. Komposisi Kimia Daging Ikan Meskipun dikatakan daging ikan merupakan sumber protein dan lemak, tetapi komposisinya sangat bervariasi antara ikan yang satu dengan ikan yang lainnya. Adanya variasi dalam komposisi baik jumlah maupun komponen penyusunnya disebabkan karena faktor alami dan biologis. Faktor biologis (intrinsik), yaitu faktor-faktor yang berasal dari jenis (individu) ikan itu sendiri. Yang termasuk golongan faktor ini adalah jenis atau goloogan ikan, umur, dan jenis kelamin. Jenis atau golongan ini merupakan faktor yang besar sekali pengaruhnya dalam variabilitas komposisi daging ikan. Masing-masing jenis ikan bahkan masing-masing individu ikan meskipun termasuk dalam satu jenis, komposisi kimianya dapat berbeda. Adanya variabilitas ini kadang-kadang sukar diadakan generalisasi. Peranan umur dalam variabilitas komposisi kimiawi tampak nyata pada kandungan lemak daging ikan. Makin tua ikan kandungan lemaknya condong makin banyak. Sedangkan pengaruh jenis kelamin terutama erat hubungannya dengan kematangan seksualnya atau kedewasaannya. Pada umumnya apabila ikan makin matang seksualnya akan makin aktif gerakannya, sehingga mendorong untuk memenuhi kebutuhan energinya dengan banyak makan. Demikian pula kebiasaan ikan (habitat) sangat mempengaruhi komposisi dagingnya. Ikan-ikan yang buas biasanya makan daging jenis ikan lainnya, olehnya itu komposisi dagingnya juga akan lain dengan ikan-ikan yang hanya makan jenis tumbuhan laut. Faktor alami (ekstrinsik), yaitu semua faktor luar, yang tidak berasal dari ikan, yang dapat mempengaruhi komposisi daging ikan. Golongan faktor ini terdiri atas daerah kehidupannya, musim dan jenis makanan yang tersedia. Daerah kehidupan ini erat sekali hubunganya dengan sumber makanan baik dalam 53 hal jumlah maupun jenisnya. Musim sangat mempengaruhi kehidupan fisiologis ikan. Dengan kata lain siklus kehidupan ikan setiap tahun sangat dipengaruhi oleh musim. Musim juga berpengaruh pada tersedianya makanan. Pada suatu waktu tidak terdapat atau sedikit makanan yang ada. Dalam keadaan demikian biasanya ikan mengadakan migrasi (perpindahan ke daerah baru) untuk mencari sumber-sumber makanan dan kondisi kehidupan yang cocok. Pengaruh musim tampak sekali pada kandungan air dan kandungan lemaknya terutama pada jenis-jenis ikan tuna, serden, dan parang-parang. Komponen-komponen kimiawi daging ikan yang berupa unsure-unsur tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan merupakan senyawa-senyawa yang kadang-kadang sederhana, dan kadang-kadang komplek. Senyawa-senyawa ini merupakan penyusun-penyusun sel dan jaringan daging dan sebagian merupakan zat-zat makanan yang berguna bagi manusia. Zat-zat tersebut adalah protein, lemak, vitamin-Vitamin, mineral dan sedikit karbohidrat. Komponen terbesar dalam daging ikan adalah air, kemudian disusul oleh protein, lemak dan zat-zat lainnya. 1. Air Air merupakan komponen dasar ikan, kadarnya berada sekitar 70 sampai 80% dari berat daging yang dapat dimakan. Kadar air rupanya berbanding terbalik dengan kadar lemak ikan, semakin tinggi kadar air semakin rendah lemak seekor ikan, sedangkan jumlah kedua komponen itu berkisar sekitar 80%. Oleh karena air dalam ikan mengandung berbagai senyawa kimia yang larut dan yang tidak larut, maka air dalam ikan tidak membeku pada 0°C melainkan mulai membeku pada suhu -1,1°C; pada -8°C hanya 90% air yang membeku. Air dalam jaringan daging ikan diikat sangat erat oleh senyawa koloidal dan kimiawi sehingga tidak mudah lepas oleh tekanan berat. Kekuatan penahan air pada daging maksimum pada ikan yang sangat segar, sedangkan pada ikan yang mulai membusuk, kekuatan itu jauh berkurang sehingga cairan itu mudah bebas. 2. Protein Komponen kedua yang penting adalah protein, kadarnya sekitar 18 sampai 20%. Oleh karena aktivitas enzim, reaksi biokimia dan bakterial, molekul protein 54 dapat diuraikan menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana yakni asam amino yang penting bagi pertumbuhan tubuh. Nilai dan komposisi asam amino protein ikan adalah sama baiknya dengan nilai asam amino mamalia lainnya. Pada proses pembusukan, protein akan mengalami tetapi ini hanya terjadi pada tingkat lanjut, sedangkan pada tahap-tahap permulaan tidak terjadi protein. Pada tahap lanjut pembusukan protein akan terpecah menjadi dipeptida, asam amino, trimetilaminoksida, dan senyawa-senyawa nitrogen lainnya. Kemudian lebih lanjut akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, misalnya putresin, isobutilamin, isoamilamin, kadaverin, dan lain-lain. 3. Lemak (Iipida) Minyak tubuh ikan terdiri dari trigliserida yang berbeda daripada lemak binatang, atau hewan. Letak perbedaan pertama, bahwa lemak ikan lebih banyak mengandung rantai-rantai asam lemak yang terdiri dari lebih 18 atom karbon (kebanyakan asam-asam lemak C dan C ), dan kedua bahwa asam-asam lemak 20 22 dari lemak ikan mengandung lebih banyak ikatan rangkap (5 atau 6 ikatan rangkap). lemak akan menghasilkan ransiditas yang tidak disukai. Ransiditas terjadi karena oksidasi atau hidrolisa lemak, yang keduanya dapat terjadi karena secara autolisa maupun karena kegiatan mikroorganisme. Ransiditas lemak berlangsung melalui tiga tahap yaitu autooksidasi, lipolisis oleh enzim-enzim lipase dari mikroorganisme, dan lipoksidase oleh enzim-enzim lipoksidase. 4. Karbohidrat (Glikogen) Jumlah glikogen dalam daging ikan hanya sedikit, yaitu 0,05-0,86%. Glikogen terdapat di dalam sarkoplasma diantara miofibril. G1ikogen merupakan sumber terbentuknya energi pada aktivitas otot. Glikogen dalam daging sifatnya tidak stabil, mudah berubah menjadi asam laktat melalui proses glikolisa. Pemecahan ini berlangsung sangat cepat sehingga pH daging ikan dapat turun yang dapat menyebabkan aktivitas otot naik. Jumlah asam laktat bervariasi antara 0,005 – 0,43%. 5. Garam-garam Mineral Kandungan garam mineral pada daging ikan juga bervariasi. Kandungan yang terbanyak adalah garam-garam posfat, kalsium, potassium, sodium, 55
no reviews yet
Please Login to review.